Seperti janji, Aldrich pulang lebih awal untuk mempersiapkan makan malam bagi Rei dan teman-temannya. Ia sudah tak ingin mengingat lagi apa yang terjadi di kampus hari ini.
Ia memasak sendiri semua makan malam dan menyajikannya langsung pada meja makan. Aldrich memiliki kemampuan memasak dengan baik. Jadi daripada mengundang Chef, Aldrich lebih percaya kemampuannya sendiri.
Setelah menghidupkan alunan musik, bel pintu apartemennya berbunyi. Aldrich pun menyimpan celemeknya dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Jupiter menyengir di depan pintu lalu berjalan masuk tanpa diminta.
"Aku pikir kamu akan datang bersama Rei," ujar Aldrich sambil berjalan bersama Jupiter. Jupiter menggelengkan kepalanya.
"Aku baru pulang dari kantor! Sepertinya enak!" puji Jupiter melihat sekilas pada meja makan yang telah diatur oleh Aldrich. Aldrich tersenyum sambil menaikkan kedua alisnya dengan sikap agak angkuh.
"Sebentar! Aku harus menelepon!" Jupiter langsung berbalik meninggalkan Aldrich yang kemudian mengecek lagi apa yang kurang dari penataan mejanya.
Rei masuk ke dalam apartemen mewah milik Aldrich Tristan Caesar setelah dibukakan pintu. Ia masuk dengan senyuman dan Jupiter yang terlihat sedang menelepon sambil memarahi seseorang. Ia mengangkat satu tangannya pada Rei sambil terus berbicara dengan nada cukup tinggi.
"Siapa lagi yang dimarahinya?" tanya Rei pada Aldrich yang mempersilahkannya masuk ke ruang makan meninggalkan Jupiter di ruang tengah.
"Entahlah, sekretarisnya mungkin. Aku pikir bertunangan dengan Putri akan membuat Jupiter jadi pria yang lebih sabar? Phuufff!" sindir Aldrich sambil duduk dengan tenang seperti seorang aristokrat.
Terdengar alunan musik klasik milik Tchaikovsky, Symphony No. 6 in B Minor di seluruh ruangan membuat suasana jadi jauh lebih intens daripada romantis.
"Ald ... sejak kapan kamu menyukai Tchaikovsky?" tanya Rei dengan kening mengernyit. Aldrich tersenyum dan mengangkat gelasnya.
"Sudah lama aku menyukai musik klasik. Dulu aku sering mendengarkan Andy bermain melody Fur Elise karya Beethoven. Kami bahkan pernah mengolaborasikannya dengan musik Rock ... sebagai percobaan," jawab Aldrich sambil tersenyum. Rei pun ikut tersenyum.
"Kalau begitu, aku butuh kamu untuk pembuatan album baru The Heaten, drummer mereka ... aku kurang suka," ujar Rei lagi sambil ikut meminum wine yang dihidangkan untuknya.
"Aku hanya menggebuk drum untuk hobi."
"Lakukan hobi itu untukku sekali lagi," pinta Rei dan Aldrich hanya bisa menangguk pasrah sampai Jupiter datang dan ikut duduk.
"Aku coba memastikan dengan mencari nama Jewel Belgenza di daftar penduduk," ujar Jupiter setelah meletakkan serbet di pangkuannya.
"Lalu? Aku yakin kamu pasti gila?" sindir Aldrich dengan senyuman sinisnya seperti biasa.
"Ayolah, apa yang tak bisa didapatkan oleh Jupiter Zerdoun King? Tidak ada!" sahut Jupiter membual dengan sombongnya.
"Aku melakukan itu agar Rei tak dituntut jika saja pemilik nama asli Jewel kembali ..." Rei terpaku pada Jupiter. Aldrich pun ikut menoleh pada Jupiter setelah ia bicara seperti itu.
"Jewel Belgenza dilaporkan meninggal 14 tahun yang lalu oleh seorang petani. Mayatnya ditemukan di sungai dan ada laporan polisi tentang itu," sambung Jupiter lagi. Rei jadi makin mengernyitkan keningnya. Sementara wajah tersenyum Aldrich berubah dan ia melirik pada Rei.
"Itu artinya kamu bebas memakai nama dan identitas Jewel untuk gadis yang kamu tiduri itu. Dia tidak akan kembali." Jupiter menaikkan gelasnya setelah memberitahukan informasi yang ia dapatkan. Rei benar-benar terlihat aneh sekarang. Ia jadi terpaku menatap Jupiter.
