Chereads / GAGAL MOVE ON / Chapter 24 - I'M SORRY BABY

Chapter 24 - I'M SORRY BABY

Leon yang tidak tega langsung merengkuh tubuh Natasha dan memeluknya.

"Natasha, please jangan memaksakan diri. Aku melakukan ini semua hanya untuk kebaikanmu dan anak kita."

Leon berkata dengan lembut sambil mengelus pundak Natasha.

Di pelukannya, Natasha mendengus kesal, harusnya dia tahu kalau dia tidak bisa memaksa Leon.

"Kalau begitu lepas! Dan aku tidak mau tidur satu kamar denganmu malam ini."

Natasha mendorong tubuh Leon untuk menjauh darinya dan dia terlihat sangat marah.

Leon mengatupkan giginya saat dia mencoba untuk bersabar, dia tahu ini akan terjadi dan dia harus bisa menahan diri untuk tidak emosi.

Pada saat itu mobil tiba di Villa Permata Biru dan Natasha langsung turun sambil membanting pintu mobil dengan keras.

Leon menatap dingin punggung Natasha dan dia menggeram tak percaya, "Bagaimana bisa dia seenaknya sampai membanting pintu mobilku yang berharga? hmm apakah menurutmu semua ibu hamil seperti itu Grant?"

Grant gelagapan dan dia mencoba memberi jawaban yang terbaik, "Iya Tuan, jadi bersabarlah!"

Leon mendesah dan dia menyusul Natasha masuk ke villa.

Tiba di depan pintu kamarnya, Leon tidak percaya jika Natasha akan mengunci kamarnya dari dalam. Dia benar-benar sangat marah tapi sekali lagi dia tidak bisa melampiaskan amarahnya, jadi dia mengatur nafasnya untuk meredakan emosinya dan pergi ke kamarnya yang lain untuk beristirahat.

Banyak meeting penting yang harus ia jalani besok, jadi dia memilih tidak terlalu memikirkan apapun dan pergi tidur.

Sementara Natasha, dia tidak peduli di luar sana Leon mengamuk atau apapun itu, yang pasti dia sangat senang karena bisa tidur satu malam tanpa Leon.

Dia berguling-guling di tempat tidur dengan perasaan yang begitu bahagia dan kemudian bersorak dalam hatinya.

"Ya Tuhan, ternyata satu malam bisa tanpa Leon saja bisa membuatku sangat bahagia," gumamnya dengan wajah dipenuhi senyuman.

Pada saat itu, ponsel Natasha berbunyi nada khusus dan satu pesan tertera di layar ponselnya. Natasha menyambar ponselnya dan membuka pesan dari Kenzie.

[Keenan sedang konser di Festival Hola Bank Milan, jadi dia tidak bisa datang ke acara Angel.]

Mendapat pesan balasan dari Kenzie, Natasha dengan cepat kembali membalasnya.

[Live di youtube Band Paradise kah Ken?]

[Yes, now.]

Hati Natasha bergetar penuh kegembiraan dan dia mengabaikan pesan Kenzie, dia melompat ke meja kerjanya untuk membuka laptopnya dengan cepat.

Dan tanpa dia harus mengetik nama chanel band Keenan, live video itu sudah muncul di berandanya.

Jari-jari Natasha yang ramping dan cantik bergetar saat mengeklik video itu untuk menontonnya, ini pertama kalinya dia menonton konser Keenan setelah menikah, dan rasanya campur aduk.

Dia bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis. Betapa tidak, dia sangat merindukan Keenan dan baru kali ini dia melihat wajah Keenan lagi dalam durasi yang begitu lama dan sangat dekat meski tidak secara langsung, meski begitu saja tapi sangat mengobati kerinduan Natasha yang begitu dalam pada laki-laki blasteran 28 tahun itu.

Apalagi saat ini, secara kebetulan Keenan menyanyikan lagu 'Only You' dengan suaranya yang merdu dan terdengar sangat menjiwai. Hal itu membuat hati Natasha meleleh dan semakin membuatnya tidak bisa move on.

Dan lagu itu, secara tidak langsung menyeretnya pada masa-masa lalu bersama Keenan. Jadi air matanya keluar semakin liar.

Dia baru berhenti saat seseorang mengetuk pintu kamarnya dan itu membuat Natasha panik, dia menyeka air matanya dengan gugup sebelum menutup halaman youtube dan menghapus riwayat tontonannya.

