Chereads / Terperangkap Kebencian Cinta / Chapter 19 - True Friendships

Chapter 19 - True Friendships

Usai Andrew Miller dan Chloe Harristian jadian, Aldrich nyaris tak pernah berkonfrontasi dengan Chloe lagi. Aldrich cenderung menghindar jika Chloe datang atau mendekat pada Andrew. Sebaliknya ia lebih suka melampiaskan rasa kesalnya yang dulu sering ia tumpahkan pada Chloe dengan menabuh drum atau berlatih ilmu bela diri.

Selain itu, Aldrich menunjukkan minat yang besar pada pelajaran sejarah dan masuk ke dalam klub pelajaran itu yang biasa diisi oleh anak-anak berpenampilan cupu. Dengan kehadiran Aldrich, ia berhasil menarik lebih banyak gadis-gadis seusianya masuk ke klub belajar yang sama.

Sampai satu ketika sebuah kejadian yang tak mengenakkan terjadi. Aldrich tengah makan siang sambil belajar Matematika bersama Jupiter King di salah satu taman sekolah. Mereka harus menyelesaikan tugas sebelum liburan musim dingin tiba. Tak ada yang mau mengambil kelas pada minggu-minggu liburan Natal dan Tahun Baru. Jadi mereka harus lulus segera mungkin.

"Aku rasa persamaan linear ini bisa kita selesaikan dengan ..." ponsel Aldrich berdering dan bergetar di saat yang bersamaan. Aldrich berdesis kesal sementara Jupiter sedang mengunyah burgernya dengan lahap. Setidaknya ia memiliki beberapa detik mengunyah dengan tenang tanpa di ganggu oleh Aldrich. Aldrich pun mengangkat ponselnya.

"Ald, kamu dimana?" suara Ares terdengar begitu ponselnya tersambung dengan Aldrich.

"Aku sedang makan bersama Jupiter!" jawab Aldrich sambil melirik pada Jupiter yang masih mengunyah.

"Datanglah ke tempatku sekarang berada. Aku menemukan Andy dan entahlah firasatku tak enak, dia membawa Chloe ..." Aldrich mengernyit tak mengerti. Perasaannya langsung tak enak saat mendengar Ares menyebutkan nama Chloe.

"Ares apa yang terjadi?"

"Motel?" Ares menyambungkan kata-katanya. Aldrich makin menoleh pada Jupiter dengan pandangan yang benar-benar bingung.

"Apa!" Aldrich kaget dan menyahut pada Ares.

"Datanglah bersama Jupiter, sekarang!" tegas Ares lagi mematikan ponselnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jupiter mulai curiga. Aldrich sempat berpikir dan diam sejenak sebelum ia dengan cepat memasukkan buku-bukunya kembali ke dalam tas.

"Kita harus pergi sekarang!" sahut Aldrich dengan cepat dan meninggalkan burgernya di tong sampah.

"Tunggu dulu ada apa!" Jupiter ikut bangun dan mengikuti Aldrich.

"Aku tidak tahu pasti, tapi Ares bilang jika Andy membawa Chloe pergi!" Jupiter menaikkan kedua alisnya bersamaan karena kaget. Tapi ia tak banyak bicara. Jupiter dan Aldrich segera naik ke mobil mereka untuk menyusul Ares.

Aldrich dan Jupiter bahkan tak menghabiskan makanan mereka usai dihubungi oleh Ares. Mereka langsung mengebut ke lokasi yang diberikan Ares lewat ponsel. Setelah tiba, mereka bertiga langsung masuk ke dalam motel.

"Kenapa Andy membawa Chloe kemari?" tanya Jupiter pada Ares yang berjalan ke dalam lift lebih dulu.

"Aku tidak tahu!" jawab Ares singkat. Aldrich makin terlihat cemas dan pikiran buruk langsung menyergap kepalanya. Ia berpikir jika mungkin Andrew akan menyakiti Chloe dengan memukulinya. Aldrich langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tak mungkin Andrew akan melakukan itu pada Chloe.

Sementara di dalam sebuah kamar di motel itu, Andrew berhasil membujuk Chloe Harristian untuk masuk bersamanya. Mereka baru jadian beberapa minggu dan sekarang Andrew berani memasukkan Chloe ke kamar. Chloe yang polos mengira jika Andrew ingin bicara maka ia menurut saja.

