Tak butuh waktu lama bagi Hanif untuk bersiap. Dengan stelan jas hitam dipadukan dengan kemeja dan celana serba hitam membuat karakter sang CEO keluar tanpa batas.
Ketika Hanif keluar dan berbaur dengan para rombongan yang sedang menunggu jemputan, semua mata menatap nya dengan tatapan takjub. Hanif begitu menarik perhatian bak seorang pangeran.
"Wah ganteng banget suami nya Caca!!" seru beberapa kerabat yang hadir dan melihat Hanif. Hanif dan Caca saling memandang satu sama lain. Tanpa mereka sadari mereka saling mengagumi satu sama lain.
Tidak terlalu lama menunggu, mobil yang menjemput seluruh keluarga dan kerabat yang akan ikut ke rumah Hanif pun tiba. Hanif dan Caca berjalan paling depan. Hanif dan Caca mamsuki mobil ferarri Hanif. Bayu, Naning dan kedua adik Caca serta rombongan lain menaiki mobil lain yang tersedia.
Jarak antara rumah Caca dan Hanif lumayan jauh, setidak nya jika ditempuh dengan mobil memakan waktu kurang lebih 45 menit.
Begitu memasuki kawasan komplek elit, Caca yang tadi nya duduk bersandar, sontak menegakan badan nya. Caca membuka kaca mobil itu dan melihat seluruh rumah yang di lewati nya.
Bagaimana Caca tidak terkejut. Ukuran rumah-rumah yang dilihat nya sangat lah besar-besar, jika dibandingkan dengan rumah nya, rumah-rumah disini lima kali lipat lebih besar bahkan ada yang lebih besar lagi.
"Tutup kaca mobil nya, duduk dengan tenang!" kata Hanif dengan nada datar sambil menutup kaca mobil. Hanif merasa apa yang di lakukan Caca seperti orang primitif pegunungan yang tak pernah melihat gedung-gedung dan hiruk pikuk kota.
Caca menjadi jengkel. Selalu saja apa yang dilakukan Caca salah menurut nya, terkadang Caca merasa bukan dijadikan calon istri atau istri, tapi seperti peliharaan nya saja.
Akhirnya mobil berhenti. Dan lagi-lagi Caca dibuat terkejut. Mobil yang dinaiki nya nyaris tidak bisa membuka pintu nya karna dikelilingi wartawan yang berkeruman seperti lebah berebut madu.
Caca heran dan terkejut ini acara makan malam menyambut besan atau ada penghargaan arits di televisi. Caca heran menatap Hanif yang tampak biasa saja melihat kerumunan itu.
"Kenapa? Kaget? Takjub? Berasa kayak lagi mimpi? Atau berasa jadi artis?" kata Hanif sombong kepada Caca yang terlihat kebingungan menatap nya.
Caca hanya terdiam, tangan nya menjadi dingin seketika dan kaki nya menjadi gemetar. Ini pertama kali nya Caca berada di situasi seperti ini.
"Tetap tenang, jangan norak! Jangan bicara apa-apa cukup turun dan gandeng tangan ku, tunjukan kalau kamu istri dari seorang CEO nomor satu dan kamu bukan lagi seekor itik dari got. Aku sudah menyulap mu menjadi angsa putih yang layak menjadi peliharaan diistana mewah" kata Hanif memperingatkan Caca saat pintu mobil dibuka oleh bodyguard nya.
Caca sebenarya geram dengan apa yang dikatakan Hanif yang sangat sombong dan merendahkannya. Namun Caca diam karna semua ini membuat ia seperti kehilangan nyalinya untuk memasuki dunia baru sebagai istri seorang CEO muda ternama.
Hanif merapikan rambut dan jas nya. Kemudian iya turun perlahan dari mobil mewah nya. Cahaya lampu dari kamerapun terus bersambut-sambut tanpa henti mengabadikan penampilan nya malam itu.
Hanif yang sudah biasa menghadapi ini tetap tenang, ia berjalan dengan percaya diri sambil mengancing jas nya untuk membukakan pintu mobil Caca dan menjemput keluar sang istri untuk memamerkan nya pada dunia.
Caca turun perlahan dari mobil dengan digandeng mesra oleh Hanif. Ratusan kamera berebut tak mau ketinggalan mengabadikan momen kebersamaan CEO yang terkenal dengan istri nya. Semua berteriak menyampaikan ucapan selamat pada pasangan pengantin baru yang masi hangat ini.
