Mobil berwarna putih itu terlihat asing bagi Sarita. Mobil itu tidak pernah dilihat nya menyambangi rumah nya seblum ini. Karna penasaran mobil siapa itu, Sarita berbalik dan berjalan menuruni tangga untuk melihat siapa gerangan yang akan turun dari mobil alphart berwarna putih itu.
Pintu mobil terbuka, sebuah kaki berkulit putih dengan sepatu heals berwarna merah maroon. Seorang gadis dengan postur tubuh putih berambut ikal panjang bewarna coklat cocacola menggunakan kaca mata berwarna hitam turun dari mobil.
"Ounty!!" sapa gadis itu kepada Sarita.
Sarita langsung tampak tersenyum bahagia melihat gadis itu. Dan langsung menyambut gadis itu dengan pelukan hangat dan langsung menggandeng nya masuk kedalam rumah untuk di kenalkan pada Caca anggota baru dikeluarga nya.
Didalam rumah, Meca sedang duduk mengobrol dengan Caca di sebuah ayunan dekat tepi kolam berenang rumah. Sarita melihat mereka duduk situ dan langsung menarik tangan gadis itu kearah mereka berdua.
"Hay girls, coba lihat siapa ni yang datang bertamu kerumah kita pagi ini" kata Sarita kepada Meca dan Caca yang terlihat sedang asik becerita. Meca dan Caca pun langsung berbalik melihat ke arah Sarita.
"Oh hay kak, kapan kakak balik ke sini? Gimana bisnis kakak?! Lancar? Uda selesai?!" kata Meca yang langsung berlari kecil dan memeluk gadis itu, mereka tampak begitu akrab seperti kakak beradik kandung.
"Hay Ca, aku baik! Aku baru sampai pagi ini dan seperti biasa aku langsung kefikiran mampir kerumah ini dulu sebelum pulang kerumah" kata gadis itu menjawab pertanyaan Caca dengan gaya seorang gadis yang periang.
Caca yang masi baru dikeluarga itu dan belum mengenal siapa-siapa dari kerabat Hanif hanya diam dan ikut tersenyum melihat percakapan antara Meca, Sarita dan gadis yang ia tak kenali itu. Caca meyakini ia pasti salah seorang kerabat keluarga suami nya.
Melihat Caca yang masi diam sendiri dibelakang dan hanya melihat percakapan mereka dari kejauhan, Sarita pun bergegas mendatanginya dan menarik Caca untuk dikenal kan kepada gadis yang tampak begitu cantik dan berpenampilan sangat menarik itu.
"Ca, kenalin ini Afia, dan Afia kenalin ini Caca" Sarita saling mengenalkan mereka satu sama lain. Lantas Caca dan Afia langsung berjabat tangan sambil memberikan senyuman hangat satu sama lain.
"Afia ini anak nya teman papi sejak masi muda, kami sudah seperti keluarga, Afia dan Hanif juga Meca sudah berteman dari mereka masih kecil-kecil dulu" sambung Sarita menjelaskan tentang siapa Afia kepada Caca.
Caca tersenyum ramah kepada Afia. Namun dari ekspresi wajah Afia ia tampak agak sedikit tak nyaman dengan keberadaan Caca di rumah itu.
Selain karna Caca tampak asing bagi nya, Afia merasa ada yang janggal dengan posisi Caca dikeluarga itu. Karna sejak kecil Afia mengenal keluarga ini, ia belum pernah melihat Caca.
Setelah berkenalan Caca pun permisi kepada mereka untuk masuk ke kamar. Sarita dan Meca pun membiarkan Caca masuk ke kamar untuk beristirahat.
Melihat Caca berjalan menaiki tangga, Afia semakin penasaran. Selama ini yang Afia tahu di lantai atas rumah itu hanya ada kamar Hanif dan Meca. Lantas siapa Caca dirumah ini. Untuk memecahkan misteri dikepala nya, Afia bertanya kepada Meca tentang Caca.
Sarita meninggalkan Afia mengobrol dengan Meca di tepi kolam. Ia memberi ruang untuk dua gadis yang sudah lama tak berjumpa untuk bebas mengobrol. Sarita berpamitan kepada kedua gadis itu untuk pergi karna ada perkerjaan yang harus dilakukannya.
"Itu Caca, istri nya bang Hanif! Sorry banget ya kak karna ga ngabarin kakak, karna emang semua nya tiba-tiba, kita aja orang rumah pada kaget banget kak" tutur Meca dengan semangat menceritakan perihal pernikahan abang nya.
