Chereads / Kejebak Cinta Mr.Arrogant / Chapter 20 - 20. Sweet nya Mr.Arrogant

Chapter 20 - 20. Sweet nya Mr.Arrogant

"Siapkan semua berkas mu nanti aku suru supir jemput kalau memang diperlukan kehadiran mu" kata Hanif sambil berjalan.

"Berkas? Tapi mas! semua berkas ku masih dirumah ibuk, yauda deh aku kerumah ibuk buat ambil ya mas" jawab Caca dengan semangat sambil berbalik arah.

Melihat Caca yang begitu bersemangat ingin pergi. Saat Caca berbalik arah Hanif langsung menarik rambut Caca yang membuat Caca terhenti langkah nya dan meringis kesakitan.

"Aduh-aduh mas, sakiiiit mas?! Apa-apain sih main tarik-tarik rambut! Sakit mas!" kata Caca berteriak kecil karna kesakitan rambut nya di tarik Hanif.

"Lain kali, kalau ada orang bicara, dengarin sampai habis! Jangan main lari terus! Mau kemana kamu?" kata Hanif bertanya pada Caca.

"Lah!! Tadikan mas suru aku siapin berkas, nah berkas nya di rumah ibuk, jadi aku mau balik ke kamar mau siap-siap untuk kerumah ibuk ambil berkas nya! Duh lepasin mas sakit ni rambut aku" kata Caca menjelaskan pada Hanif sambil meringis menahan sakit karna rambut nya di tarik oleh Hanif.

Karna Caca meringis kesakitan dan meminta Hanif melepaskan rambut nya, Hanif pun melepaskan nya. Hanif tidak pernah berbicara dengan lembut kepada Caca. Ia selalu ketus dan kasar pada nya. Namun Caca tidak sedih karna ia sudah terbiasa dengaj sikap mr.arrogant nya itu.

"Gak perlu! Kamu cukup diam dirumah nanti biar aku suruh orang yang ngambil kesana!" pungkas Hanif.

" Loh emang nya kenapa sih mas kok bukan aku aja yang ambil sendiri mas ke rumah ibuk?!" tanya Caca dengab nada sedikit merengek pada Hanif.

" Mau lanjut kuliah atau duduk diam dirumah selama nya?!" tanya Hanif dengan nada marah sambil menggit gigi.

"Lanjut mas, lanjut!" kata Caca menjawab dengan cepat. Caca takut kalau sampai mr.arrogant nya berubah fikiran lagi.

Hanif langsung masuk kedalam mobil nya dan pergi meninggalkan Caca yang terdiam dengan tingkah nya. Saat di mobil Hanif tersenyum tipis melihat Caca dari kaca mobil nya. Seperti ada rasa puas jika melihat Caca seperti itu.

Setelah mobil Hanif tidak lagi terlihat di bayangan mata nya, Caca langsung masuk kerumah menuju kamar tidur nya. Begitu sampai di kamar Caca langsunh menuju meja kecil di dekat tempat tidur untuk mengambil telfon nya. Karna memang Caca sudah tidak sabar memberi tahukan perihal kabar gembira ini kepada Naning sang ibu. Karna Caca lanjut kuliah merupakan salah satu impian besar Naning.

Caca secepat kilat menekan nomor Naning dan langsung menelfon nya. Tidak menunggu lama, telfon langsung tersambung dan langsung di angkat oleh Naning.

"Hallo assalammualaikum buk, ibuk apa kabar? Bapak dan adik-adik sehat kan? Aku rindu sekali pada kalian" kata Caca yang langsung mencecar ibu nya dengan perkataab nya begitu telfon diterima oleh sang ibu tersayang.

"Waalaikumsalam nak, ibu baik alhamdulillah, bapak dan adik-adik juga sehat nak, kamu kenapa sih kok nada bicara nya sangat menggebu-gebu sekali?" kata Naning sambil tersenyum menjawab pertanyaan dari putri sulung kesayangan nya.

"Buk, Caca ada kabar baik nih, pasti Caca jamin ini akan buat ibuk senang banget!" kata Caca dengan nada riang gembira kepada Naning.

"Oh ya?! Kabar apa Ca?! Apa ibu aka segera punyak cucu ni?" kata Naning sedikit menggoda sang putri.

"Ihhh ibuk mah gitu! Apaan sih bu!! Buk mas Hanif mau kuliahin Caca sesuai dengan bidang apa yang Caca mau ambil" ujar Caca dengan semangat.

