Chereads / Terperangkap Kebencian Cinta / Chapter 22 - The Real Culprit

Chapter 22 - The Real Culprit

Aldrich menarik napas agak panjang usai menelepon Profesor Garliston atas jurnal ilmiahnya yang dipakai sebagai dasar dari pembuatan makalah Chloe Harristian. Baru kali ini perkiraan Aldrich salah besar pada Chloe. Ia tak mencuri ataupun menyontek sama sekali. Chloe benar, ia tak berbohong.

"Bagaimana, Doktor? Apa yang dikatakan oleh Profesor Garliston?" tanya Connor Archer mendekat pada Aldrich. Ia ikut penasaran dengan hasilnya. Aldrich tertegun beberapa saat dan tak masih tak menjawab.

"Doktor? Pak!" panggil Connor menegur lagi. Aldrich berpaling pada Connor dan mengatupkan bibirnya. Ia masih berdiri beberapa saat dan Connor jadi makin mengernyit cemas. Seperti ada badai yang akan terjadi sebentar lagi.

"Profesor Galiston mengatakan jika dia menurunkan jurnal itu sementara sampai pihak museum menyelesaikan masalah pemalsuan patung Dewa Jupiter," ucap Aldrich mengakui omongannya pada Connor. Connor langsung menaikkan kedua alisnya. Ia tak menyangka sama sekali.

"Jadi ... Nona Chloe Harristian ..." Connor sampai membesarkan matanya tak percaya.

"Dia tidak berbohong?" sambung Connor lagi dan Aldrich membuang napas panjang sambil melihat ke arah samping.

"Doktor, kamu harus menerima makalahnya kembali dan memberikan nilai A+ untuk Nona Harristian!" tambah Connor dan langsung mendapat delikan dari Aldrich.

"Apa maksudmu bicara seperti itu?" tukas Aldrich sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Doktor, Nona Harristian sudah membuat analisa yang mengagumkan tentang teori pembuktian keaslian dari patung dewa Jupiter itu! Dan dia hanya membaca dari jurnal Profesor Garliston yang menyangka jika patung itu bukan asli!" ungkap Connor memberikan alasannya.

Aldrich menggeramkan rahangnya. Ia tak mungkin mau mengakui salah dan kalah pada anak kecil seperti Chloe. Biar bagaimanapun, Chloe Harristian harus tetap berada di bawah kakinya. Jika ia mengetahui bahwa Aldrich adalah pihak yang bersalah, Aldrich tak bisa membayangkan seperti apa Chloe akan menjadikannya bulan-bulanan seumur hidup.

"Jangan sembarang bicara, Connor! Aku tidak akan menerima makalah si nenek sihir itu!" semprot Aldrich keceplosan memanggil nama kecilnya untuk Chloe yang tak diketahui oleh siapa pun termasuk Connor. Connor sampai kaget mendengar tapi tak segera menepisnya.

"Tapi Doktor, kamu tidak bisa menolak makalah itu lagi!"

"Aku tetap bisa menolaknya! Dia sudah membuat onar di kelasku, aku berhak menolak memberikan nilai padanya!" sanggah Aldrich masih bersikeras.

"Apa alasannya?" Aldrich balik melotot keras pada Connor. Kenapa Connor malah begitu ngotot untuk membela Chloe Harristian? Memangnya mereka berteman?

"Kenapa aku harus punya alasan?" sahut Aldrich berbalik lebih kesal.

"Karena ini adalah kampus dan dunia akademis. Jika Nona Harristian mengetahui akan hal ini, dia bisa menuntutmu dan kampus ini. Gelarmu bisa dicabut dan kamu bisa dipecat, Doktor!" jawab Connor mengungkapkan alasannya. Aldrich yang semula tegang dan marah perlahan jadi kendur.

Connor benar. Kenapa ia tak berpikir sejauh itu? Aldrich menolehkan wajahnya ke arah lain sambil memejamkan matanya dan berpikir keras. Ia tak mungkin menarik kata-katanya lagi pada Chloe. Tentu saja Aldrich tak akan mau kehilangan harga dirinya di depan Chloe. Nenek sihir itu bisa terbahak-bahak mengejeknya atas dasar kemenangan telak.

"Doktor?" tegur Connor lagi.

"Tidak! Aku tidak mau!" hardik Aldrich tanpa sadar. Ia tengah berpikir keras dan malah bergumam tak jelas. Connor sampai memegang lengan Aldrich untuk menyadarkannya.

"Doktor, apa kamu baik-baik saja?" Aldrich menoleh pada Connor dan sedikit mengepalkan tangan padanya tapi wajahnya tampak sangat berpikir.

"Aku, aku tidak bisa memberikan nilai itu untuknya! Jika aku menarik kembali kata-kataku, itu artinya aku bersalah!"