Afia yang mendengar kabar pernikahan Hanif pun di buat terkejut bukan main. Afia baru tiga bulan berada di Malaysia karna ada urusan bisnis nya di sana. Dan sebelum ia ke Malaysia, hari-hari nya selalu dilalui nya bersama Hanif. Kini saat ia pulang, tak main-main, Hanif langsung memberikan Afia kejutan besar berupa kabar pernikahan nya.
Sejenak Afia terdiam. Mulut nya tak mampu lagi berkata apa-apa. Afia sangat terkejut. Bagaimana tidak, Afia susah berteman dengan Hanif sejak mereka masih duduk di sekolah dasar.
Afia tak pernah mau berpisah dengan Hanif. Hingga saat Hanif mengambil study bisnis nya ke Singapore, Afia pun mengambil study ke negara yang sama dengan Hanif.
Kini saat Afia meninggalkan sahabat sejak kecil nya itu, hanya hitungan bulan saja ia langsung di tinggal menikah tanpa kabar dan memberitahu nya pula. Hati nya sangat hancur dan sedih.
Tanpa banyak berbicara lagi, Afia langsung berpamitan pulang kepada Meca dengan alasan lelah dan ingin beristirahat. Saat ini bahkan Afia tak tahu bagaimana kacau nya keadaan hati nya mendengar kabar perihal pernikahan Hanif.
Meca pun mengantarkan Afia hingga Afia masuk kedalam mobil nya. Setelah mobil Afia bergerak pergi, Meca langsung masuk ke dalam rumah nya. Saat menaiki tangga hendak menuju kamar nya, Meca bertemu Caca yang ingin turun sambil membawa pakaian pakaian kotor. Meca bertanya hendak kemana kakak ipar nya itu.
"Eh kak Caca, mau kemana kak?" tanya Meca dengan nada sangat ramah. Karna Caca baru dirumah itu Meca takut kakak ipar nya itu mendapat kesulitan di rumah nya.
"Oh ini, mau kebawah sebentar, ada beberapa pakaian kotor kakak dan abang di atas, jadi kakak mau cuci dulu, takut nanti kebanyakan malah numpuk dan bau dek" jawab Caca sambil tersenyum.
Sontak jawaban polos Caca membuat Meca terkejut. Bagaimana tidak terkejut, jangankan mencuci pakaian nya, mencuci piring saja Meca tidak pernah melakukan nya. Namun bagi Caca itu merupakan kerjaan sekaligus tugas wajib.
"Kak! Kakak ga perlu lah repot-repot mencuci pakaian kakak dan abang sendiri, kita tu ada pelayan yang khusus buat cuciin pakaian kakak, abang, aku, mami dan juga papi kak" kata Meca sambil mengambil pakaian kotor yang di pegang Caca dan langsung berjalan ke arah dapur.
"Eh gak apa dek, ini udah perkerjaan yang biasa kakak lakukan, bukan hal berat kok dek Cuma mencuci segini, kamu tenang aja" kata Caca coba menjelaskan pada Meca sambil berusaha merebut kembali pakaian kotor nya yang di bawa oleh Meca.
"Ihh.... udah kakak diam dan nurut aja sama aku, atau nanti kita berdua bisa kena marah sama abang! Mau di marahin abang?!!" kata Meca menakuti kakak ipar nya.
Caca dibuat terdiam oleh adik ipar nya itu. Caca dibuat kehabisan kata-kata. Ia pun tidak ada pilihan lain selain mengikuti dan menuruti perkataan Meca.
"Mbak! Tolong kesini sebentar" Caca langsung memanggil salah seorang pelayan.
"Mbak, mulai hari ini kamu yang bertanggung jawab untuk urusan bersih-bersih dan pakaian kotor di kamar abang ya, aku gak mau lihat kak Caca lagi yang harus menggotong-gotong pakaian kotor ya" Caca memberi perintah kepada salah satu pelayan rumah nya.
Setelah selesai memberi perintah kepada pelayannya, Meca langsung membawa Caca naik lagi ke atas. Meca tidak ingin Caca tetap melakukan pekerjaan rumah lain nya nanti.
Caca dan Meca lalu masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat. Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa hari sudah mulai sore dan Hanif pun sudah bersiap hendak pulang kerumah.
Hanif langsung bergegas berjalan ke parkiran dan masuk kedalam mobil nya. Hanif langsung melaju kearah rumah nya. Saat Hanif tiba di persimpangan rumah nya tiba-tiba ada sebuah mobil ferarri hitam yang menghadang jalan nya.