Chapter 27 - AKAL BUSUK SI BOSS 1.2

Tatapan membunuh dari wanita yang ada di hadapannya, sama sekali tak membuat Fengying takut. Dia malah terlihat santai menatap Annchi, bahkan sampai tertawa kecil yang tentu saja membuat wanita yang ada dihadapannya itu terlihat semakin kesal.

"Maafkan saya, saya tidak tahu apa yang sekretaris Bai katakan. Saya-" belum sempat Fengying selesai mengucapkan apa yang ingin dia katakan, tiba-tiba saja Annchi sudah mendekat padanya dan menarik kerah baju pria itu dengan kasar, sehingga wajah mereka berdua pun berdekatan dengan sangat.

"A-apa yang sedang kau lakukan?" Fengying berusaha memalingkan pandangannya dari wanita yang ada di hadapannya itu.

"Kau, kau pasti sengaja kan melakukan semua ini! Aku benar-benar sudah muat dan juga bosan terhadap sikap kurang ajar yang kau lakukan setiap hari! Aku ... Aku pasti akan ... Arrrgghhh!!! Sial!"

Annchi yang terbakar dalam emosinya sendiri itu kemudian mulai melepaskan kembali kerah baju yang telah ditarik dengan paksa, sambil terus mengalihkan pandangannya ke arah pria yang saat ini tengah senang setengah mati sambil menatap ke arahnya juga.

"Ada apa sekretaris Bai? Apakah kau akan menyangkal apa yang telah diperintahkan oleh atasan mu sendiri? Ingat, sekarang kau ini adalah sekretaris pribadi ku dan kau sama sekali tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar untuk berbicara kepadaku. Ingat, aku adalah Tuan Ji. Panggil aku dengan benar."

Mendengar apa yang dikatakan oleh pria dihadapannya itu, benar-benar membuat Annchi murka. Namun apa daya, dia sama sekali tidak bisa menolak apa yang telah diperintahkan oleh atasan mutlaknya itu.

Wanita itu kemudian mulai berpikir didalam hatinya bahwa hal ini bisa menjadi langkah awal untuk dirinya membalaskan dendam kepada pria kurang ajar yang telah menyebabkan dia meninggal dunia itu.

"Ba-baiklah. Kalau begitu sekarang saya akan kembali ke-"

"Hey, tunggu! Kau mau ke mana?" Annchi yang baru saja ingin pergi meninggalkan ruangan Fengying, sontak ditahan dari tangannya, dengan senyuman evil milik tuan muda psikopat yang ada di depannya.

"Ada apa lagi, TU-AN?" Rasa-rasanya wanita itu seperti akan menelan Fengying hidup-hidup, namun dia tetap menahannya. "Apa ada yang kurang jelas?" Lanjutnya, sambil tersenyum paksa.

"Ada." Fengying pun mulai tertawa bak iblis. "Kau, beberapa menit lagi akan pergi perjalanan bisnis denganku. Jadi kau harus menyiapkan diri dengan sebaik mungkin dan persiapkan semua berkas yang akan kau bawa!" Jelasnya.

Annchi benar-benar terkejut saat dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh bos kurang ajarnya itu. "Ke-kenapa saya yang harus pergi? Bukankah biasanya Tuan pergi dengan Sekretaris Bai Jiming? Saya rasa-" sayangnya belum sempat wanita itu menyelesaikan apa yang ingin dia katakan, Fengying-boss yang sekarang sedang tersenyum senang itu, menunjukkan padanya kertas pengumuman yang menyatakan dengan jelas bahwa apa yang dilakukan oleh Fengying, maka sekretaris Annchi harus mengikutinya kemanapun dia pergi.

"Ini! Lihat yang baik! Buka matamu besar-besar Nona muda!"

Annchi sama sekali tidak bisa berkutik saat dia menunjukkan kertas itu padanya. "Hahaha, be-benarkah? Ka-kalau begitu, Saya akan segera menyiapkan berkas-"

"Tidak perlu sampai keluar! Siapkan saja berkasnya di sini, sambil duduk di depanku!"

Fengying benar-benar iblis berwujud manusia tampan. Dia telah merencanakan hal itu sejak lama untuk membelenggu Annchi di sisinya, dan tidak akan pernah melepaskan wanita itu bertemu dengan pria lainnya.

