Chereads / Kejebak Cinta Mr.Arrogant / Chapter 6 - 6. Jalan Mempertemukan Takdir

Chapter 6 - 6. Jalan Mempertemukan Takdir

*****

Melihat kondisi mobil nya membuat Hanif tidak kuasa menahan amarah nya. Terlebih lagi Hanif sendiri memiliki sifat tempramen yang sulit dikendalikan.

Maklum ia merupakan anak laki-laki satu-satu nya dan berasal dari keluarga yang berkuasa. Jadi bukan hal aneh jika ia sedikit tempramen, angkuh, keras kepala. Namun jauh dari yang terlihat oleh orang, Hanif memiliki satu sifat yang hanya orang tertentu yang dapat merasakannya. Hanif sangat penyayang jika sudah mengenai soal perasaan dan keluarga.

Melihat keadaan Caca saja Hanif sudah bisa menebak bahwa Caca berasal dari kalangan menengah bawah, yang sudah pasti tidak akan mampu jika ia membebankan Caca untuk biaya ganti rugi mobil nya.

"sekarang juga aku mau kamu ganti rugi biaya aku perbaiki mobil ini" ujar Hanif sambil menunjuk arah kerusakan pada mobil nya.

"Iyaaaaa!! Tenang aja aku pasti ganti kok !memang nya berapa sih ?" jawab Caca dengan perasaan mulai takut.

"Dua puluh juta aja! Sisa nya biar gue deh yang tanggung, anggap saja gue sedekah!" ujar Hanif dengan nada bicara dan senyuman bengis nya.

Jelas saja uang dua puluh juta bukan jumlah yang main-main untuk seorang gadis penjual kerupuk yang baru tamat SMA seperti Caca. Mungkin satu tahun hasil ia berjualan kerupuk baru mampu mencapai nilai itu.

Dengan nafas tersengal-sengal Caca berkata "masak si cuma goresan begitu saja sampai dua puluh juta?!" ujar nya sambil metapa tajam ke arah Hanif.

"Heh, dua puluh juta aja itu belum cukup ya asal kamu tau aja! Ini bukan mobil mainan ya, tau kan mobil ini mobil apa?! Harga nya berapa?! Harga satu mobil aku ini aja, bisa untuk buka shorum sepeda motor!" jawab Hanif dengan kesombongannya.

Tragedi yang terjadi ditengah rintik hujan itu seperti nya memang sudah menjadi rencana dari sang pemilik skenario kehidupan atas segala hal di dunia ini.

Pertemuan tidak sengaja antara Caca dan Hanif hari itu menjadi awal dari perubahan jalan hidup mereka masing-masing. Takdir akan menyatukan dua anak manusia yang tidak saling kenal dan menjadikan mereka pelengkap untuk kekurangan satu sama lain.

Dari tragedi konyol hari itulah awal mula Caca dan Hanif bertemu. Caca memberikan nomor telfon dan juga KTP nya sebagai jaminan kepada Hanif bahwa ia akan membayar biaya ganti rugi atas mobil Hanif.

Entah apa yang ada di benak Hanif, setelah tiga hari kejadian itulah ia tiba-tiba datang kerumah Caca dan mengenalkan diri pada keluarga Caca sebagai teman dekat Caca. Dan ia jadi sering berkunjung kerumah Caca seperti hari ini.

"Yauda ayuk kita keluar sebentar jalan-jalan mencari angin, sekalian temenin aku makan, soal nya aku belum makan" ujar Hanif mengajak Caca untuk keluar dengan nada sedikit memaksa.

"Dih, kamu aja sana!aku mah ogah keluar sama kamu!" tolak Caca secara langsung untuk ajakan yang ditawarkan Hanif.

Tidak mau kalah dengan tolakan yang di lakukan oleh Caca, Hanif pun berkata dengan santai "oh oke kalau begitu tidak apa, kita bisa kok ngobrol di sini sama ibu juga sekalian" kata Hanif sambil menatap dan tersenyum sinis ke arah Caca.

Mendengar perkataan Hanif, Caca mejadi panik dan langsung berkata "oh enggak-enggak!ayuk kita keluar aja, sekalian aku juga ada yang mau di beli" ujar Caca agak sedikit gugup.

Dengan cara Hanif berbicara, Caca tau apa maksut dan tujuan Hanif berbicara seperti itu. Caca takut Hanif membahas masalah kecelakaan dan ganti rugi dihadapan Naning. Caca tidak mau menambah beban fikiran Naning.

"Iya, lagian kasian Hanif uda sempat-sempatin mampir pengen di temani kamu makan Ca, masak di tolak?! sana gih temeni Hanif sebentar"ujar Naning mencoba sedikit membujuk Caca sambil memegang pundak Caca.