"Leon tidak boleh tahu soal ini, bisa mati aku," batinnya.

Setelah itu dia mengembalikan laptopnya dengan rapi ke meja kerjanya sebelum dia membukakan pintu kamar.

"Natasha, are you okay?"

Suara Leon terdengar dari balik pintu dan itu membuat Natasha bercampur kesal, marah, sekaligus gugup. Kakinya sampai tersandung kaki meja karena dia terlalu buru-buru.

"Ada apa sih Leon?" Dia memarahi Leon saat membukakan pintu sambil meringis kesakitan.

"Kamu kenapa? perutmu sakit lagi?"

Leon seperti biasa selalu berlebihan jika sudah melihat Natasha kesakitan sedikit saja.

"Tidak, kakiku yang sakit. Gara-gara kamu."

Leon mengerutkan keningnya tak mengerti, tapi pandangannya langsung beralih pada jempol kaki Natasha yang sedikit berdarah dan itu membuatnya panik.

"Ya Tuhan, sampai berdarah Nat, kenapa kamu ceroboh sekali?" gerutunya.

Dia membungkukkan tubuhnya untuk memeriksa kaki Natasha, tapi Natasha menolak. Leon sangat geram dan dia kembali berdiri lalu menggendong Natasha kembali ke tempat tidur.

"Leon, apa-apaan sih?"

Seperti biasa Natasha tidak pernah diam jika Leon menggendongnya, dia selalu memukul-mukul dada bidang Leon dan itu membuat Leon meringis karena geli.

"Kamu yang apa-apaan? Kamu sangat ceroboh dalam apapun."

Leon menurunkan tubuh Natasha dengan sangat hati-hati seolah dia sedang menurunkan sesuatu yang sangat berharga.

"Lagian kamu kenapa tiba-tiba ngetuk pintu gugupin banget? Kan aku jadi ikut gugup dan kesandung meja."

Natasha terus saja menyalahkan Leon.

Leon menatap Natasha dingin dan dia mendengus marah, "Aku tidak bisa tidur dan ingin menengok keadaanmu, tapi aku malah mendengar suara kamu menangis, jadi bagaimana aku tidak semakin panik?"

Natasha menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan dia tidak tahu harus menjelaskan apa sekarang.

Dia terlalu sibuk tenggelam dalam kenangan bersama Keenan tadi sambil memakai headset di telinganya sehingga dia tidak sadar kalau tangisannya sangat keras dan sampai ke telinga Leon.

"Sekarang katakan apa yang membuatmu menangis?" lanjut Leon yang masih ingin tahu.

Natasha memeras otaknya dengan sangat keras.

"A... aku menangis karena kamu tidak mengijinkan aku bekerja lagi."

"Hmm, terserah kamu. Aku tidak ingin membahasnya lagi karena keputusanku tidak bisa diganggu."

"Kalau begitu pergilah! Aku marah sama kamu dan aku tidak mau kamu di sini."

Leon menarik bibir tipisnya ke atas dan dia mencibir Natasha, "Oh ya? Jangan lupa ini villaku, Natasha."

Wajah Natasha langsung memerah.

"Kenapa aku begitu bodoh?" batinnya malu.

Natasha menyesal mengatakan itu dan dia kembali memutar otak agar tidak terlihat memalukan di depan Leon.

"Oh oke, kalau begitu aku akan pergi dari sini. Lagipula siapa yang menginginkan tinggal di sini?"

Dia berpura-pura bangkit dari duduknya dan melompat dari tempat tidur, dia berjalan cepat keluar kamar meski dalam hatinya berharap Leon menghentikannya.

Beruntungnya, Leon benar-benar menghentikanya dan kembali menggendongnya ke tempat tidur.

"I'm sorry baby, aku bercanda. Tidurlah!"

Wajah Natasha kembali memerah karena tersipu, dia kemudian tidur memunggungi Leon dan berharap Leon akan segera pergi setelah dia terlelap.

Natasha masih ingin melanjutkan menonton konser Keenan.

Tapi ternyata tidak, Leon justru tidur di sampingnya dan dia memeluknya dari belakang, mengusap perutnya yang masih rata sambil berbisik lirih, "Aku ingin sekali suatu hari nanti bisa mencintaimu dan memberi keluarga yang utuh untuk anak kita, Natasha."