"Kumohon tolong aku." Wanita itu terus merintih, seraya meramat semakin kuat perutnya.
Daniel mengenyahkan pikiran buruknya. Ia mendekati wanita itu.
"Katakan dimana yang sakit?" Daniel begitu panik, ia mencoba memapah wanita itu. Namun wanita itu menolak, ia menggeleng.
"Sa-kit... sakitttt..." jeritnya parau.
Daniel berusaha mengangkat wanita itu. Namun, tiba-tiba aroma wangi bunga mawar bercampur vanila menyeruak, menguar begitu menyengat.
"Wangi apa ini?" Gumamnya.
Saat hanyut dalam pikirannya. Tanpa sadar, tangan wanita itu telah menangkup wajah sang pria. Lalu wanita itu kian mendekat. Hingga akhirnya ia berhasil menyatukan bibir mereka.
Wanita itu dengan cepat naik ke atas pangkuan Daniel. Lalu mengalungkan kedua lengannya pada tengkuk sang pria. Ia melumat rakus bibir tebal nan basah itu. Menikmati sensasi hangat dan basah dari saliva yang saling bertukar.
Daniel, yang kini terduduk di atas lantai. Membiarkan wanita itu duduk diatas pangkuannya. Ia tak dapat menolak perlakuan wanita itu padanya. Entah kenapa, aroma wangi yang begitu menyengat. Menarik gairahnya untuk bercinta. Daniel mabuk akan aroma wangi bunga mawar yang mengendalikan pikirannya. Hingga ia akhirnya membalas cumbuan wanita itu.
Suara kecipak dari bibir yang saling beradu, menggema ke seluruh ruangan. Bersamaan dengan suar erangan basah dan nikmat dari sepasang pria dan wanita yang saling memangut, menikmati hasrat bercumbu yang begitu panas.
Tangan Daniel dengan tak sabaran menarik gaun basah yang dikenakan yang wanita. Begitupun sang wanita yang terus menciumi leher, hingga dada sang pria. Tangannya dengan tergesa membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan Daniel. Keduanya tergesa menanggalkan baju satu sama lain. Lalu melemparnya sembarang.
Daniel mengangkat tubuh wanita itu dengan sangat mudah. Membawanya ke atas ranjang lalu merebahkannya disana. Daniel mengukung tubuh wanita itu, lalu kembali beradu ciuman.
Wanita itu mengerang hebat, membiarkan Daniel memanjakan bagian intimnya yang telah berkedut, mengeluarkan cairan kental di bawah sana. Mereka terhanyut dalam gairah panas yang membara. Daniel tak dapat mengendalikan dirinya. Hasratnya begitu memuncak. Ia tak sabar untuk menikmati wanita ini. Mereka pun memadu kasih di atas ranjang yang menjadi saksi kegiatan panas mereka malam itu.
Hentakan demi hentakan Daniel lakukan bersama denvan erangan yang semakin mengudara. Di tengah pergulatan panas itu. Sang wanita mengelus lembut wajah Daniel. Ia menatap pria itu begitu dalam. Daniel pun membalas tatapannya. Tatapan penuh gairah yang begitu menuntut.
"My Mate..." gumam wanita itu. Kemudian mereka kembali beradu lumatan dan menikmati malam hingga mereka mencapai klimaks yang kesekian kalinya.
*
*
Daniel mengerjap, lengan kanannya terasa kebas. Ia pun mencoba menarik lengannya yang kebas. Namun sesuatu yang berat terasa menahannya.
Daniel pun membuka matanya, tampak bayangan samar yang tengah berbaring diatas tubuhnya. Hingga akhirnya kedua matanya terbuka lebar.
Sontak Daniel melonjak kaget. Ia terjungkal ke lantai dari atas ranjang berbalut kain sprei putih.
"K-kau? Apa yang terjadi?" Daniel melihat tubuhnya yang telanjang, tanpa sehelai benangpun. Sontak ia menutup dadanya dengan panik.
Wanita itu mendekat ke arahnya. Namun Daniel bergerak mundur.
"Stop! Jangan mendekat!" serunya panik.
Wanita itu pun seketika murung, ia memilih diam diatas ranjang dengan tubuh yang dibalut selimut berwarna putih.
"Maafkan aku. Ini terjadi karena aku tak bisa mengendalikan diriku." Ujar wanita itu lirih.
Daniel mengerutkan keningnya. Menerka-nerka, apa sebenarnya yang terjadi padanya semalam. Ia teringat membawa wanita itu ke kamarnya. Karena ia tak mau wanita itu kembali menceburkan diri ke dalam ombak.
Lalu ia mengambilkan wanita itu handuk. Kemudian...
