Naning tetap tenang dan tersenyum ramah mendengar perkataan sinis mertua nya. Naning tau betul apa maksut dan tujuan perkataan Maymunah tadi. Namun Naning tak merasa bahwa ia perlu menjelaskan apa-apa kepada siapapun. Naning pun perlahan bergeser meninggalkan Maymunah dan menghampiri kerabat-kerabat yang hadir.
Maymunah terus merasa tak puas hati. Ia bergeser mendekati Luna adik nya Caca, namun Caca bergeser karna di panggil oleh salah seorang kerabat yang membutuhkan sesuatu.
Terlihat Bayu sedang duduk sendiri dengan segelas minuman di tangannya. Maymunah perlahan menuju kearah Bayu. Bayu melihat sang ibu yang menghampiri nya pun menyambut dengan senyuman hangat dan meminta Maymunah duduk di samping nya.
"Kata nya calon Caca ini orang kaya, tapi kok acara pernikahan ini gini-gini aja gak ada yang istimewa sih?" kata Maymunah mencibir.
Bayu dengan tenang menjawab apa yang dikatakan ibu nya "loh apa nya yang ga istimewa loh bu, jelas yang nama nya pernikahan itu sakral dan hanya sekali seumur hidup, kok ga istimewa sih?! Jelas ini istimewa bu" kata Bayu sambil tersenyum dan merangkul pundak sang ibu.
Masi tak puas hati Maymunah melanjutkan lagi " ya iya memang betul, tapi ini loh! Masak acara nikahan gini-gini aja, sekarang itu rata-rata, kalo nikah sama orang kaya itu pasti pesta nya diadakan di hotel, gedung atau tempat-tempat mewah lain" ujar Maymunah pada Bayu lagi.
Bayu tertawa kecil medengar perkataan ibu nya itu. " kok ngawur sih buk, yang paling penting dari pernikahan adalah SAH nya mereka jadi suami istri yang halal dimata Allah dan masyarakat bu, kalo acara dan yang lain-lain kan itu kan Cuma bagian dari perayaan dan rasa syukur aja, lagian ini adalah keinginan dari mereka berdua, biarlah bu mereka memutuskan apa yang mereka suka, selama itu tidak buruk dan merugikan, biar saja bu, kita doakan saja semoga pernikahan ini samapai ke syurga bu" tutur Bayu sangat tenang dengan senyuman yang tak putus dari bibir nya.
Kali ini Maymunah tak bisa lagi berkata apa-apa. Bayu pun lantas bergeser meninggalkan Maymunah dan menghampiri besan nya. Bayu ingin membicarakan acara selanjut nya yang sudah di rencanakan. Karna Saksena sudah terlihat akan meninggalkan acara untuk pulang.
"Bagaimana pak? Sudah mau pulang sekarang?" tanya Bayu pada besan nya sambil merangkul bahu nya.
"Iya, saya harus pulang sekarang dan memastikan persiapan disana sudah beres dan tidak ada kekurangan satu apapun" kata Saksena pada Bayu sambil berjalan kearah keluar.
Seperti rencana yang sudah disepakati. Setelah acara akad dan makan-makan bersama keluarga di rumah Caca. Malam hari nya acara akan bergantian pihak keluarga dan kerabat Caca yang akan kerumah Hanif untuk makan malam sekaligus menghantarkan Caca kerumah mertua dan suami nya.
Sore hari semua kerabat berpamitan pulang kerumah masing-masing untuk bersiap diri mengikuti acara nanti malam. Begitu pula dengan Caca dan Hanif yang masuk ke kamar untuk beristirahat sejenak sebelum bersiap lagi untuk rangkaian acara selanjutnya.
Hanif yang ikut masuk ke kamar bersama Caca terlihat kebingungan melihat sekeliling kamar Caca. Entah apa yang ada di benak nya sampai ia terlihat seperti bingung melihat bentuk kamar Caca.
"Ini kamar kamu?" tanya nya dengan wajah datar.
"Iyalah, jadi kamar siapa?" jawab Caca dengan wajah ketus sambil duduk bersandar di kasur nya, karna ia kelelahan seharian berdiri beramah tamah dengan para tetamu yang hadir dipernikahan nya hari ini.
