Chereads / Terperangkap Kebencian Cinta / Chapter 18 - Jealous Or ...?

Chapter 18 - Jealous Or ...?

9 TAHUN YANG LALU

"Selamat siang, sampai jumpa usai liburan musim panas!" ujar seorang guru pendamping pendidikan reproduksi mengakhiri sesi kelas dan menutupnya. Bunyi bel tak lama terdengar tanda seluruh kelas siang ini sudah selesai. Besok liburan musim panas dimulai. Sekolah akan sepi karena sebagian besar siswa akan liburan. Setelah mereka kembali ujian akhir akan dimulai.

Jupiter terlihat tengah berbicara dengan kembarannya, Ares. Mereka sepertinya masih membahas tentang penggunaan kondom. Sementara Aldrich tengah membereskan buku namun matanya menatap pada keranjang di atas meja guru yang berisi kondom untuk dibagikan pada siswa yang menginginkannya. Mereka tengah berada di masa pubertas dan diajarkan untuk bertanggung jawab pada segala keputusan dewasa yang diambil.

"Hei, Ald ... apa kamu tidak mau mengambil kondom itu?" goda Jupiter dengan isengnya. Aldrich yang terkesiap lantas menoleh pada Jupiter dan mengernyit heran.

"Kenapa bertanya padaku? Aku kira Ares lebih butuh!" tunjuk Aldrich mencela Ares. Ares tersenyum menyebalkan dan berjalan ke arah meja guru lalu mengambil beberapa kondom yang diletakkan di atas meja lalu memasukkannya ke dalam saku celana.

"Kamu benar-benar akan melakukannya ya?" tanya Aldrich membuka mulutnya tak percaya. Ares tersenyum dan berjalan keluar kelas meninggalkan kembarannya Jupiter dan Aldrich. Aldrich pun berjalan ke arah Jupiter sambil masih menatap ke arah pintu tempat Ares baru saja keluar.

"Saudaramu sudah pernah melakukannya ya?" tanya Aldrich pada Jupiter. Jupiter hanya mendengus terkekeh kecil dan berdiri merangkul Aldrich dan separuh menyeret ranselnya.

"Memangnya kamu masih perjaka?" tanya Jupiter dengan santai. Aldrich mengernyit dan menoleh pada Jupiter. Belum sempat ia menjawab, tak sengaja ranselnya beradu dengan pundak seseorang sampai Aldrich hampir terjatuh.

"Hei!" tegur Aldrich keras lalu berbalik dan itu ternyata adalah Chloe dan Putri.

"Apa!" sahut Chloe dengan ketus mendelik pada Aldrich seperti biasa.

"Apa kamu tidak punya mata?" Jupiter sudah berbalik dan menghela napas. Mereka pasti akan berdebat lagi. Chloe selalu meladeni Aldrich dan di sekolah mereka terkenal seperti api dan bara, sama-sama berlomba menjadi yang paling panas.

"Koridor ini bukan milikmu, jadi kalau kamu berjalan jangan berada di tengah!" sahut Chloe mulai keras. Jupiter sudah menggaruk kepalanya. Ia lalu melirik pada Putri yang mulai merasa tak enak karena tahu Chloe akan memperpanjang masalah kecil. Dan ternyata itu benar, Aldrich malah menghampiri dan memelototi Chloe.

"Semua orang berbagi jalan berjalan di koridor. Jangan egois dan bertingkah seperti tuan putri. Kamu tidak secantik itu, nenek sihir!" tukas Aldrich makin membuat Chloe berang. Ia paling benci dengan panggilan.

"Apa katamu, coba berani bilang sekali lagi. Akan kupatahkan tanganmu, berang-berang!" ancam Chloe mulai akan maju. Putri langsung menghalangi dengan memegang lengannya.

"Haha ... kamu bahkan tidak bisa menyentuh rambutku!" ejek Aldrich makin kencang.

"Ald, sudahlah!" ujar Jupiter memperingatkan tapi Aldrich begitu menggebu-gebu ingin mengalahkah Chloe.

"Dasar kurang ajar! Kamu pikir aku tak berani padamu, hah!" Chloe hendak menyerang Aldrich tapi dengan cepat Putri memegang, begitu pula dengan Aldrich yang dipegang oleh Jupiter.

"Ada apa ini?" tanya Andrew tiba-tiba berdiri di antara mereka dengan kening mengernyit pada Aldrich dan Chloe bergantian. Aldrich dan Chloe langsung diam. Chloe membuang mukanya sedangkan Aldrich memandang tajam pada mendengus kesal seolah hidungnya mengeluarkan api.

"Tidak ada, Andy. Mereka hanya mengobrol, hehehe!" ujar Jupiter ingin mendinginkan suasana. Andrew bisa melihat jika mereka baru saja berdebat. Ia agak sedikit mengernyit pada Aldrich yang tak bisa mengalah pada Chloe. Ia bisa melakukan itu pada gadis lain tapi tidak pada Chloe.

