Chereads / GAGAL MOVE ON / Chapter 7 - DILEMA

Chapter 7 - DILEMA

Leon hanya tersenyum sinis dan ia justru semakin mendekati Natasha selangkah demi selangkah, ia memandang Natasha dengan arogan, meski dalam hatinya ia ingin sekali mencium bibir merah muda gadis cantik yang ada di depannya, jiwa casanovanya bergejolak.

"Leon jangan macam-macam!" Natasha berusaha mendorong Leon sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganya kalah.

"Lihat ponselmu dan cari aku jika kamu butuh bantuan," Leon berkata dengan setengah berbisik.

Setelah itu ia berbalik pergi seolah tidak terjadi apapun. Natasha masih mematung di tempat dengan degup jantung tak karuan.

Menit berikutnya ia baru sadar tentang perkataan Leon dan segera mengecek ponselnya. Ada banyak DM dan mention negatif untuknya. Natasha mendesah pelan dan ia tiba-tiba ingin menangis dengan keras.

"Ketakutanku akhirnya terjadi hari ini." Isaknya.

Natasha sangat tertekan sehingga rasanya ia ingin menggali lubang kematiannya sendiri, pasalnya meminta bantuan pada orang kejam seperti Leon pun sepertinya sama saja, tapi ia berpikir-pikir lagi dan...

"Leon, tunggu!"

Natasha berlari terengah-engah menuruni tangga untuk mengejar Leon.

Leon hanya berhenti dan sama sekali tidak menoleh, ia diam-diam tersenyum tipis.

"Leon, aku mau kerja sama denganmu, tapi tolong bantu aku plis!"

Leon berbalik ke arah Natasha tanpa ekspresi.

"Kalau begitu ikut aku sekarang!"

Natasha mendegus kesal dan itu membuat Leon membalasnya dengan tatapan mengerikan.

"Ganti bajumu dulu! Kita akan pergi ke Sagara Group."

Natasha masih belum paham, tapi ia segera menuruti perintah Leon.

Mengganti baju dengan dress terbaiknya, Natasha kemudian mengikuti Leon pergi, ia pasrah sekarang asal nama baiknya tidak tercemar, ia benar-benar butuh perlindungan mengingat fans fanatik Keenan yang terkenal bar-bar tanpa ingin tahu benar dan salah, Natasha merasa ngeri jika tidak memiliki dukungan kuat dari orang seperti Leon.

Tiba di Menara Sagara Group, Leon turun dan tiba-tiba mengitari mobil untuk membukakan pintu Natasha.

Natasha tercengang sehingga ia tertegun sebentar. Leon memelototinya dan akhirnya ia setuju meraih tangan Leon, mereka seperti pasangan yang serasi dan harmonis hanya dengan saling bergandengan tangan.

Puluhan media sudah berada di halaman menara Sagara Group dan menyambut mereka dengan berbagai pertanyaan.

"Natasha, apa benar Keenan kecelakaan gara-gara putus dengan anda?"

"Natasha, apa putus dengan Keenan karena hubunganmu dengan Pak Leon?"

"Natasha, bukankah kamu dan Keenan sudah lama berpacaran? Apa kurangnya Keenan?"

"Natasha...."

"Natasha...."

Tidak ada pertanyaan wartawan yang tidak memprovokasinya, sehingga dia sangat tertekan. Natasha hanya diam seribu bahasa sambil menyembunyikan wajahnya di punggung Leon. Sementara Leon terus mengajaknya berjalan ke depan membelah para wartawan yang ada dengan sikapnya yang agung bagai raja.

Tiba di sebuah meja yang sepertinya sudah disediakan, Leon menyuruh Natasha duduk di sampingnya, dan mengambil alih mikrofon dari tangan Grant.

"Hari ini aku akan memberi beberapa klarifikasi, pertama perempuan di sampingku ini adalah calon istriku..."

Natasha mengangkat kepalanya dan menatap Leon tak percaya, begitu juga para awak media dan semua orang yang masih ada di kantor pun terkejut, seketika suasana berubah menjadi seperti dengungan lebah yang berisik.

"Saya belum selesai bicara!" Leon dengan dingin mengingatkan.

Seketika suasana berubah sangat sunyi seperti makam.

"Kami akan menikah minggu depan di Young Hotel," Leon berkata dengan tenang sambil melirik ke arah Natasha yang masih shock.