Hanif terdiam, ia berjalan ke arah meja belajar Caca. Ditarik nya kursi yang ada disisi meja dan ia duduk di situ. Melihat Caca yang terlihat santai dan nyaman di kamar itu ia merasa heran. Tak lama berada di kamar itu, Hanif mulai berkeringat karna kepanasan.
"Tolong hidupkan AC sekarang, aku kepanasan ga tahan" kata Hanif sambil mengipas-ngipas diri nya dengan sebuah buku yang ada di meja itu.
Caca yang mendengar itu terkejut dan langsung berdiri menghampiri Hanif yang duduk sambil membuka jas putih yang dipakainya sepanjang acara tadi.
"Hah apa?! AC?! realy?!! Apa aku mimpi ni?! Yang bener aja dong, emang nya kamu lihat ada AC disini mas?! Hahhaaha" Caca mengolok-ngolok Hanif dengan geram.
Hanif hanya melihat kearah nya bergegas bangun dan berjalan keluar kamar. Ia keluar kehalaman depan rumah Caca dan duduk sejenak di ayunan yang ada di depan rumah Caca untuk mencari angin menghilangkan gerah ditubuh nya.
"Heh!! Kemarin belagak ngebet banget ngajak nikah aku! Sekarang sibuk ngeluh kepanasan! Mungkin ini teguran Tuhan buat laki-laki arrogant kaya kamu!" Caca mengomel sendiri di kamar.
Melihat hari yang sudah mulai gelap Caca bergegas membuka pakaian nya dan segera berjalan ke kamar mandi untuk bersih-bersih badan dan bersiap lagi ke acara selanjutnya.
Setelah Caca selesai mandi ia menggunakan pakaian yang sudah tersedia. Baju itu adalah yang di tempahkan khusus oleh Sarita untuk digunakan Caca saat pulang kerumah mereka pertama kali.
Bayu dan Naning sudah selesai berganti baju dan sudah siap untuk berangkat. Bayu memeriksa beberapa persiapan barang yang akan di bawa sebagai buah tangan keruma besan. Naning bergegas ke kamar Caca untuk melihat apakah Caca sudah siap atau belum.
Saat Bayu sedang mengecek persiapan buah tangan yang akan di bawa, terlihat Hanif duduk tersandar tertidur di ayunan pohon depan rumah nya. Bayu menghampiri nya karna terlihat Hanif belum bersiap dan berganti pakaian.
"Nak, kenapa kamu di sini? Kamu belum ganti pakaian nak? Sebentar lagi jemputan dari rumah mu akan datang menjemput dan membawa kita kerumah mu" kata Bayu yang membangunkan menantunya yang tampak kelelahan.
Hanif terkejut dan terbangun dari tidur nya. "Oh iya iya pak, saya ga sengaja tertidur tadi saat mencari angin pak, kalau begitu saya masuk dan siap-siap dulu pak" kata nya pada Bayu dan langsung bergegas berjalan masuk kemar lagi.
Caca sudah siap tinggal menunggu jemputan saja. Naning yang melihat nya pun senang. Namun Naning menanyakan keberadaan Hanif kepada Caca karna ia tak melihat Hanif di kamar itu.
"Loh Hanif mana Ca? Uda siap dia?" tanya Naning pada Caca.
Belum sempat Caca menjawab pertanyaan Naning, Hanif muncul dari arah belakang dan menjawab sendiri pertanyaan Naning yang mencari keberadaan nya.
"Hanif di sini bu, tadi mencari angin sebentar diayunan depan bu, enak juga ya ada ayunan, jadi kefikiran mau buat ayunan juga nanti di rumah bu" kata nya kepada Naning sambil tersenyum.
Naning pun tersenyum mengiyakan perkataan menantu nya itu. Naning mengajak orang yang merias Caca keluar kamar agar Hanif bisa segera berganti pakaian.
Caca yang sudah siap terlihat sangat cantik dibalut gaun panjang berwarna hitam dengan nuansa elegant membuat nya bak seorang tuan putri. Hanif yang melihat nya terpanah dan terpaku tanpa ia sadari.
"Udah gak usah bengong gitu! Kenapa kamu? Kaget ya mas?! Baru tau ya kalau aku secantik ini ternyata!" ujar Caca dengan gaya tengil nya kepada Hanif. Caca bangun dari duduk nya dan berjalan keluar kamar meninggalkan Hanif sendiri untuk berganti pakaian dan bersiap berangkat kerumah nya membawa pulang istri nya.