Dalam suasana malam yang dingin, dengan Sinaran cahaya remang-remang dari lentera di dalam kamar yang sedang mereka tempati itu, membuat suasana semakin romantis dan tak terduga.
Annchi menatap tajam pria yang sedang memberatkan badannya pada Annchi, sambil tersenyum nakal menatap wajahnya.
Ada hasrat dalam hatinya yang memaksa dia untuk mendorong jatuh Fengying, namun, ada kenapa dia tidak bisa membawa tubuhnya untuk melakukan hal tersebut saat itu.
"Astaga, apa yang sebenarnya ada di dalam pikiranku? Kenapa aku sama sekali tidak bisa mendorongnya? Apakah aku jangan-jangan ..." Wanita cantik yang sedang banyak pikiran itu tiba-tiba saja tak bisa berpikir jernih lagi, saat bibir Fengying menekan bibir manisnya dengan lembut.
Cup!
Kecupan singkat pun berlalu begitu saja dengan kata Annchi yang terbelalak kaget, saat menyadari apa yang sedang terjadi kepadanya.
"Apa yang sedang kau-"
"Ssssh, diam! Kau banyak bicara, yah? Kalau kau terus banyak bicara seperti ini, maka aku sama sekali tidak mempunyai pilihan lainnya untuk membungkammu dengan bibirku. Apakah kau mau ... Sekretaris Annchi yang nakal?"
"What the-" Annchi terlonjak kaget, saat mendengarkan kata-kata yang baru saja keluar dari bibir pria yang sedang berada di atas tubuhnya.
Beribu kali dia terus berpikir, apakah ucapan seperti itu memang benar dikatakan oleh Fengying yang psikopat gila dan mesum itu?
"Tidak mungkin! Aku rasa aku memang benar-benar sedang berkhayal. Oke, sekarang aku harus memejamkan mataku, dan tunggu beberapa saat kemudian membukanya kembali."
Wanita cantik itu kemudian memejamkan matanya beberapa saat, dan seperti apa yang sudah dipikirkan sebelumnya dia pun membuka kembali kelopak matanya perlahan, sambil melihat apa yang sedang dilakukan pria yang ada di hadapannya.
Ternyata benar, masih pria yang sama yang saat itu sedang berada di atas tubuhnya.
"Oh astaga, ternyata aku sama sekali tidak berkhayal. Bagaimana ini?"
Sementara Annchi sedang sibuk dengan kenyataan yang saat itu dianggap sebagai khayalan belaka, Fengying malah menikmati paras cantik bercampurkan kebingungan milik wanita yang ada di bawah tubuhnya.
"Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa. Kenapa selama ini aku tidak pernah melihatnya dengan wujud yang berbeda seperti ini." Berita itu pun terus mengamati wanita yang berada di bawahnya. Tiba-tiba saja, dia pun teringat akan sesuatu yang sama sekali tidak boleh dia simpan dalam pikirannya.
Entah kenapa, setiap kali dia melihat tatapan dan juga perange dari wanita yang telah menjadi sekretarisnya selama beberapa minggu itu, dia malah mengingat sosok yang sama sekali tidak boleh diingat. Bahkan, sosok itu pun terlarang dalam kamus kehidupannya.
"Annchi," gumamnya secara tiba-tiba, yang sontak langsung mengagetkan wanita yang ada dibawahnya itu.
Annchi pun terlonjak kaget, saat mendengarkan pria yang ada di atasnya, mengucapkan namanya. Akan tetapi, dengan tatapan yang sama seperti saat dia menatap nya ketika mereka berdua masih duduk di bangku SMA.
Jantung wanita itu sama sekali tidak bisa berhenti berpacu. Dia mataku jika semua kebohongan dan juga penyamaran yang selama ini ditutupi, akan terbongkar jika pria itu mengetahui bahwa dia adalah Annchi yang telah menghilang dari kehidupannya.
"A-apa yang kau katakan?" Annchi sontak bertanya, setelah beberapa saat pikirannya itu mengalami loading berulang.
Dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar saat itu, hingga suara seseorang di depan pintu kamar yang sedang mereka tempati pun mengangetkan mereka.