"Ayo!" Jupiter menarik Aldrich yang masih kesal setengah mati pada Chloe. Chloe pun dengan kesal pergi bersama Putri. Ia bahkan lupa pada Andrew yang memandangnya berlalu.

"Ada apa denganmu? Kenapa kamu bertengkar lagi dengannya? Dia hanya seorang gadis, Aldrich. Kenapa kamu tidak mengacuhkannya?" tanya Jupiter saat berjalan keluar dari bangunan sekolah dengan Aldrich. Aldrich berbalik masih dengan wajah kesal.

"Dia selalu menggangguku. Sekolah ini akan lebih baik jika dia tidak ada. Aku lebih suka dia menghilang!" Aldrich langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi.

Aldrich mendengus kesal selama perjalanan pulang menggunakan mobilnya. Ia bahkan belum berusia 15 tahun tapi sudah berani 'mencuri' salah satu kendaraan ayahnya saat orang tuanya tak ada di rumah.

"Dasar nenek sihir! Dia kira dirinya cantik!" gerutu Aldrich tak usai pada Chloe sama sekali. Jantung Aldrich masih berdetak kencang gara-gara pertengkaran tadi. Aldrich bahkan dengan kesal menepuk dadanya sendiri karena jantungnya yang menurutnya menyebalkan.

"Kenapa jantungku seperti ini setiap kali bertemu dia? Aissshh!" Aldrich makin terengah dan kesal. Ia mengebut untuk sampai ke rumahnya.

***

"HAPPY BIRTHDAY!" pekik seluruh tamu yang hadir saat memberi kejutan pada si kembar Jupiter dan Ares yang baru saja datang. Keduanya lalu mengembangkan senyuman dan langsung dihampiri oleh orang-orang yang mereka kasihi. Terutama kedua orang tua yaitu Vanylla dan Mars.

Tak hanya seluruh sahabat Mars King yang hadir namun juga seluruh sahabat si kembar King itu juga ikut datang. Termasuk Andrew Miller yang memperkenalkan Chloe sebagai kekasihnya.

"Selamat ulang tahun, Ares!" ucap Andrew begitu memeluk sahabatnya itu. Ares tersenyum lalu setelah melepaskan pelukan, ia ikut memeluk Chloe.

"Kalian datang berdua?" Andrew menaikkan alisnya dan mengangguk. Tapi Ares malah sedikit mengernyitkan keningnya terutama ketika melihat ekspresi Chloe yang sedikit malu-malu.

"Apa yang terjadi?" Andrew lalu menggenggam jemari Chloe dan tersenyum lebar.

"Kami pacaran!" Ares langsung membuka mulut dan bertepuk tangan.

"WOW!" ia malah ikut berteriak dan itu mengundang perhatian beberapa sahabatnya.

Devon, Brema dan Arion adalah yang pertama mendekat lalu Jason dan Divers ikut penasaran.

"Hei ... ada pasangan baru. Andrew dan Chloe!" pekik Ares dengan semangat.

"WOW!" semuanya ikut memekik bahagia dan bertepuk tangan. Jupiter dan Aldrich yang bersama Rei jadi ikut menoleh saat teman-teman mereka sedikit heboh saat Andrew membawa Chloe berdansa untuk yang pertama kalinya sebagai pasangan pacaran.

Wajah Aldrich sedikit berubah dan memilih untuk membuang pandangan ke arah lain saat ia mendengar pekikan Ares yang mengumumkan hubungan Chloe dan Andrew Miller.

"Aku keluar sebentar! Ada yang menelepon!" ujar Aldrich menjauhkan diri dari Rei dan Jupiter. Rei tersenyum mengangguk dan Aldrich pun keluar dari ruangan itu.

Ia masuk ke kamar mandi untuk menenangkan diri. Entah mengapa ia merasa seperti gerah dan napasnya sedikit tersengal tiba-tiba. Sebelah tangan Aldrich menarik dasi yang melingkar di lehernya dengan kesal.

"Shit!" gerutunya kesal lalu memejamkan mata.

Setelah beberapa saat, Aldrich lantas keluar dari kamar mandi dan akan kembali ke ruang pesta. Tapi di dekat hall, ia berpapasan dengan Venus Harristian, gadis impiannya sejak lama. Aldrich mengembangkan senyuman lebar pada Venus yang datang mendekat padanya.

"Hai, Ald. Kenapa kamu ada di sini?" sapa Venus ramah pada Aldrich. Aldrich mengedikkan bahu dan makin mendekat.

"Aku hanya ke kamar mandi sebentar." Venus tersenyum dan mengangguk. Sebelah tangannya kemudian terjulur dan menawarkannya pada Aldrich.

"Ayo kita masuk ke dalam. Aku ingin berdansa denganmu!"