Caca terus menebar senyum manis nya kepada pemburu berita yang berkerumun mengelilingi nya. Meski jantung nya berdebar tak karuan, tangan nya jadi sedingin es dan kaki nya bergetar namun Caca sebisa mungkin tetap memperlihatkan wajah tenang dan tak putus tersenyum kearah kamera-kamera yang terus mengabadikan momen dirinya malam itu.
Hanif menuntun Caca berjalan perlahan menaiki tangga yang sudah dibentangi karpet merah sepanjang tangga hingga depan pintu rumah yang sebenar lebih pantas disebut istana oleh Caca.
Setelah Caca, Hanif dan rombongan memasuki area dalam rumah, pintu pun kembali ditutup rapat-rapat oleh para bodyguard yang sudah ditugaskan menjaga membuka tutup pintu.
Caca dan seluruh keluarga maupun tamu undangan yang hadir malam itu dibuat takjub hingga tak bergeming melihat rumah yang begitu tinggi dan mewah. Segala yang ada di dalam rumah itu terlihat bagaikan hiasan sebuah istana kerajaan jaman dinasti india.
"Waaaah, Caca menikahi seorang raja" gumaman seorang kerabat yang berdiri disamping Maymunah. Maymunah yang begitu menyepelekan pernikahan ini seketika mulut nya terbungkam oleh segala kemewahan yang ada di depan mata nya.
Kemudian Hanif berjalan mengarah ruang tengah rumah nya yang sudah disulap menjadi tempat makan mewah yang membuat para tamu merasa sedang mengahdiri undangan makan malam kerajaan.
Saksena yang melihat kehadiran mereka, langsung bergegas bersama Sarita istrinya menyambut kedatangan mereka. Besan dan para kerabat yang hadir dipersilahkan duduk di tempat-tempat yang sudah disiapkan dengan makanan mewah yang menggugah selera.
"Ini mimpi atau gimana ya pak?! Anak kita sudah melakukan kebaikan apa ya Allah sampai-sampai ia diberikan keberuntungan seindah ini ya pak" kata Naning berbisik mengutarakan ketakjupan nya kepada sang suami.
Caca terus dibuat terdiam tak bergeming dengan segala kemewahan yang ada dihadapannya saat ini. Caca lagi-lagi merasa seperti berada dalam mimpi. Caca terus menatapi kemewahan seleruh interior ruangan itu. Belum lagi hidangan yang di sajikan mirip seperti hidangan kerajaan di serial inda yang selama ini di tonton nya.
"Aku tau semua ini membuat kamu syok, tapi ada banyak mata yang memperhatikan mu sebagai istri seorang CEO muda yang sukses dan tampan, jadi jaga sikap mu nona penjual kerupuk" kata nya berbisik kepada Caca sambil menatap tajam pada nya.
Caca hanya mampu membalas perkataan Hanif dengan menendang kaki Hanif pelan. Saksena dan Sarita selaku tuan rumah pada hajatan mewah itu mempersilahkan para tamu dan keluarga menyantap dan menikmati hidangan yang telah disediakan.
Acara berjalan dengan suasana sangat hanga. Seluruh orang yang hadir mampu berbaur menjadi satu menjadi satu keluarga. Waktu berjalan tak terasa malam itu. Semua orang sudah selesai menyantap hidangan yang disediakan.
Diakhir acara Saksena mengucapkan terimakasih kepada seluruh orang yang sudah hadir malam itu. Kemudian semua orang yang hadir diberikan bingkisan sovenir pernikahan yang berbentuk kotak kecil berwarna purple.
Maymunah yang menerima sovenir itu pun langsung tertawa mengejek nya "rumah semewah ini hanya memberikan sovenir sekecil ini?! Ya ampun ini pelit atau gimana sih?!" tutur nya mengejek kepada tante nya Caca sambil membuka kotak kecil itu.
Maymunah dengan rasa tak sabar, diam-diam membuka langsung sovenir itu di situ. Setelah Maymunah membuka kotak itu, ekspresi wajah nya yang tadi nya sumringah mendadak berubah menjadi ekspresi terkejut seoalah ia melihat hal yang mengerikan di dalam sovenir itu.