Chereads / Kejebak Cinta Mr.Arrogant / Chapter 13 - 13. Bab Baru Caca

Chapter 13 - 13. Bab Baru Caca

Tante Caca yang melihat ekspresi terkejut Maymunah merasa heran, apa gerangan Maymunah yang tadi nya sangat riang tiba-tiba terlihat sangat syok seakan yang ada di dalam kotak kecil itu adalah setan.

"Buk! Ada apa? Kenapa tiba-tiba diam saja toh?!" tanya tante Caca kepada Maymunah yang masi membisu. Maymunah merespon pertanyaan tante Caca hanya dengan menatap kearah nya sejenak dan langsung mengembalikan pandangan nya ke kotak sovenir itu.

Melihat ekspresi Maymunah tante Caca pun jadi ikut merasa penasaran pada kotak itu dan langsung mebuka kotak kecil milik nya. Begitu kotak itu dibuka tante nya mejadi lebih terkejut dari Maymunah, sangking terkejut nya ia sampai tak sengaja menjatuhkan kotak yang di pegang nya.

Maymunah dan tante Caca seketika sama-sama menatap kearah kotak yang jatuh dalam keadaan terbuka. Mereka mentapa kotak itu dengan perasaan sama-sama terkejut. Ternyata yang membuat mereka terkejut bukan kepalang adalah isi dari kotak itu berapa sebatang emas murni. Tante Caca langsung membungkuk mengambil kotak milik nya yang jatuh.

Mereka dibuat diam seribu bahasa oleh sovenir pernikahan Caca dan Hanif. Bayu dan Naning melihat tingkah Maymunah itu merasa sedikit malu pada orang yang memperhatikan. Meski tak dipungkiri Naning dan Bayu pun dibuat terkejut dengan isi sovenir yang diberikan oleh pihak besan nya. Mereka merasa ini tak sepadan dengan apa yang mereka berikan untuk besan nya ketika acara di rumah mereka.

Malam semakin larut, sampailah kedua keluarga di ujung acara ramah tamah keluarga. Saksena mengucapkan terimakasih kepada para tamu dan memberikan sedikit ucapan manis sebagai penyambutan menantu baru mereka.

Setelah semua rangkaian acara selesai, tibalah saat nya Bayu dan keluarga berpamitan untuk pulang dan menitipkan putri kesayangan nya kepada keluarga baru nya. Bayu berharap Caca bisa menyatu dan menjadi kebanggan untuk rumah baru nya.

"Kami pulang dulu ya nak, ingat pesan ibu, kamu sudah bukan Caca anak gadis lagi, kamu sudah jadi istri dan menantu dirumah ini, jaga diri dan nama baik keluarga" kata Naning memberi sedikit nasihat kepada putri nya sambil mereka berjalan keluar rumah.

Bayu, Naning dan kedua adik Caca tak kuasa menahan tangis mereka saat harus berpisah dari Caca. Mereka yang selalu melewati suka duka warna kehidupan bersama, mulai saat itu harus belajar hidup terpisah dan tak lagi saling menatap atau memeluk setiap pagi nya.

"Ini adalah bab baru dalam hidup mu, akan seperti apa dan jadi apa kamu kedepan nya tidak ada yang tahu karna itu rencana Tuhan sang pemilik kehidupan, yang jelas kamu haru berusaha menjadi yang baik lagi hingga jadi yang terbaik dalam menjalani hidup ini" kata Bayu kepada Caca saat memeluk putri bungsu nya yang terus menangis.

"Kamu ga kehilangan kami keluarga mu, tapi kamu mendapatkan satu keluarga lagi yang akan menyayangi mu sepenuh hati dan kamu harus menyayangi dan merawat mereka seperti yang kamu lakukan pada ibu, bapak dan adik-adik mu sendiri" tutur Aminah sambil menghapus air mata di pipi tembem cucu nya.

Perlahan satu persatu tamu dan kerabat meningglkan tempat itu dan pulang kerumah masing-masing. Naning dan Bayu pun perlahan hilang dari pandangan mata Caca dibawa oleh mobil yang memang sudah dipersiapkan untuk mengantarkan mereka.

Saksena membawa kuluarga nya masuk. Hanif memerintahkan salah seorang pelayan nya membawa Caca masuk ke kamar Hanif untuk beristirahat, karna wajah Caca sudah sangat kelelahan.

Caca berjalan mengikuti pelayan yang mengantar nya. Pelayan itu pun berhenti di depan pintu kamar yang pintu nya saja lebih mewah dari pada pintu utama rumah Caca. Untuk masuk kedalam saja harus menggunakan sidik jari untuk membuka kunci.

Hanif datang dari arah belakang, rupa nya Hanif menyusul istri nya karna ia tahu pintu kamar tidak akan bisa terbuka tanpa sidik jari nya. Saat akan membuka pintu, Hanif mamasukan sidik jari Caca juga karna sekarang ini juga akan menjadi kamar Caca dan pasti Caca akan beraktifitas keluar masuk juga dirumah kamar itu.