Manik mata pria itu seketika melebar. Ia tersentak, mengingat apa yang terjadi setelahnya.
Daniel teringat, telah mencium aroma bunga mawar yang menyengat. Aromanya begitu harum dan manis. Hingga entah kenapa ia tergoda pada tubuh molek wanita yang tengah meringis kesakitan.
Dan ketika wanita itu menciumnya. Tanpa menolak sedikitpun. Daniel membalas ciuman wanita itu hingga mereka berakhir di ranjang. Menikmati malam yang panjang dengan hasrat yang membara.
"Akh sial! Bodoh! Bodoh!" Daniel meremas kasar rambutnya.
"Jangan sakiti dirimu." Wanita itu menghampirinya.
Mereka kini duduk diatas lantai dengan tubuh yang sama-sama telanjang. Wanita itu menatap lekat netra hitam pria di depannya. Lalu perlahan menarik tangan sang pria, membawanya menjauh dari kepalanya. Wanita itu mengelus lembut wajah sang pria, lalu kembali mendekatkan wajah mereka.
Cup
Satu kecupan mendarat dengan ringan di sela bibir Daniel. Pria itu mengerjap, menatap wanita itu sendu.
"Maafkan aku? Aku melupakan tanggal heat ku. Dan tak kusangka, bahwa aku akan heat di tempat yang tak seharusnya. Maafkan aku yang tak bisa mengendalikan diriku. Hingga kau harus menolongku, untuk meredakan rasa sakit akibat heatku."
Daniel mengerutkan kening karena tak paham dengan ucapan wanita ini.
"Apa maksudmu? Heat? Heat apa? Aku tak mengerti."
Wanita itu kembali mengelus rahang sang pria. Mengecupnya singkat, seolah pria itu adalah kekasihnya.
"Berhenti menciumku!" tukas Daniel kesal. Ia mencengkeram kuat pergelangan tangan wanita itu hingga ia merintih kesakitan.
"Ah, maafkan aku." Gumam Daniel menyesal.
"Tak apa. Aku tau bagaimana perasaanmu. Kau pasti tengah kalut. Karena mendapati ada wanita asing di kamarmu. Dan sialnya, dia telah menghabiskan malam bersamamu." Wanita itu kembali menangkupkan tangannya di kedua sisi wajah Daniel.
Keduanya beradu tatapan sendu. Daniel menggigit bibirnya. Merasa bersalah karena ia telah menghkhianati kekasihnya. Setitik cairan bening, lolos dari pelupuk matanya.
"Hei, jangan menangis." Wanita itu menyeka air mata yang jatuh. Jemarinya yang halus dan lembut. Mengusap pipi Daniel yang basah akan air mata.
Wajah mereka kian dekat, hingga Daniel dapat melihat setiap inci wajah wanita di hadapannya.
Daniel terpesona. Ia begitu terpesona pada kecantikan wanita di hadapannya. Baru saja ia menyadari bahwa wanita ini begitu cantik. Dia manis dan sangat... Seksi?
Tanpa sadar ia meneguk ludahnya kasar. Tatapan mereka tak dapat diputus. Daniel seolah terhipnotis pada kecantikan sang wanita.
Lalu perlahan dia mendekatkan wajahnya, hingga Daniel mengecup bibir wanita itu lebih dulu.
Wanita itu bersemu merah. Sungguh, ia semakin cantik saat tersipu.
"Kau sangat cantik nona." Gumam Daniel. Tanpa sadar tangannya telah menggerayang di ceruk leher sang wanita. Lalu lengannya yang bebas memarik pinggul wanita itu hingga kini sang wanita telah duduk diatas pangkuannya.
Wanita itu kembali berhasrat. Ia mengelus lembut rahang sang pria. Lalu bergumam, tanpa memutus tatapan mereka.
"Clarissa. Namaku Clarissa tuan...?"
"Daniel." Sahut Daniel dengan nada serak yang seksi.
Daniel memainkan telunjuknya dengan lembut pada sela bibir Clarissa. Ia memainkannya begitu pelan,merasakan bibir lembab nan basah dari wanita cantik yang begitu menggodanya.
Clarissa terhanyut dalam permainnan jari sang pria. Perlahan ia menjulurkan lidahnya, menjilati telunjuk Daniel dengan sensual. Matanya mengerling setengah terpejam. Menikmati rasa nikmat yang begitu sensual dari jari kokoh sang pria.
Clarissa menatap penuh gairah pada pria yang tengah berhasrat. Ia mengulum jari telunjuk Daniel, lalu memaju mundurkan mulutnya. Clarissa dengan nakal memainkan lidahnya di dalam sana. Lalu perlahan pinggulnya di bawah ikut bergerak. Merasakan gundukan yang tengah menegang di bawah tubuh bagian sensitifnya.