Tok. Tok. Tok.
"Layanan kamar, Tuan, Nona. Apakah ada yang membutuhkan layanan kamar?"
Mendengar pelayan datang untuk menawarkan layanan kamar kepada mereka, membuat Annchi langsung mendorong jatuh tubuh Fengying yang saat itu sedang berada di atasnya.
Bruk!
"Aww, sakit! Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan? Kau kan bisa menyuruh aku untuk turun baik-baik."
Fengying menatap dengan kedua matanya yang menyipit pada Annchi, akan tetapi wanita itu sama sekali tidak peduli, yang penting dia telah terlepas dari belenggu Fengying yang saat itu sama sekali tidak ingin melepaskannya.
"Ce-cepat katakan kepala pelayan itu untuk membawa kan kita makanan. A-aku sudah menahan lapar sedari tadi kita berjalan. Cepat," pintanya dengan tatapan wajah yang sama sekali tidak melihat ke arah pria yang ada di hadapannya.
Fengying pun bangkit sambil mengenakan kemeja yang tadi dia telah lepaskan dengan sempurna kembali pada tubuhnya.
Setelah itu, Fengying pun pergi ke arah pria yang datang untuk menawarkan layanan kamar dan memesan makanan kepadanya.
"Cih, padahal kau bisa menelepon akan tetapi kenapa kau harus datang langsung ke sini?" Fengying marah, karena pelayan itu datang pada saat yang tidak tepat.
Pria yang sedang menerima amarah Fengying itu pun hanya menunduk takut, karena dia telah diberitahukan bahwa tuan muda yang menempati kamar yang sedang dilayani itu, adalah tuan muda yang sama sekali tidak boleh dia singgung. Makanya pria itu sangat berhati-hati dengan segala ucapan dan juga tindakan yang dia lakukan.
"Ma-maafkan saya Tuan Ji. Saya sudah menelpon dari tadi akan tetapi tidak ada seorang pun yang menjawab panggilan teleponnya. Makanya, saya pun akhirnya datang ke sini untuk bertanya langsung kepada Tuan Ji," ujarnya, dengan perasaan takut, saat menjawab apa yang ditanyakan oleh Fengying padanya.
Sebenarnya pria tampan itu masih sangat kesal terhadap apa yang sedang terjadi. Namun dia pun melepaskannya begitu saja, karena mengingat wanita yang ada di dalam itu pasti akan bawel jika dia memperkarakan semua hal yang sedang terjadi.
"Ck, ya sudah. Kalau begitu kau bawakan saja makanan yang paling terenak di hotel ini dan juga beberapa wine yang paling lama. Oh iya, satu lagi, bawakan juga cemilan yang biasanya disukai oleh wanita. Ingat, jangan pakai lama!"
"B-baiklah Tuan. Saya akan membawakannya sebentar lagi. K-kalau begitu, saya pergi dulu!"
Selain itu pun berlari terbirit-birit meninggalkan pintu kayu yang belum sempat tertutup dengan cepat.
Di dalam hatinya, dia mencoba segala cara agar tidak berlama-lama di sana dan tidak terus berbicara dengan Tuan muda itu.
Sementara melihat pelayan yang telah pergi, Fengying pun masuk kembali ke dalam kamar dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh sekretaris pribadinya itu.
***
BRAK!
"Annchi, apa yang-" pria tampan itu pun terbelalak, saat melihat kasur yang terbentang itu telah terbagi menjadi dua sisi.
"Kau, aku benar-benar akan membunuhmu kalau kau berani macam-macam. Sekarang, aku akan tidur di bagian sini, menggunakan ini! Dan kau, silakan tidur di atas. Terima kasih," jelasnya dengan tegas.
Fengying terlihat sangat marah dengan apa yang baru saja dilakukan oleh sekretaris pribadinya itu.
Namun, Annchi sama sekali tidak mau tahu. Dia hanya ingin tidur nyenyak, tanpa gangguan dari si mesum yang paranoid, pria yang ada dihadapannya itu.
"Cih, kau benar-benar membuatku gila, Annchi," gumamnya, dengan dahi yang berkerut jelas.