"Jupiter adalah putra bungsu dari titans Cronus dan Rhea, saudara Juno, Neptunus, Ceres, Vesta dan Pluto. Dalam mitos Roma kuno, ia adalah raja para dewa, penguasa tertinggi Semesta, dewa khusus umat manusia, personifikasi langit dan semua fenomena udara, penjaga ketertiban politik dan perdamaian dan dewa utama dari seluruh para dewa Olympian. Semua orang harus mematuhi kehendaknya atau akan mendapatkan hukuman yang tak akan bisa dibayangkan," ujar Aldrich memulai penjelasan pada mata kuliahnya hari ini.
Aldrich membahas kembali seperti tugas yang ia berikan pada para mahasiswanya tentang dewa tertinggi Romawi yaitu dewa Jupiter. Ia mulai mengajar lagi seperti biasa. Chloe yang ikut dalam kelas tersebut menyimak dengan baik apa yang dipaparkan oleh Aldrich di depan kelas.
"Jupiter secara luas dihormati oleh orang dahulu, dan kuil-kuil utamanya bernama Capitol di Roma dan tempat kudus Jupiter Amon di Libya juga dikenal di seluruh dunia. Kuil terkenal di Dodona juga didedikasikan untuknya ..." Aldrich memperlihatkan berbagai reruntuhan kuil serta restorasinya dalam bentuk sebuah animasi tiga dimensi yang begitu nyata.
"Wah, jika saja kita bisa ikut untuk merestorasi benda-benda peninggalan Romawi itu, itu akan sangat menyenangkan," bisik Knight pada Chloe. Chloe hanya menoleh sekilas dan tersenyum.
"Aku sudah melakukan identifikasi untuk beberapa peninggalan dewa Jupiter di kuil ..." Aldrich memperlihatkan bukti-bukti penelitian sekaligus usaha restorasi yang dilakukan oleh timnya.
Tak ada mahasiswa yang tak kagum melihat pencapaian Aldrich di usia yang sangat muda. Chloe hanya bisa menggigit bibir bawahnya melihat pencapaian Aldrich di dunia penelitian sejarah.
'Uh, coba aku bisa seperti dia! Aku pengen banget bisa ikut menemukan benda-benda itu dan merestorasinya!' sungut Chloe dalam hatinya.
"Seperti yang kita ketahui jika Jupiter juga merupakan planet dalam sistem tata surya kita. Ia merupakan planet terbesar yang bisa disebut sebagai seorang raja. Ada 12 satelit yang mengelilinginya dengan lima satelit atau bulan utama yang terbesar yiatu Io, Europa, Ganymede, Callisto dan Amalthea. Mereka semua dinamakan seperti nama-nama istri atau kekasih kesayangan dewa Jupiter." Chloe agak sedikit mengernyitkan keningnya.
Kenapa rasanya ia pernah mendengar tentang penjelasan seperti itu sebelumnya? Namun Chloe masih menyimak.
"Aku sudah memberikan kalian tugas untuk mengidentifikasi keaslian patung Dewa Jupiter pada museum Santorini tapi sayangnya ... tidak ada jawaban yang benar!" sambung Aldrich kemudian.
Connor Archer yang juga ikut masuk kelas tersebut jadi mulai memutarkan bola matanya melihat ke semua mahasiswa yang tampak kecewa pada kalimat yang baru saja diungkapkan oleh Aldrich.
"Semua menebak jika patung itu adalah asli tapi pada kenyataannya ... itu palsu!" tambah Aldrich lagi membuat seisi kelas jadi terkejut.
"Wah, ini benar-benar kejutan!" sahut Knight dengan wajah antusias. Ia menoleh pada Chloe yang juga kaget dengan mulut terbuka.
'Tunggu dulu! Bukankah aku sudah mengulas bahwa patung itu tidak asli? Kenapa dia mengatakan semua mahasiswa di sini salah? Apa aku juga termasuk? Tapi ... aku kan ...' berbagai pertanyaan langsung memenuhi benak Chloe. Namun Aldrich belum menyelesaikannya.
"Bagaimana itu bisa diragukan keasliannya?" Mahasiswa makin tertarik untuk menyimak karena informasi yang mereka akan dapatkan adalah yang paling menarik.
"Karena salah satu patung perwujudan Io yang merupakan sapi betina berwarna putih tidak terdapat pada patung Jupiter yang ditemukan. Io adalah kekasih yang paling dicintai oleh Jupiter dan dia butuh waktu yang sangat lama agar bisa bersama Io ..." Chloe makin terperangah mendengar penjelasan Aldrich.