Daniel menarik jari telunjuknya. Lalu ia memangut lembut bibir ranum Clarissa yang begitu menggoda.
Dengan lembut, Daniel melumatnya bibir semerah cherry itu. Memainkan lidahnya di dalam sana, hingga saliva mereka saling bertukar.
Daniel meremas buah kembar bagian belakang tubuh Clarissa sembari berbisik di ceruk leher sang wanita.
"Kau sangat nakal,"
Bisikan sang pria membuat bulu kuduknya meremang. Clarissa mengalungkan kedua lengannya yang ramping pada ceruk leher Daniel. Ia memeluk Daniel erat dengan tubuh yang terus bergerak. Menuntut di bawah sana untuk segera masuk ke liang kenikmatannya.
Daniel meraut habis bibir Clarissa. Tubuh mereka bergerak semakin menuntut. Erangan nikmat dari wanita cantik itu terus menggema. Menarik hasrat keduanya yang semakin menggila.
Daniel mempersiapkan liang kenikmatan sang gadis dengan kedua jarinya. Sebelum akhirnya ia menyatukan tubuh mereka dan bergerak semakin menuntut hingga akhirnya keduanya mencapai klimaks.
Daniel dan Clarissa tak puas hanya dengan satu kali pencapaian klimaks. Mereka kembali bergelung diatas kasur, sofa bahkan kamar mandi. Hingga Daniel melupakan tiketnya pulang ke Bangkok. Dan menikmati waktunya bersama wanita asing yang baru semalam bertemu dengannya.
*
*
Drrrrttttt....drrrrt....drrrrrtttt
Dering ponsel yang bergetar, membangunkan Daniel yang tengah terlelap bersama wanita tak berbusana di sampingnya.
Daniel mengerang kesal, karena harus membuka matanya. Ia meraba ponsel yang terus berdering di meja nakas.
"Halo?" sapanya ketus.
"Honey? Kau dimana? Kenapa baru mengangkat telfonku? Aku sangat khawatir padamu. Anji mengatakan kau pulang hari ini. Tapi kenapa sampai malam begini. Kau juga belum datang? Bahkan aku sangat sulit menghubungimu!" cecar Luna di seberang sana.
Sontak Daniel membuka matanya. Ia segera bangkit dari ranjang dan mengambil piyama tidurnya.
"Ah, maafkan aku honey. Ada sesuatu yang begitu mendadak terjadi. Aku tak bisa pulang sekarang."
"Kenapa honey? Sesuatu apa? Apa sesuatu yang buruk terjadi padamu?"
Daniel menggeleng. "Tidak honey. Bukan seperti itu. Sesuatu yang sulit kujelaskan. Aku janji akan menjelaskan padamu nanti setelah sampai di Bangkok. Sekarang aku harus mengurusnya dulu. Maafkan aku honey. I Love you."
"I Love you more, honey. Kuharap kau baik-baik saja disana."
"Tentu, honey. I'm okay. Aku janji, besok akan pulang ke bangkok. See you."
"See you. I'm still waiting."
Bip.
Dan sambungan telfon pun diputus oleh Daniel. Ia memijit pelipisnya gelisah.
"Siapa Daniel?"
Daniel berbalik, melihat Clarissa tengah duduk di atas ranjang dengan balutan selimut menutupi tubuhnya.
"Ah, sekretarisku. Biasa, masalah pekerjaan." Bohong Daniel.
Daniel menghampiri wanita cantik itu, lalu menggapai pinggulnya yang ramping.
Clarissa kembali duduk diatas pangkuan Daniel dengan tubuh menyangping dan kedua tangan mengalung manja pada ceruk leher Daniel.
Ia menyenderkan kepalanya dengan manja pada pundak sang pria lalu memberikan kecupan-kecupan ringan pada ceruk leher sang pria.
"Kau sangat nakal, baby." Panggilan sayang dari bibir Daniel untuk wanita cantik bernama Clarissa itu.
"Untukmu, aku rela menjadi wanita paling nakal di dunia." Clarissa kembali memangut bibir sang pria begitu sensual.
"Mau mandi bareng?" ajak Daniel dengan nada menggoda.
"Apakah aku punya pilihan lain?" ujar Clarissa genit.
"No." Sahut Daniel bersemangat.
"Aw! Pelan-pelan, baby." Rengek Clarissa dengan manja.
Mereka berdua kembali memangut, dengan Daniel yang melangkah ke dalam kamar mandi.
Mereka kembali melakukan kegiatan panas sembari berendam di dalam bathub.
*
*
Bersambung.