"Apa yang kita lakukan di sini, Andy?" tanya Chloe dengan nada cemas saat melihat Andrew mulai membuka jaketnya. Sementara Chloe masih berdiri dengan polosnya di dekat sisi ranjang. Chloe dan Andrew sudah masuk ke salah satu hotel bintang tiga yang cukup sederhana. Andrew tak bicara selain kemudian berjalan ke arah Chloe dengan sedikit mendorong Chloe untuk duduk di pinggir ranjang.

"Kamu bilang jika kamu akan memberikan hadiah ulang tahun padaku?" tanya Andrew dengan wajah datar tanpa senyuman sama sekali. Chloe mengangguk dengan polosnya. Andrew lalu membelai rambut pirang Chloe dan jarinya perlahan turun ke pipi dan bibirnya. Chloe masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Andrew.

"Aku mau hadiah itu sekarang!" bisik Andrew semakin mendekatkan wajahnya.

"Aku ... tidak mengerti!" gumam Chloe mulai gugup. Andrew tak menjawab dan malah mendekat lalu mulai mengecup bibir Chloe. Sekejap bulu kuduk Chloe meremang. Bukan rasa nyaman yang ia rasakan melainkan rasa takut. Seakan yang ia lihat saat ini bukanlah Andrew melainkan seorang yang sangat asing baginya.

"Aku mau dirimu, Sayang!" desah Andrew pada Chloe yang serta merta ikut merona. Ia tak bergerak saat Andrew mulai mencium bibirnya. Ciuman pertama Chloe akhirnya diambil oleh Andrew Miller, pacar pertamanya. Gadis itu mengepalkan tangannya dan mulai larut dalam ciuman yang mulai panas itu.

Chloe tak bisa menolak karena dia memang menyukai Andrew sejak lama. Menjadi kekasih Andrew Miller adalah impian Chloe. Mereka sudah mengenal dari masih kecil dan keluarga mereka juga berteman. Namun hati Chloe berteriak seakan ingin protes. Bukan hal seperti ini yang ia inginkan untuk bisa bersama Andrew.

Jemari Andrew perlahan mulai turun dan membuka kancing kemeja Chloe sedikit demi sedikit. Entah bagaimana caranya, Andrew akhirnya bisa menghipnotis Chloe agar mau membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Andrew lalu membuka hoodie dan kaus di dalamnya.

Seperti tersadar, Chloe langsung membesarkan matanya. Ternyata yang diminta Andrew bukan hanya sekedar ciuman melainkan berhubungan badan. Chloe mulai menolak tapi Andrew memegang tangan dan meyakinkannya.

"Bukankah kamu mengatakan ingin memberikan aku hadiah? Aku ingin jadi yang pertama menyentuhmu, Chloe. Aku ingin itu!" aku Andrew tanpa basa-basi. Tapi ia tak melakukannya dengan kelembutan dan rasa cinta. Meskipun begitu, Chloe bisa melihat jika Andrew tak melakukannya karena rasa sayang. Chloe yang panik lalu menolak lengan Andrew yang mencekalnya.

"Jangan, Andy. Lepaskan aku!" pinta Chloe mulai merasa jika dirinya hanyalah objek dari kemarahan dan nafsu Andrew semata. Tapi ia takut. Takut jika Andrew akan melukai dengan memukulnya. Apa yang harus dijelaskan oleh Chloe jika ayahnya tahu tentang semua ini.

"Kamu bilang kamu mencintaiku kan? Buktikan padaku!" geram Andrew tampak kesal dan marah.

"Jangan. Aku mohon jangan! Aku takut!" Chloe mulai terisak ketakutan. Hal itu makin membuat Andrew berang.

Chloe yang panik makin menggelengkan kepalanya. Dan Andrew yang marah mulai menciumi paksa sampai menggigit leher Chloe.

"AAAHH!" pakaian Chloe dilepas paksa oleh Andrew yang sudah beringas seperti seorang iblis. Tak ada lagi Andrew Miller yang manis seperti yang dikenal Chloe selama ini.

"Hentikan, Andy ... aku takut!" pinta Chloe menangis memohon pada Andrew yang terus mencoba membuka celana jeans nya dengan paksa. Andrew tak peduli sampai akhirnya teriakan Chloe terdengar oleh Ares di luar.

"Apa itu?" sahut Ares saat mendengar suara seseorang dari dalam sebuah kamar. Aldrich langsung berlari ke arah kamar itu.

"Andy, buka pintunya!"