"Tapi kamu memang bersalah!" potong Connor dengan cepat.

"Connor!" tegur Aldrich sambil mendelik.

"Maaf, Doktor." Connor pun sedikit menunduk tapi tetap mendengarkan Aldrich.

"Aku tetap tidak akan menarik keputusanku." Connor sedikit menghela napas kecewa. Namun wajah Aldrich tetap berpikir tentang jalan keluar yang aman.

"Tapi Doktor, Nona Harristian tetap harus mendapatkan nilainya. Atau dia akan gagal mata kuliahmu," ujar Connor lagi.

"Aku lebih suka dia gagal," balas Aldrich dengan mengomel dan berkacak pinggang. Ia benar-benar kesal sekarang tapi Chloe tak bersalah dan itu membuatnya makin kesal.

"Doktor, ini bisa jadi masalah serius jika ketahuan ..." Aldrich mengangguk paham. Ia menarik napas panjang dan bersandar di pinggir meja kerjanya dengan sebelah tangan memegang sebelah dagunya. Ia tengah berpikir keras jalan keluar yang paling aman. Sementara Connor menunggu Aldrich mengambil keputusannya.

"Begini saja, alihkan dia pada Profesor Nadine Stanward saja. Aku akan menelepon Profesor Stanward untuk memeriksa makalah Chloe Harristian lalu memberikan nilainya padaku," usul Aldrich membuat Connor mengernyitkan keningnya.

"Kenapa tidak kamu saja yang langsung memberikan nilainya, Doktor?" Aldrich langsung berdecap kesal.

"Apa kamu tidak mengerti, Connor? Perempuan itu akan tertawa terbahak-bahak mengejekku karena kesilapan ini! Aku tidak mau itu terjadi!" tegas Aldrich jadi kembali kesal. Connor terdiam dan berpikir sejenak.

"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Connor dengan kebingungannya.

"Kamu cari Harristian itu dan katakan padanya jika dia ingin nilai untuk mata kuliah itu, minta penilaian dari Profesor Stanwald. Tapi jangan bilang jika itu cara dariku. Jangan bawa-bawa namaku!"

"Maksudmu apa, Doktor?" Aldrich lantas merangkul Connor seakan tengah memberikan misi rahasia padanya.

"Kamu berpura-pura mendapat ide karena kasihan padanya. Jadi kamu bicara dengan Profesor Stanwald dan mendapatkan jalannya. Bereskan?" usul Aldrich langsung memberikan rencana liciknya. Connor mengatupkan bibirnya dan menghela napas. Dia memang kasihan pada Chloe Harristian. Tapi bukankah cara itu sama dengan menipunya juga?

"Bagaimana kalau ketahuan?"

"Tidak akan ketahuan! Aku akan menghubungi Profesor Stanwald dan memintanya untuk menilai makalah Chloe. Dia bisa memberikan nilai A+ jika dia mau. Aku tak masalah!" Connor sedikit menunduk dan akhirnya mengangguk. Aldrich baru tersenyum dan mengangguk yakin.

"Sekarang keluar dan cari Chloe Harristian!" perintah Aldrich lagi lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi salah satu profesor yang merupakan rekan kerjanya. Connor yang masih ragu kemudian keluar menuruti perintah Aldrich untuk mencari Chloe.

Chloe terlihat tengah berada di sebuah bangku taman sedang berbincang dengan seorang mahasiswi lainnya. Connor pun berjalan mendekat dan mendehem untuk menarik perhatiannya. Chloe kemudian menaikkan pandangan pada Connor yang tersenyum ramah mendekat padanya.

"Maaf, Nona Harristian. Bisa kita bicara sebentar?" pinta Connor pada Chloe yang terperangah kala ia dihampiri oleh salah satu dosen sekaligus asisten Doktor Caesar. Chloe mengangguk saja dan Connor pun duduk di bangku berhadapan dengannya.

"Aku datang kemari setelah mendengar apa yang terjadi di ruangan Doktor Caesar baru saja." Chloe sedikit tersenyum dan mengangguk paham. Ia menundukkan pandangannya.

"Aku pikir semua mahasiswa berhak mendapatkan hasil dari karya yang mereka kerjakan. Jadi aku mencari cara lain agar kamu memperoleh nilaimu, Nona Harristian," sambung Connor lagi. Kedua alis Chloe ikut naik bersamaan dan ia menoleh pada Putri yang ikut bingung.

"Uhm, aku sudah bicara dengan Profesor Stanwald. Dan dia bersedia memberikan penilaian untuk makalahmu. Setelah itu aku akan memasukkan nilai itu ke dalam daftar sama seperti mahasiswa lain." Mata Chloe makin terbelalak mendengarnya. Ini tidak mungkin!