"Kedua, kecelakaan itu tidak ada hubungannya dengan calon istriku. Vokalis itu kecelakaan saat dia disopiri oleh seseorang. Saya punya semua buktinya."

"Jadi baik keluarga vokalis, netizen, media atau perusahaan manapun yang masih berani menyebarkan desas-desus tentang calon istri saya, itu sama saja kalian menyinggung Leon Sagara. Saya persilahkan dan kalian akan tahu akibatnya."

Leon mengakhiri klarifikasinya dan membawa Natasha pergi, semua orang masih shock seolah menjadi patung.

***

"Thanks Leon." Natasha berkata dengan ragu-ragu saat mereka berdua sudah berada di mobil.

"Semuanya tidak gratis." Katanya acuh tak acuh.

Natasha menahan kekesalannya mati-matian dan memberanikan diri untuk bertanya, "Apa yang kamu mau?"

Pada saat itu Roll Royce melaju dengan kecepatan sedang, Grant yang berada di depan merasa canggung dan tertekan. Ia seperti orang ketiga dalam kencan mereka, jadi ia berinisiatif mengaktifkan pembatas agar tidak mendengar dan melihat apa yang mereka katakan atu lakukan.

Leon tetap tanpa ekspresi dan ia duduk dengan sangat tenang, sementara Natasha mendadak pucat, ia tkut Leon akan berbuat mesum padanya.

"Leon, jangan bilang kamu...."

"Jangan berimajinasi sesukamu, aku bahkan belum mengatakan apapun," sela Leon marah.

Natasha memilih diam meski ia sangat ketakutan.

"Aku hanya tidak ingin pernikahan palsu."

Natasha menggigit bibirnya dan menahan air matanya mati-matian, jelas itu tidak mungkin, cintanya mutlak hanya untuk Keenan.

"Bukankah kamu bilang tidak mencintaiku?" Natasha berusaha berbicara dengan lembut meski gejolak kesedihan yang luar biasa menyerang hatinya.

"Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu."

Natasa terkejut, untuk pertama kalinya selama dua tahun bekerja dengannya, baru kali ini Leon berkata dengan lembut pada seorang perempuan seperti dirinya. Suaranya yang indah seperti alunan harmonika begitu menggugah hati.

"Leon, bagaimana kalau...."

"Kenapa? kamu belum move on dari vokalis itu?"

Natasha malu-malu mengakui dan mengangguk.

"Itu bukan urusanku, jadi jangan pernah mencoba bernegosiasi padaku." Tegasnya.

Natasha mendesah frustasi.

Pada saat itu hari sudah malam dan Rolls Royce hitam tiba di rumah Natasha.

Karena hari ini Leon sudah membantunya, jadi dia mengajak Leon mampir untuk makan malam bersama. Leon tidak menolak.

Melihat Leon dan Natasha berjalan beriringan bersama, Andin sangat bersuka cita. Ia dengan semangat menggandeng keduanya ke meja makan dan menyiapkan beberapa makanan favorit keduanya dengan cepat.

Suasana makan malam di rumah Natasha terlihat begitu hangat dan harmonis. Leon pamit pulang setelah makan malam dan Natasha kembali ke kamarnya tanpa gangguan Andin lagi.

Ia pikir akan bisa tidur malam ini karena masalah hari ini selesai, tapi ternyata pesan dari seseorang kembali membuat hatinya goyah.

[Natasha, aku merindukanmu.]

Tangan Natasha gemetar hingga ponselnya hampir jatuh. Ia tidak tahu harus membalas apa.

Pesan masuk sekali lagi.

[Natasha, plis jangan tinggalin aku!]

[Aku membutuhkanmu Nat, batalkan pernikahanmu dengan Leon.]

Brak

Ponsel Natasha benar-benar terjatuh di lantai. Ia sangat dilema sekarang.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Natasha bermonolog sendiri dengan air mata yang mengalir deras.

"Haruskah aku kabur dan memilih hidup bersama Keenan?"

"Tapi itu tidak mungkin kan? Bagaiamana nasib Mama dan Papa juga Tante Yola? Leon pasti akan mencariku hingga ke ujung dunia dan membunuhku."

"Tuhan...."

Hanya Tuhan dan Natasha yang tahu seberapa lama ia menangis malam itu.