Chereads / Kejebak Cinta Mr.Arrogant / Chapter 22 - 22. Ada Apa Mas?

Chapter 22 - 22. Ada Apa Mas?

"Butuh waktu berapa lama untuk ambil minuman dan balik ke atas?!! Kau ngambil minuman nya di kulkas atau di Dubai?!" kata Hanif tiba-tiba datang ke dapur dan menghentikan percakapan Caca dan Sri.

"Ha?! Iya ini aku memang sudah mau kembali ke kamar kok mas!" kata Caca sambil langsung bergegas berjalan menaiki anak tangga dan menuju ke kamar lagi.

Hanif pun berjalan naik keatas menuju kamar nya lagi. Hanif merasa geram karna Caca dinilai lelet oleh nya. Sampai di kamar Hanif langsung mengambil dan membuka minuman kaleng favorit nya dan langsung menenggak nya sambil berdiri didepan jendela menatap pemandangan jalanan yang padat dan ramai.

Caca duduk diam menatap Hanif yang sedang menikmati minuman di tangannya. Saat ini Caca memiliki begitu banyak pertanyaan dalam benak nya yang tak sempat di tanyakan pada Sri, namun ia jugak tidak berani bertanya pada Hanif.

Caca hanya bisa menahan rasa penasaran nya sampai ia mendapatkan kesempatan lagi untuk bertanya mengenai semua ini pada Sri. Meski semua nya terlihat normal dan baik-baik saja, tapi dalam benak nya Caca meyakini ada sesuatu yang tidak baik-baik saja di keluarga ini.

Terlebih saat melihat sikap antara Hanif dan Mega yang begitu dingin dan kaku, Caca yakin ada hal yang salah dalam hubungan kakak beradik ini. Menyingkirkan sejenak segenap rasa penasaran nya, Caca bangun dari duduk nya dan berjalan ke kemar mandi untuk mandi dan bersiap karna hari sudah mulai gelap, waktu makan malam bersama akan tiba.

Melihat Caca yang berjalan menuju kamar mandi, Hanif menenggak habis minuman di tangan nya dan membuang kaleng nya ketempat sampah. Setelah itu ia berbaring di ranjag nya.

Saat selesai mandi dan bersiap Caca melihat Hanif yang tertidur. Caca berjalan mendekati Hanif untuk membangunkannya dan mengajak nya turun untuk makan malam bersama seperti biasa.

"Mas, sudah waktu nya makan malam" kata Caca membangunkan Hanif sambil menyentuh lengan Hanif.

"Kau turun terus, aku akan menuyusul mu!" kata Hanif menjawab dengan mata yang tetap terpejam.

Mendengar yang dikatakan oleh Hanif tanpa berkata apa-apa lagi Caca langsung berjalan meninggalkan Hanif yang tak ingin di tunggu oleh nya.

Saat menuruni anak tangga, Caca melihat Mega dan seorang lelaki yang asing bagi Caca hadir dan duduk di meja makan malam itu. Mega langsung menatap tajam ke arah Caca yang melihat kearah meja makan.

Dengan langkah kecil Caca terus berjalan ke meja makan, perlahan Caca menarik kursi tempat ia biasa duduk. Sesekali mata Caca menatap kearah tangga untuk melihat Hanif. Caca merasa canggung malam itu karna kehadiran Mega. Mega jelas terlihat tidak begitu menyukai Caca.

" Ca kok kamu sendiri nak?! Dimana Hanif?" tanya Sarita kepada Caca.

"Mas Hanif sebentar lagi turun kata nya mi" jawab Caca dengan nada bicara yang sangat lembut.

"Mi, pi, menantu baru kita ini bisnis dalam bidang apa ya? Kok rasa nya Mega belum pernah melihat atau mendengar nama nya di dunia bisnis selama ini?!" kata Mega bertanya kepada Saksena dan Sarita perihal Caca dengan tatapan tajam ke arah Caca dan nada bicara nya yang ketus.

Caca yang mendengar pertanyaan Mega sontak melongo dan terkejut. Caca merasa bingung jawaban apa yang harus di berikan nya untuk menjawab pertanyaan kakak ipar nya itu.

