"Apa yang kamu lakukan bersama dia?" tanya Aldrich dengan ketus. Chloe sedikit mengernyitkan keningnya.
"Aku dibawa olehnya ..."
"Dia tak akan melakukan itu jika kamu bukan pacarnya!" potong Aldrich dengan nada ketus yang sama. Chloe sedikit terperangah dan diam memperhatikan.
"Kamu tak percaya padaku?" gumam Chloe lagi dan Aldrich tak menjawab. Ia berbalik menoleh ke arah lain seakan marah pada Chloe. Lucunya Chloe seolah memiliki kewajiban untuk menjelaskan semuanya pada Aldrich meski ia tak menyadarinya.
"Aku tidak tahu jika dia akan mengajakku ke sana! Jika aku tahu aku tak akan mau!" sambung Chloe masih berusaha menjelaskan pada Aldrich. Aldrich mendesis sinis dan berkacak pinggang lalu menoleh pada Chloe. Chloe berdiri di sana dengan wajah sedih masih memakai hoodie milik Jupiter.
"Kamu tak perlu capek-capek menjelaskannya padaku. Kamu sudah menerima dia menjadi pacarmu, jadi wajar jika dia merasa bisa berbuat apa pun padamu!" balas Aldrich seakan mulai berdebat dengan Chloe. Chloe tetap menolak dan makin ngotot menjelaskan pada Aldrich.
"Apa kamu tidak bisa melihat jika dia bukan Andy yang kita kenal? Andy tak mungkin berbuat kasar seperti itu padaku!"
"Dan sekarang kamu membelanya! Apa kamu tidak ingat apa baru saja terjadi? Dia bisa saja ..." Aldrich menaikkan suaranya pada Chloe sambil menggeram marah dan mengepalkan tangan. Napasnya tersengal menatap Chloe tajam. Aldrich tak bisa melupakan seperti apa ia harus menyaksikan Andrew nyaris memperkosa Chloe. Apa yang akan terjadi jika ia terlambat satu menit saja?
"A-Aku ..."
"Apa lagi yang mau kamu jelaskan? Dia memang kekasihmu dan kamu akan mengikuti ke mana pun dia pergi. Kamu selalu mengekori dia dari dulu!" Aldrich makin kesal dengan menaikkan suaranya. Ia marah tapi tak menyadarinya dan keluar begitu saja. Sementara Chloe terus menerus membantah seolah ia dan Aldrich memang dekat.
"Itu tidak benar!" pekik Chloe mulai meneteskan air matanya.
"Kamu masih ingin berbohong apa lagi padaku!" desak Aldrich makin keras. Kini suara pertengkaran mereka sampai terdengar keluar ruangan. Rei, Ares, Jupiter dan Venus yang tengah berdiskusi langsung menghentikan pembicaraan mereka. Suara Aldrich dan Chloe terdengar begitu jelas. Rei akhirnya menyusul untuk memastikan keadaan. Sementara Aldrich dan Chloe masih sibuk berdebat.
"Itu tidak benar!" sanggah Chloe masih sama.
"Aku tidak pedul!" sahut Aldrich cepat.
"Aku benar-benar tidak berbohong ..."
"Aku sudah bilang, aku tidak peduli, Chloe Harristian!" tegas Aldrich makin keras membungkam Chloe yang akhirnya terdiam menatap Aldrich yang tampak begitu marah sekaligus kecewa padanya.
"Ada apa ini?" tanya Ares begitu ia tiba di dekat Aldrich. Pandangannya beralih dari Aldrich kepada Chloe. Rei juga mendekat pada adiknya untuk bertanya.
"Chlo, kamu kenapa? Kalian bertengkar?" Rei mempertanyakan perdebatan Chloe dan Aldrich. Venus ikut menenangkan adiknya dengan mengelus pundaknya. Terlebih Chloe sampai meneteskan air matanya.
"Kamu kenapa, Sayang? Kenapa kamu menangis?" Venus bertanya dengan nada khawatir pada si bungsu Chloe. Chloe langsung menggelengkan kepalanya.
"Apa kamu memarahi Chloe, Ald?" Venus beralih pada Aldrich yang mulai menurunkan emosinya. Aldrich tak tahu harus menjawab apa. Ia sendiri tak begitu sadar mengapa begitu terbawa emosi sampai membuat Chloe menangis berdebat dengannya.