Annchi pun bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan bos brengseknya itu? Pada awalnya dia marah-marah akan tetapi saat ini dia pun memaksa Annchi bersama dengannya hampir 24 jam.

"Sebenarnya, apa yang dia-" tiba-tiba saja wanita itu pun langsung terkejut di dalam khayalannya. "Jangan-jangan dia ... ? Oh astaga, aku benar-benar tidak berpikir sampai ke sana bahwa dia ternyata sudah ... Kyaaaa! Sebentar lagi pasti pembalasan dendam kok akan berhasil dan juga akan segera tercapai! Akhhhh, kyaaa! Benar-benar! Aku sudah tidak sabar lagi melihat wajahnya menderita."

Wanita itu pun tertawa di dalam hatinya, sambil mengikuti apa saja yang diinginkan oleh bos brengseknya itu. Hanya dengan begitu lah satu-satunya cara agar dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, dan juga bisa mencapai tujuan balas dendamnya, yang sejak lama telah direncanakan itu.

"Baiklah, Tuan muda! Saya akan melakukan apa yang dikatakan oleh Tuan muda!" Annchi pun tersenyum, seakan dia sedang merencanakan sesuatu dan Hal itu benar-benar membuat Fengying penasaran dengan isi hati wanita itu. "Kalau begitu, saya akan pergi keluar untuk mengambil tas dan juga berkas-berkas yang dibutuhkan, kemudian saya akan mengerjakannya di dalam ruangan Tuan muda. Permisi!"

Wanita itu pun langsung keluar dan mengambil tas, kemudian seluruh berkas-berkas yang dibutuhkan untuk perjalanan bisnis mereka berdua.

Sementara melihat wanita yang ada di hadapannya itu sama sekali tidak memberikan penolakan dan juga menunjukkan rasa kebenciannya, membuat Fengying mulai merasa curiga. Akan tetapi dia sama sekali tidak berpikir panjang terhadap kecurigaannya itu, dan malah melanjutkan akting sempurna yang telah dia rencanakan sebelumnya.

***

JAM PULANG KANTOR

Jam pulang kantor pun telah tiba. Semua karyawan yang ada di perusahaan itu beramai-ramai meninggalkan pekerjaan mereka yang telah selesai.

Sementara Annchi, ternyata wanita manis itu pun telah tertidur pulas karena mengerjakan pekerjaan yang terlalu banyak dan juga terlalu sering membungkuk sehingga pinggangnya itu terasa sakit.

"Sekretaris Bai, ambilkan aku-" perkataan pria itu pun terhenti saat dia mengalihkan pandangannya ke arah sekretaris pribadinya itu. "Ternyata, kau sudah tertidur?" Selanjutnya yang kemudian bangkit dari kursi yang sedang diduduki dan berjalan ke arah Annchi.

Pria tampan yang saat itu tengah melonggarkan dasinya beberapa senti, dan mengobrak-abrik rambutnya yang sudah kelihatan agak tidak rapi lagi, kemudian berdiri tepat di hadapan Annchi sambil menatap ke arah wanita itu tanpa berkedip sekalipun.

"Bulu mata yang panjang, bibir yang manis dan menggoda, pipi yang tirus dan merona, sebenarnya wanita ini sama sekali tidak ada yang buruk dari penampilannya. Akan tetapi kenapa, kenapa di dalam hatiku seperti ada perasaan yang benar-benar berbeda. Seperti aku sedang melihat orang lain di dalam wanita ini. Aku ..." Fengying pun tidak melanjutkan apa yang ingin dia katakan lagi saat itu.

Di dalam hati kecilnya, Fengying tahu bahwa wanita yang ada dihadapannya ini pasti tidak akan pernah menaruh hati padanya, dan tentu saja dia juga tidak akan pernah menaruh hati kepada wanita yang dianggap telah menjadi salah satu pesuruh dari nenek sihir yang selama ini menjadi ibu tirinya.

Namun, dia harus lebih mendekati lagi wanita yang ada dihadapannya untuk mengetahui apa sebenarnya yang ingin direncanakan dengan nenek sihir itu. Walaupun sebenarnya, jauh di lubuk hati Fengying yang paling dalam, pria itu sama sekali tidak ingin mengetahui kebenaran yang akan terbongkar nantinya.