Pintu kamar terbuka, Hanif manyuruh Caca masuk ke dalam dan mengingatkan untuk jangan lupa menutup pintu kembali, sementara ia harus kembali ke bawah karna masi ada beberapa tamu yang perlu dijamu.

Hanif pergi meninggalkan Caca sendiri. Setelah Hanif pergi Caca membuka lagi pintu kamar nya dan masuk ke dalam. Begitu masuk ke kamar Caca kembali dibuat melongoh oleh kemewahan kamar itu.

Caca berjalan ke arah jendela yang tertutup horden berwarna coklat gold. Saat kain itu di singkap nya maka tampak lah pemandangan malam seluruh kota dengan lampu yang menyala bagaikan taburan kunang-kunang yang indah.

Caca melangkah menuju sebuah pintu yang berada di bagian sudut kamar itu. Ternyata itu adalah ruang pakaian yang tersambung dengan kamar mandi. Caca takjub melihat seluruh isi ruangan itu.

Setelah selesai melihat-lihat, Caca keluar dari ruang itu dan kembali ke depan jendela untuk menikmati pemandangan malam dari seluruh kota. Caca merasa hidup nya kini bagaikan cerita di negeri dongeng yang biasa ditonton nya di televisi.

Caca terdiam hanyut dalam lamunan dimanjakan pemandangan indah gemerlap lampu kota. Saat Caca sedang terhanyut dalam lamunan nya, tiba-tiba ada yang mengejutkan nya dengan menyentuh pundak nya.

"Ehh..... astaga....!!! Kamu mau bikin jantung ku copot ya?!" kata Caca saat menoleh ternyata Hanif yang mengagetkan nya.

"Kenapa? Masi belum bisa terima kenyataan?!" kata Hanif kepada Caca sambil membuka jas dan masuk keruang ganti pakaian.

Caca merasa geram dengan kelakuan Hanif. Sambil menunggu Hanif selesai berganti baju Caca pun mengambil tas koper milik nya untuk mengeluarkan pakaian ganti nya.

Ketika ia mengeluarkan baju nya, Caca pun mengeluarkan satu buah foto keluarga nya yang terbingkai indah berwarna hitam. Seketika air mata nya berlinang teringat tentang keluarga nya yang kini hidup terpisah dengan nya.

Tak lama Hanif keluar dari ruang ganti dan langsung berbaring di kasur tanpa berkata apapun. Caca pun bergantian masuk keruang ganti untuk berganti pakaian dan bersiap untuk tidur juga karna badan nya pun terasa sangat lelah.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Caca kembali keruang tidur nya. Dilihat nya Hanif sudah tertidur. Caca meletakkan telfon nya di meja kecil dekat tampat tidur dan ia pun bersiap membaringkan tubuh nya di kasur.

Ketika Caca sudah merebahkan setengah badannya dan hendak menjatuhkan kepala nya di bantal, tiba-tiba Hanif menyeletuk " kamu mau apa?" tanya nya sambil tetap memejamkan kedua mata nya.

"Hah?! Apa?! Ya mau tidur lah! Mau apa lagi emang?!" Caca menjawab dengan nada ketus karna terkejut Hanif tiba-tiba bersuara

"Ya, silah kan tidur" kata Hanif lagi. Caca pun melanjutkan niat nya untuk tidur. Dia merebahkan badan nya di kasur dan langsung memejamkan mata nya sambil memeluk guling.

Tak lama Caca merasa ada yang menyentuh pundak nya. Caca pun membuka mata nya perlahan. Ternyata itu Hanif yang berdiri tepat di samping nya sambil memegang satu bantal dan selimut. Caca terkejut dan langsung bangun dan duduk kembali.

"Heh apa?! Mau apa kamu?! Jangan macam-macam kamu ya mas" kata Caca dengan nada bicara ketakutan.

"Bangun! Turun dan berdiri sekarang!" kata Hanif dengan wajah datar dan dengan tatapan mata yang tajam ciri khas nya.

"Hah? Ada apa lagi sih?! Gak tahu orang capek deh!!" jawab Caca kesal sambil turun dari tempat tidur dan berdiri dihadapan Hanif.

"Sekedar informasi untuk mu, ini kasur ku tempat tidur ku! Aku ga pernah berbagi kasur dengan siapapun dan gak akan pernah mau berbagi karna aku gak mau kalau sampai kasur ku kotor!!" kata Hanif dengan ketus.

"Loh, terus aku gimana?! Aku tidur di mana?! Tanya Caca heran dan bingung.

"Tuh disana!!" kata Hanif sambil mencampak kan bantal dan guling yang dipegang nya di sebuah sofa berwarna coklat tua.

"Kita sudah menikah, kita suami istri diluar sana! Tapi di kamar tetap jaga batasan!" Hanif melanjutkan perkataan nya dengan ketus.

Caca yang mendengar perkataan Hanif terkejut bukan kepalang. Seketika emosi nya mendidih. Caca merasa Hanif sedang mempermainkan nya. Caca benar-benar tak habis fikir. Apa sebenar nya yang ada di benak lelaki yang sudah menjadi suami nya ini.