'Oh, Tuhan! Dia mengopi jawaban dan analisa makalahku!' teriak Chloe dalam hatinya.
"Wah, Chloe ... Doktor Caesar benar-benar luar biasa! Bagaimana dia bisa membuat analisa seperti itu! Aku bahkan tak terpikir sama sekali!" sahut Knight malah balik memuji kehebatan Aldrich membuat simpulan yang luar biasa.
Tepuk tangan mulai bergema dan kemudian disambut oleh seluruh mahasiswa lainnya kecuali Chloe. Aldrich memberikan tangan seperti kode agar mereka bisa kembali tenang.
"Pendapat itu di dukung oleh Profesor Garliston yang menulis sebuah jurnal ilmiah tentang patung tersebut. Dan patung itu memang ..." Chloe dengan cepat menunjuk tangannya ke atas. Ia menginterupsi penjelasan Aldrich dengan sebelah tangannya yang mengacung tinggi.
Aldrich terpaksa tiba-tiba berhenti dan menarik napas kesal. Dengan wajah dingin tanpa senyuman ia sempat melirik pada Connor Archer yang menggeleng kecil sebelum ikut melirik pada Chloe.
"Ya, Nona Harristian?" Aldrich mempersilahkan Chloe.
"Bagaimana kamu bisa mengatakan jika Io adalah kekasih kesayangan Jupiter? Apa buktinya? Bisa saja patung itu memang asli tapi salah satu patung pendampingnya yang lain hilang!" semprot Chloe dengan nada sarkas dan sinis. Aldrich sempat memicingkan mata dan ia bisa merasakan jika Chloe sedang memojokkannya.
"Dua patung lainnya yaitu Ganymede dan Amalthea juga ditemukan dalam kondisi tak lengkap. Lebih lanjut lagi, ada teknologi yang disebut pengukuran usia artefak. Sama seperti saat kamu memotong suatu pohon dan kalian bisa melihat lingkaran umurnya, maka patung juga seperti itu ..." Aldrich berjalan mendekat pada meja Chloe seakan ingin mengintimidasinya.
"Patung itu di buat di abad 17, itu sudah jauh dari kekuasaan dewa Jupiter. Nona Harristian!" tambah Aldrich tak mau kalah. Chloe masih tak mau mengalah. Ia sudah kadung kesal karena Aldrich yang awalnya mengaku jika makalah Chloe tak memiliki dasar teori kini malah dipakai Aldrich dalam mata kuliahnya.
"Aku tidak terima!" pekik Chloe tak sadar. Aldrich yang sudah berbalik akhirnya kembali berbalik mendelik pada Chloe. Begitu pula dengan seluruh kelas yang langsung menoleh keheranan pada Chloe. Connor Archer yang berada di sudut ruangan ikut menunduk dan mengurut kepala. Chloe pasti sudah mengetahui jika Aldrich telah mengambil bahan makalahnya.
"Apa katamu?" balas Aldrich seperti tanpa rasa bersalah. Chloe terperangah tak mengerti dengan sikap Aldrich. Namun bibir Chloe tak bisa serta merta menyerang. Ia langsung sadar jika dirinya bisa merusak reputasi Aldrich jika semua orang tau.
"Katakan Nona Harristian, apa yang tidak kamu terima?" tanya Aldrich lagi makin mendesak. Chloe mulai sedikit menyusut dan akhirnya menggeleng. Tapi Chloe berjanji jika ia akan meminta penjelasan pada Aldrich usai jam kuliah nanti.
Chloe benar-benar kecewa pada Aldrich yang sudah memanipulasinya. Tak hanya itu, Aldrich seperti tak merasa bersalah sama sekali terlebih ia tak pernah meminta ijin padanya untuk menggunakan makalahnya.
Maka begitu kuliah selesai, Chloe langsung mencegat Aldrich meminta pertanggung jawabannya. Ia bahkan mengabaikan Knight yang sudah ingin mengajak Chloe pulang bersamanya.
"Tunggu, kamu sudah mengambil informasi tanpa seijinku!" hardik Chloe pada Aldrich yang hendak keluar kelas. Chloe dengan berani mencegat Aldrich dan melotot padanya.
"Apa?"
"Kamu adalah pencuri!" tuding Chloe dengan cepat.