"Oh enggak, kak Caca ini bukan seorang pembisnis kok, malah kak Caca baru tamat SMA dan akan lanjut kuliah, itu pun atas ide brilian dari bang Hanif" kata Meca menjawab pertanyaan Mega dengan nada santai dan ramah nya.

"What?!! Baru tamat SMA? Baru tamat SMA langsung menikah?" kata Mega dengan sangat sinis pada Caca.

Caca hanya terdiam, ia masih tidak tahu jawaban apa yang harus di berikan nya. Caca merasa tidak menyangka kalau Mega akan membahas semua hal ini.

"So? Apa masalah nya nak? Memang sudah takdir Caca memeliki jodoh yang dekat dan langsung menikah" kata Saksena menyela percakapan anak menantu nya malam itu di meja makan nya.

"Iya, toh mereka menikah secara resmi juga kok, jadi tidak ada masalah, malah good news nya lagi, Hanif akan menguliahkan Caca" tutur Sarita sedikit menengahi percakapan anak-anak nya.

"Oh!! Jadi kamu menikah dengan niat seperti membeli asuransi untuk masa depan mu ya? " kata Mega yang kembali mencecar Caca.

"Oh enggak gitu kok kak, saya menikah karna saya sudah merasa mantap dengan mas Hanif kak, dan aku gak pernah meminta maf Hanif untuk kuliahkan aku, semua itu memang inisiatif mas Hanif sendiri dan aku gak tau apa-apa!" kata Caca yang menjawab dengan nada tegas tiba-tiba.

"Ya iya memang semua pasti ngomong nya begitu! Mana ada manusia yang mau melewatkan kesempatan emas!" kata Mega sedikit mencela Caca.

Melihat sikap Mega yang mulai keterlaluan Saksena mulai memperlihatkan ekspresi tidak suka dan marah, melihat hal itu Arga selaku suami Mega langsung menghentikan celotehan istri nya yang di nilai sudah kelewatan batas.

"Sudahlah sayang, cukup! Ini meja makan bukan tempat kamu mengintrogasi orang kan?!" kata Arga tegas.

"loh kenapa si sayang? apa ada yang salah sama yang aku katakan? Sudah dapat suami kaya raya, apa lagi? Jadi nyonya lah lagak nya!" kata Mega yang semakin ketus.

Caca mulai terpancing amarah nya, Caca ingin berdiri dan pergi meninggalkan meja makan, namun niat nya terhenti karna Caca sangat menghargai kedua mertua nya, Caca selalu mengingat pesan Naning, bahwa ia harus memperlakukan dan menghormati mertuan nya seperti kedua orang tua nya sendiri.

"Memang nya di dunia ini ada manusia bodoh yang mau melewatkan kesempatan emas dalam hidup nya?! Cuma manusia yang kehilangan akal sehat nya yang mau menyia-nyiakan kesempatan emas dalam hidup nya! Iya kan kak Mega?!!" kata Hanif tiba-tiba membalas perkataan Mega kepada istri nya.

Sontak semua mata beralih menatap kearah Hanif yang berdiri tepat di anak tangga terakhir. Sarita mulai terlihat panik dengan kehadiran Hanif ditengah-tengah sikap Mega yang tidam menyenangkan.

Caca yang melihat ekpresi semua orang langsung berubah seperti takut akan terjadi sesuatu, semakin meyakini bahwa ada sesuatu yang salah antara Hanif dan Mega. "Tapi apakah hal itu? Dan kepada siapa Caca harus bertanya untuk mendapatkan semua jawaban dari pertanyaan nya itu? Entahlah!" itulah rentetan pertanyaan yang terbesit dalam benak Caca saat ini.

"Mega, mami mohon nak, cukup ya?! Jangan memulai lagi nak, biarkan mami dan papi menikmati suasana hangat kebersamaan kita di meja makan ini ya?! Please, mami merayu kamu ya nak?!!" kata Sarita mencoba meminta Mega diam dan tidak melanjutkan sikap nya yang sudah kelewatan batas pada pertemuan pertama nya dengan Caca adik ipar nya.