"Oh jadi itu?! Ibu fikir ada kabar apa! Jadi kamu uda putusin mau ambil bidang apa?!" kata Naning dengan nada sangat santai.

"Loh kok ibu reaksi nya seperti biasa aja sih buk?! Seperti tidak terkejut?!! Ibuk tidak senang ya dengan kabar ini?! Caca fikir ibu bakalan senang banget tadi" pungkas Caca kesal dengan reaksi datar sang ibu.

"Loh tentu ibuk seneng dong Ca, impian ibuk bisa menguliahkan kamu sudah diwujudkan oleh suami mu, kemarin saat Hanif mengatakan rencana nya itu pada ibuk, rasa nya ibuk seperti kejatuhan bintang-bintang nak" tutur Naning kepada Caca yang sudah hampir merajuk.

Mendengar perkataan Naning, Caca pun agak sedikit heran. Mengapa Naning mengatakan kemarin Hanif yang mengatakan semuanya kepada ia. Caca mulai bingung dan lanjut bertanya kepada sang ibu.

"Kemarin? Maksut nya gimana bu? Memang nya kemarin ibu ketemu mas Hanif di mana bu?!"

"Loh jadi kamu tidak tahu?! Memang nya Hanif tidak ada bilang apa-apa sama kamu?" kata Naning bertanya pada Caca yang seperti bingung dengan apa yang dikatakan nya tadi.

"Cerita? Cerita apa sih bu maksut nya? Jangan berbelit-belit deh buk, ga ngerti aku! Maskut nya apa? Ada apa sebenar nya?! Cobak ibu bilang semua nya sama aku ya?! Jangan buat Caca bingung bu" kata Caca yang sudah mulai penasaran.

"Hanif semenjak kalian sudah menikah, dia setiap hari, saat pulang kerja pasti singgah kerumah, ntah itu antarin makanan, atau belanjaan dapur, dan kadang kebutuhan adik-adik mu, nah kemarin saat mengantarkan keperluan sekolah adik-adik mu, dan Hanif sekalian bilang ke ibuk dan bapak kalau dia ada rencana mau nguliahin kamu" kata Naning menjelaskan kepada Caca.

Caca di buat terdiam mendengar cerita ibu nya itu. Caca dibuat sangat terkejut dengan cerita dari Naning. Caca merasa percaha tidak percaya dengan apa yang di dengar nya. Hanif yang bahkan hampir tidak pernah berbicara baik pada nya, namun selalu mengunjungi ibu nya dan begitu perduli dengan keluarga nya.

Seketika hati Caca terenyuh dengan sikap manis mr.arrogant nya. Caca langsung senyum-senyum sendiri. Caca merasa kalau mr.arrogant begitu perhatian kepada diri nya.

"Oh jadi begitu ya bu, Caca gak tahu apa-apa loh bu, mas Hanif tidak pernah bilang apa-apa sama Caca bu" kata Caca pada Naning sambil tersenyum.

"Yasudah kalau begitu Ca, ibu doakan semoga niat baik suami mu di lancarkan oleh Allah ya nak, ibu tutup dulu ya telfon nya, karna ibu mau lanjut menjemur cucian ya nak" kata Naning mengakhiri obrolan nya dengan Caca pagi itu.

Setelah telfon mati, Caca meletakkan telfon nya dan duduk di sisi pinggir tempat tidur. Caca mengambil foto Hanif yang terpajang di meja kecil dekat tempat tidur nya. Caca memandangi foto Hanif sambil terus tersenyum.

Saat Caca sedang hanyut tersenyum-senyum sendiri, tiba-tiba ada suara pintu kamar nya diketuk seseorang. Caca langsung meletakan foto Hanif kemabali di tempat nya dan bergegas membuka pintu untuk melihat siapa yang memanggil nya.

"Ada apa mbak?" kata Caca kepada pelayan yang mengetuk pintu kamar nya. Ternyata itu pelayan yang disuru oleh Sarita untuk memanggik diri nya karna ada kakak nya Hanif yang baru datang dari malaysia.

Mendengar yang dikatakan oleh pelayan, Caca langsung mengiyakan dan berjalan turun menuju ruang keluarga. Caca berjalan cepat-cepat sambil berfikir orang seperti apa kira-kira kakak ipar nya ini, dan apakah ia bisa menerima Caca atau tidak.

Caca turun dari tangga dan sampai diruang tengah, dan terlihat Sarita, Meca dan seorang perempuan berambut pirang berdiri menatap kearah nya.

"Oh jadi kamu istri nya Hanif?!" tanya wanita itu langsung kepada Caca.