"Aku ..."
"Aku mau ke dalam saja. Jupiter, aku akan mengembalikan hoodie-mu nanti," ujar Chloe memotong kata Aldrich sebelum ia selesai. Jupiter tersenyum dan mengangguk.
"Jangan khawatir," balas Jupiter masih tersenyum. Chloe tak pamit dan langsung berbalik untuk masuk ke kamarnya. Baik Venus, Rei, Ares dan Jupiter jadi bingung atas apa yang terjadi. Pandangan mereka lantas beralih pada Aldrich yang memilih untuk turun ke bawah dari pada menjelaskan apa yang terjadi.
Sementara di sisi ranjang, Chloe terisak sendirian sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia malu bercerita apa yang ia rasakan. Chloe ketakutan dan gemetar, tapi ia tak bicara.
Biar bagaimanapun, Andrew adalah saudara dekat Ares, Jupiter, Aldrich bahkan Rei, kakaknya sendiri. Apabila Chloe menceritakan apa yang terjadi maka bukan tidak mungkin akan terjadi pertengkaran hebat.
Namun, entah mengapa yang paling membekas di hati Chloe adalah saat Aldrich tak percaya padanya. Ia malah tak peduli pada penjelasan Chloe sama sekali.
"Tentu saja dia tak akan pernah mau mendengarku. Aku bukan Venus," lirih Chloe dengan suara kecil sambil terisak.
9 TAHUN KEMUDIAN
Chloe meneteskan air matanya usai berkonfrontasi dengan Aldrich di ruangannya. Ia dituduh sudah melakukan kecurangan dengan membuat makalah dari informasi palsu. Aldrich bahkan dengan terang-terangan menuduh Chloe sudah berbuat curang dengan menyontek atau menyuruh orang lain yang mengerjakan tugasnya.
Chloe memang anak orang kaya. Ayah dan ibunya adalah pewaris serta pemilik perusahaan raksasa elektronik, otomotif, dan perhotelan. Ia sudah bergelimang harta dari semenjak bayi. Namun tak ada yang digunakan oleh Chloe untuk bersenang-senang layaknya anak konglomerat lainnya.
Saat keluarganya hancur, Chloe makin terpuruk. Ia tak tahu harus seperti apa menyatukan kembali ayah dan ibunya yang tengah diambang perceraian. Chloe hanya hidup sederhana di dalam apartemen mewahnya. Ia tak memiliki lebih dari satu mobil. Mobilnya bahkan cukup lama untuk ukuran anak orang kaya.
Chloe bahkan pernah bekerja paruh waktu untuk mengajar agar memperoleh uang memperbaiki mobilnya yang rusak. Ia tak mau meminta dari Kakak atau Ibunya. Ia ingin bisa seperti dua kakaknya yaitu Rei dan Venus yang sudah bisa menghasilkan uang dari profesi yang mereka sukai.
Chloe hanya duduk sendiri di taman kampus untuk menenangkan diri. Ia menarik napas panjang beberapa kali dan menatap bangunan kampus tempatnya belajar sekarang.
"Kak Chlo, ngapain di sini?" sapa Putri tiba-tiba. Chloe kaget dan langsung berpaling untuk menyeka cepat sisa air matanya. Putri yang penasaran, merasa gelagat Chloe agak aneh. Ia mencoba sedikit mengintip dan bisa melihat jika Chloe tengah menyeka air matanya.
"Gak kok, cuma duduk aja!" jawab Chloe langsung memasang senyum ceria. Tapi mata Putri telah lebih dulu menangkap kabut itu di mata Chloe.
"Kakak nangis ya?" tanya Putri lagi dengan pelan. Chloe langsung membesarkan matanya dan menggelengkan kepala.
"Enggak kok. Cuma tadi habis ... uhm ... browsing video-video jadi ada yang sedih, Kakak jadi ikut sedih deh!" ucap Chloe membuat alasan sambil memajukan bibirnya yang cantik. Putri jadi ikut tersenyum melihat sikap Chloe yang berubah ceria. Ia pun kemudian mengajak Chloe untuk ikut bersamanya. Mungkin Chloe yang sedang sedih jadi lebih ceria. Dan Chloe dengan senang hati menerimanya.