Chapter 26 - AKAL BUSUK SI BOSS

Setelah Annchi sampai ke apartemennya, dia pun ditahan sejenak oleh Gong Fai dengan tatapan ragu.

"Annchi tunggu!"

Annchi pun berbalik dengan tatapan datar. "Hmm?" Wanita itu terlihat sangat mengantuk sebab menunggu Fengying tersadar dari obat biusnya itu sangat lama.

"Umm, aku hanya ingin mengatakan ..." Gong Fai seakan ingin mengatakan sesuatu, namun, pria itu terus menahannya.

Annchi kembali bingung, tapi dia sama sekali tidak sadar karena kantuk yang perlahan semakin membuatnya tak bisa banyak berpikir lagi. "Hey, ada apa? Apa yang mau kau katakan?" Pertanyaan dari wanita itu pun kemudian membuatnya tersentak dari lamunannya.

"Hah? Ma-maafkan aku. A-aku, aku hanya ingin mengingatkan saja bahwa besok kita akan pergi bersama untuk mengunjungi mamamu. Kau ingat, kan?" katanya, mengingatkan.

Mendengarkan hal itu, sontak wanita yang pada awalnya sedang berusaha untuk menahan kantuknya dengan sekuat tenaga, langsung menepuk jidatnya. "Oh iya, aku benar-benar sudah lupa dengan hal itu. Padahal aku yang sudah memaksamu untuk mengantarku pergi menemui Mama. Baiklah kalau begitu, sampai bertemu besok, ya!"

Wanita itu kemudian tersenyum sambil melepaskan genggaman tangan Gong Fai dengan biasa saja. Sementara pria yang tangannya sedang dia lepaskan itu, hanya menatap ke arah jarak tangan mereka berdua yang semakin menjauh.

Dalam hatinya, pria itu pun berpikir, alangkah baiknya jika dia bisa terus menggenggam tangan wanita itu selamanya. Namun, tentu saja semua itu mustahil jika dia tidak menyatakan perasaannya kepada Annchi yang sama sekali tidak mengetahui bahwa Gong Fai menaruh perasaan padanya.

"Sudahlah, aku rasa, sekarang bukan saat yang tepat, dan juga sekarang ini aku tidak boleh memikirkan hal seperti itu. Baiklah, aku akan lihat kapan baiknya aku akan menyatakan perasaanku ini padanya," pikirnya dalam hati.

Annchi pun segera melambaikan tangan pada Gong Fai, kemudian beranjak masuk ke dalam apartemennya yang berada di lantai delapan, dengan terburu-buru.

Walaupun begitu, walau masih belum bisa untuk menyatakan perasaannya kepada wanita yang dia sukai, akan tetapi Gong Fai benar-benar berharap bahwa Annchi belum makan jatuh cinta kepada siapapun.

"Aku harap, hatimu belum dimiliki oleh siapapun, Annchi," gumam pria itu, sambil menatap lurus ke arah perginya wanita yang dia sukai itu.

Setelah Annchi sampai ke dalam apartemennya, wanita itu pun langsung tertidur dengan lelap.

***

KEESOKAN HARINYA.

JI. CORPORATION.

Keesokan harinya, seperti biasa, Annchi berangkat ke kantor pada pukul 07.00 pagi.

Dia menghela nafasnya sebelum dia masuk ke ruangan sekretaris yang tempatnya berarti tepat di depan ruangan CEO.

Tiba-tiba saja, banyak karyawan wanita yang datang menghampirinya untuk menanyakan bagaimana keadaan dari bos mereka.

"Annchi, apa yang terjadi kepada Tuan Ji kemarin? Ada yang mengatakan bahwa dia masuk rumah sakit, apakah itu benar?" Tanya salah satu karyawan kepadanya.

"Oh, itu. Iya memang benar, Tuan Ji memang masuk rumah sakit. Mungkin saja hari ini dia tidak ma-" baru saja dia ingin mengatakan bahwa mungkin Fengying tidak masuk kantor saat itu, tiba-tiba saja pria angkuh itu sudah berjalan lurus sambil tersenyum dari pintu masuk.

"Se-selamat pagi Tuan Ji!" Sapa para karyawan secara bersamaan, sambil berusaha untuk berdiri dengan beraturan.

Ji Fengying hanya menatap lurus sambil tersenyum ke arah wanita yang saat itu sudah menjadi penyebab utama dia tak bisa tidur semalaman.