Dan entah mengapa nama Jewel terlintas di kepalanya begitu ia harus meletakkan nama seseorang di perjanjian pranikah itu. Kini semuanya hanya tinggal nama.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Aldrich sedikit mengejutkan Rei yang terdiam cukup lama. Rei mengangguk dan tersenyum pelan, ia kemudian memulai makan malam tanpa bicara apa pun sama sekali.
"Bagaimana dengan Cass?" Aldrich mencoba iseng bertanya pada Jupiter. Rei tak mengangkat wajahnya dan hanya mendengar.
"Hilang ... tidak ada laporan kematian soal Cassidy Belgenza. Hanya ada Jewel." Aldrich mengangguk pelan dan ikut memotong makan malamnya perlahan.
"Ngomong-ngomong, memangnya Jewel ditemukan dimana?" Aldrich masih bertanya dengan santainya sembari memotong makanannya.
"Uh ... " Jupiter tampak mengingat sesaat dan berhenti makan.
"Kalau tidak salah namanya ... Crawford county, Pennsylvania!" jawab Jupiter cepat dan mengangguk. Seketika Rei berhenti makan dan wajahnya terangkat melihat pada Jupiter yang berhadapan dengannya.
"Apa katamu?" sahut Rei cepat dengan kening mengernyit dan ekspresi kaget.
"Memangnya kenapa? Apa kamu tahu sesuatu?" tanya Jupiter lagi. Rei makin mengernyitkan kening dan mengaitkan kedua jemari di atas meja. Pandangannya menunduk melihat pada piring-piring dengan beberapa menu makanan di depannya.
"Rei?" tegur Aldrich lagi. Rei baru menaikkan pandangan dan mengangguk.
"Aku tidak tahu ini kebetulan atau hanya ... entahlah. Ares tadi menghubungiku, dia ada di Boston mencari tahu siapa gadis itu. Dan dari hasil pencarian itu, Ares menemukan seorang panitia pra audisi yang mengingat dengan samar bahwa memang ada beberapa peserta dengan ciri-ciri yang aku maksudkan." Aldrich dan Jupiter sekilas menoleh satu sama lain sebelum melihat lagi pada Rei yang masih bercerita.
"Ares menunjukkan hasil pencarian awal kita dan panitia itu memberikan 10 nama peserta yang ia ingat berasal dari Crawford county. Aku tinggal nyaris sedikit lagi dan menemukannya ... masalahnya tidak ada satu pun dari formulir itu yang memiliki foto," sambung Rei dengan kesal. Aldrich sedikit mengangkat kedua tangannya ke atas dan Jupiter juga menghela napas berat.
"Sekarang aku baru tahu jika jasad Jewel ditemukan di kota yang sama. Itu seperti ..."
"Karma?" sahut Aldrich dengan cepat. Rei terdiam dan mengedikkan kedua bahunya.
"Entahlah, mungkin karma. Aku bukan orang baik, tentu saja Tuhan membenciku!" sindir Rei lalu menyesap lagi winenya. Aldrich yang tersenyum dan mengangguk pelan.
"Selesaikan makan malammu, setelah itu tanda tangani surat perjanjian pra pernikahannya. Besok Jupiter akan mulai membocorkannya pada pihak media. Kita lihat apa mereka akan mengejarmu untuk berita pernikahan palsumu. Setelah itu ... bye bye pria gay!" Aldrich menaikkan gelasnya untuk merayakan rencana mereka. Rei ikut mengangkat gelasnya dan saling mengadukan termasuk dengan Jupiter.
"Rei, akan aku lihat apa yang bisa aku dapatkan di Crawford. Aku yakin banyak hal yang tidak kita ketahui," tawar Jupiter pada Rei dan tersenyum diberi anggukan olehnya.
"Thanks, Dude!"
Aldrich, Rei dan Jupiter kemudian melanjutkan makan malam. Selama itu, Aldrich berusaha untuk menghibur Rei yang terlihat agak sedih karena kenyataan soal Jewel. Mereka bicara lebih santai tentang beberapa hal.
"Ald?" panggil Rei dengan santai. Aldrich pun menoleh pada Rei dan tersenyum.
"Bagaimana kuliah Chloe? Apa semuanya baik?" Aldrich jadi kehilangan senyumannya.
"Uh, semuanya baik-baik saja!" jawab Aldrich datar dan kembali makan dengan wajah agak tegang. Sementara Jupiter menyengir melirik pada Aldrich.