Caca pun langsung bergegas masuk ke kamar nya untuk berganti pakaian. Setelah Caca selesai berdandan dengan dres bunga-bunga pink, sepatu flats panses hitam dan rambut ikal di bawah bahu yang di kuncir nya dengan pita berwarna pink senada dengan dres yang dipakai nya Caca pun kembali keluar menghampiri Hanif yang sedang menunggu nya.

Melihat penampilan Caca, membuat Hanif tidak mengedipkan kedua mata nya dan tanpa Hanif sadari mulut nya memuji penampilan Caca sore itu "gilaaaaa, cantik banget ni cewek motor pink" gumumam nya dengan nada sangat pelan.

Melihat Hanif yang bengong dan menatap nya dengan tatapan seperti seekor singa yang siap menerkam mangsa nya. Caca menyela bengongan Hanif dengan perkataan ketus nya.

"Heiii, ya ayok kita jalan. Jadi gak nih ? kalo gak jadi aku ganti baju lagi ni!" ujar Caca dengan kejudesannya.

Caca sendiri merupakan gadis yang judes dan ketus, watak ini terbentuk dan melekat pada nya karna faktor lingkungan dan pengalaman hidup yang telah dilalui Caca di masa kecil nya. Caca menjadi judes, cuek dan ketus karna sikap seperti itu yang di dapat nya saat Caca kecil dan keluarga nya sedang di berikan ujian hidup yang tidak mudah.

Di dalam mobil Caca hanya diam, menyandarkan kepala nya ditempat duduk mobil mewah itu sambil mata nya menikmati setiap pemandangan yang dilihat nya dari kaca jendela mobil mewah itu.

"Kita nikah yuk" celetuk Hanif memecah keheningan di dalam mobil yang sedang dinikmati Caca. Caca yang terkejut bagai mendengar geluduk disiang bolong pun, hanya mampu melongok kearah Hanif.

"Iya nikah, kamu tenang aja semua biaya dari A sampe Z aku yang akan tanggung!kamu ga akan ngeluarin uang sepeser pun!" ujar Hanif dengan gaya tengil nya.

Caca yang semakin ga mengerti dengan apa yang sedang di bicarakan oleh Hanif pun bertanya dengan nada penasaran dan wajah bodoh nya.

"hello…!!! Kamu ga sedang mimpikan tuan muda?! Kok kamu ngomong nya ngelantur sih! Bikin aku jadi takut aja deh" ujar Caca sambil sedikit mengguyon perkataan Hanif tadi.

"Oh yaaaa!kenapa ?! tentu aku serius dong!kamu ga percaya kalo aku mampu nikahin kamu?!" jawab Hanif dengan nada ketus dan sedikit kesel karna merasa di spelakan oleh Caca.

Dengan wajah yang tidak tau harus bagaimana Caca kembali menjawab perkataan Hanif "maksut nya apa sih mas? Kamu lagi ngelucu atau gimana mas?! Kamu ngajakin aku nikah? Kita ini bukan siapa-siapa lo mas, kamu dan aku itu cuma dua orang yang ga saling kenal, yang ga sengaja ketemu karna sebuah kecelakaan kecil loh !dan sekarang tiba-tiba kamu ngomongin soal ajak aku buat nikah?! Jangan ngaco deh mas!" ujar Caca dengan tegas sambil memalingkan wajah nya ke arah jendela mobil lagi.

Hanif sebenar nya sudah mempertimbangkan masalah mengajak Caca untuk menikah ini selama satu minggu belakangan ini. Dan hari ini Hanif memantapkan apa yang di fikirkan nya itu, dan mengajak Caca menikah secara langsung.

"Siapa bilang kita ga saling kenal ! Aku kenal kamu Caca, rumah kamu di gang sempit dekat jembatan, kamu punya dua adik perempuan, ibu kamu juga sayang banget sama aku, ayah kamu juga, dan seperti nya dengan apa yang aku lakuin selama sebulan ini cukuplah untuk menjadikan aku sebagai calon suami dan menantu terbaik" jawab Hanif dengan santai sambil terus mengemudi ferarri mewah milik nya.

"Udah deh jangan ngaco! Mending sekarang kita puter balik aja, aku uda ga ada mood buat nemenin kamu makan atau apalah!" jawab Caca semakin kesal.

Hanif pun lantas langsung memutar balik haluan setir mobil nya. Hanif bukan tipe laki-laki yang sukak bertele-tele atau tawar menawar.

Di laju nya mobil dengan kecepatan diatas 80km/jam dengan tujuan agar Caca ketakutan, dan melihat wajah Caca yang mulai takut karna ulah nya, Hanif pun tersenyum tipis merasa puas karna merasa berhasil menakut-nakuti Caca.