Pasalnya semalaman, Fengying yang angkuh tak bisa melepaskan pikiran bahwa wanita itu telah memiliki pasangan. Namun saat ini, dia tidak akan kalah lagi karena dia akan mengeluarkan titah bahwa semua karyawannya tidak boleh ada yang memiliki pasangan saat dia bekerja menjadi sekertaris pribadinya.

"Selamat pagi," jawabnya datar. "Kenapa kau tidak menyapa bossmu?" Tanya Fengying dengan tatapan lurus ke arah Annchi yang sedari tadi sedang menunduk.

Mendengar apa yang dikatakan oleh pria yang amat dia benci itu, Annchi terpaksa mengangkat wajahnya sambil tersenyum palsu.

"Oh, hahaha, ma-maafkan saya, Tuan Ji. Saya tadi sedikit tuli, makanya saya tidak mendengar apa yang dikatakan oleh teman-teman karyawan lainnya."

Fengying terkekeh, dia tak pernah mendengar alasan yang begitu aneh sebelumnya. "Haha, benarkah?" Pria itu kemudian mendekatkan kepalanya ke arah telinga Annchi. "Kau ... bukannya sengaja, kan?" Mata mereka berdua pun bertemu.

Annchi menatap kesal, dengan kedua bola matanya yang tenggelam dalam kerutan dahinya itu. "Apa lagi yang sedang dia rencanakan? Aku sudah tahu, kalau di sedang tertawa seperti ini, pasti dia sedang merencanakan sesuatu yang gila!"

Sembari berpikir, tiba-tiba saja Fengying pun menyudahi obrolan itu kemudian bergegas memasuki ruangannya.

Saat dia sampai di dalam ruangannya, Bai Jiming pun keluar dengan membawa selembaran yang hanya ditujukan pada sekretaris pribadinya saja, Annchi.

"Selamat pagi semua, saya mempunyai sebuah pengumuman yang sangat penting. Ini adalah pengumuman yang diperintahkan langsung oleh Tuan Ji." Pria itu kemudian membuka selembaran kertas yang ada di tangannya, sembari bersiap-siap membaca apa yang ada dan tertulis di sana.

Annchi bisa merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi. "Sial, ada apa ini? Apakah ada sesuatu yang tak aku ketahui? Kenapa bulu kudukku-" selaras dengan ucapannya, Bai Jiming pun langsung mengeluarkan titah dari Fengying untuk Annchi.

"Mulai sekarang, khusus bagi sekretaris Annchi, dia akan selalu mengikuti Tuan Ji kemanapun, tidak ada alasan dan juga tidak ada pengecualian. Yang kedua, khusus sekretaris Annchi, dia diperintahkan bebas dari segala hubungan yang bisa memberatkan pekerjaan dan juga membebani pikirannya. Dengan kata lain, NO LOVERS!" Saat mengatakan itu, Bai Jiming pun berhenti sejenak sambil memperbaiki suaranya. "Yang terakhir, khusus sekretaris Annchi, selalu harus pulang dan diantar oleh Tuan Ji, atau supir pribadinya, ini menyangkut masalah pekerjaan. Karena kata Tuan Ji, sekretaris Annchi akan melakukan pekerjaan yang terlalu banyak, maka dari itu diperkenankan baginya untuk mendapatkan pelayanan sebagaimana semestinya. Sekian, terima kasih."

Bai jiming kembali ke dalam ruangannya. Sementara Annchi, wanita itu sedang menggenggam tangannya erat-erat dengan wajah yang bener-bener kesal setelah mendengar keputusan yang diberikan oleh bos paranoidnya itu.

"Sial, apa yang sedang dia rencanakan? Aku sudah tahu sedari tadi saat dia tertawa seperti orang gila, dia pasti sedang merencanakan sesuatu. Sialan. Kau benar-benar ... ."

Annchi-wanita yang tidak bisa menerima keputusan yang aneh dari Fengying, langsung masuk ke dalam ruangan CEO dengan terburu-buru. Sementara semua karyawan yang mendengar pengumuman itu, hanya bisa termangu tak sadarkan diri. Mereka mulai bertanya-tanya apakah hubungan antara sekretaris baru dan juga bos mereka itu.

Brak!

Tap. Tap. Tap.

Annchi membanting meja tempat pelaku utama dari amarah yang sedang dirasakan itu.

"TU-AN mu-da!" Dia menekan perkataannya.

"Iya, ada apa sekretaris Bai?" Dia tersenyum, bagai orang tak bersalah.

"Apa yang sedang Tuan rencanakan? Hah?"