Dengan sedikit tergesa, Aiden Alves meninggalkan ruangannya. Berjalan ke basmen menuju mobilnya bahkan tidak berlangsung lama mobil yang di kendarai olehnya sudah melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, melintasi jalan raya kota yang cukup padat siang ini, hingga 30 menit berlalu ia pun sampai ke sebuah Restoran dan langsung memarkirkan mobilnya di sana
"Aku rasa ini belum terlambat," Ucap Aiden Alves kembali melirik jam yang melingkar di lengannya sebelum kembali melangkah dengan langkah lebarnya, menghampiri sebuah meja yang di sana sudah menunggu seorang wanita berparas cantik dengan rambut pendek sebahu, kulit putih, manik mata yang terlihat kebiruan, dengan hidung mancung lengkap dengan bibir mungilnya yang berwarna merah, tengah duduk dengan anggunnya sambil tersenyum melambai ke arah Aiden Alves yang membalasnya dengan satu senyum yang terlihat menawan.
"Maaf sayang, membuatmu menunggu lama?" Ucap Aiden Alves, mengecup pipi merona Lucianne dengan lembut, yang bahkan langsung di sambut oleh senyum bahagia dari Lucianne.
"Tidak masalah sayang, lagipula aku juga baru tiba, dan tidak sampai lima menit menunggumu di sini." Jawab Lucianne dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya. "Ahh.... aku sungguh merindukanmu, you are okay bebby?" Tanya Lucianne beranjak dari duduknya dan langsung duduk di atas pangkuan Aiden Alves, abaikan beberapa tatapan dari para pengunjung, mungkin tidak masalah bagi mereka, ketika melihat dia pasangan kekasih yang begitu serasi dan sempurna tengah bermesraan di depan umum, meski Lucianne yang terlihat lebih dominan di banding Aiden Alves yang hanya terdiam menyandarkan tubuh saat Lucianne memeluknya.
"Duduklah di kursimu Luci." Bisik Aiden Alves mengecup pipi Lucianne sekali lagi.
"No... Aku masih merindukanmu," Tolak Lucianne yang bahkan langsung melingkarkan kedua lengannya ke leher Aiden Alves.
"Kita bisa melakukan ini di tempat lain, bukan di tempat umum."
"Apa kau malu?" Tanya Lucianne memautkan bibir.
"Tidak, aku hanya tidak ingin membuat orang iri dengan hubungan kita," Balas Aiden Alves mengusap rambut Lucianne dengan satu ulasan senyum di bibirnya.
"Oh baiklah, meski aku tidak masalah jika mereka iri denganku karena memiliki kekasih sempurna sepertimu." Ucap Lucianne beranjak dari atas pangkuan Aiden Alves dan duduk di samping pria itu seolah tak ingin melepaskan pria itu.
"Apa kau sangat merindukanku?" Tanya Aiden Alves.
"Yah, Miss you so much."
"Tapi kenapa kau pergi begitu lama? Bahkan tak menghubungiku, apa kau pikir aku juga tak merindukanmu?" Tanya Aiden Alves menatap wajah cantik Lucianne.
"I'm so sorry bebby,"
"Yah, aku mengerti." Angguk Aiden Alves.
"Bagaimana pekerjaanmu di perusahaan? Apa berjalan dengan baik? Apakah kau makan dengan teratur?" Tanya Lucianne dengan segala pertanyaannya.
"Hm, aku baik-baik saja, perusahaan dan pekerjaan juga baik-baik saja. Aku minta maaf, jika akhir-akhir ini aku mungkin sangat sibuk, jadi akan jarang menemuimu. Apa itu tidak masalah?" Tanya Aiden Alves meraih telapak tangan sang kekasih untuk kemudian di genggamnya erat.
"Tidak apa-apa Aiden, itu bukan masalah besar bagiku. Lagi pula aku juga akhir-akhir ini akan sangat sibuk di Butik, dan itu cukup membuatku pusing." Balas Lucianne.
"Pusing? Ada apa? Apa itu masalah serius?" Tanya Aiden Alves nampak serius.
"Lumayan serius, karena ada beberapa pelanggan VVIP yang mengcansel pesanan, dan bahkan ada sebagian tokoh yang mengembalikan beberapa barang. Dan hal itu cukup mempengaruhi omset penjualan. Dan aku sedikit mengalami kerugian karena masalah ini." Jawab Lucianne terlihat lesu.
"Aku akan membantumu untuk menutupi semua kerugianmu. Lucas akan mengurus semuanya. Jadi berhentilah memikirkan masalah itu." Balas Aiden Alves.
"Benarkah? Kau sungguh akan melakukan itu untukku? Tanya Lucianne berbinar.
"Hm, tentu saja," Angguk Aiden Alves.
"Terimakasih sayang, aku mencintaimu." Jawab Lucianne kembali beranjak dari duduknya dan langsung memeluk tubuh Aiden Alves dari belakang, mengecup wajah itu hingga berkali-kali.
"Iya.. Lanjutkan makanmu." Balas Aiden Alves mengusap pucuk kepala Lucianne, yang kembali duduk dan mulai menikmati makan siangnya.
"Oh iyaa.. Di akhir pekan ini apa kau sibuk?" Tanya Aiden Alves lagi.
"Lumayan, ada apa?" Tanya Lucianne masih mengunyah makanannya.
"Aku ingin mengajakmu Dinner. Jika di pikir lagi, kita juga sudah lama tidak keluar berdua. Selain itu, ada hal penting juga yang ingin aku sampaikan padamu." Jawab Aiden Alves.
"Apa itu sesuatu yang sangat penting?" Tanya Lucianne meneguk air mineral.
"Hm, bisa di bilang seperti itu, tapi kali ini berbeda." Balas Aiden Alves dengan senyumnya.
"Baiklah.. Aku pasti akan menyiapkan waktuku untukmu." Ucap Lucianne tersenyum.
Hingga obrolan di antara mereka berdua berakhir untuk melanjutkan makan siang yang sempat tertunda. Selang 20 menit merekapun meninggalkan tempat tersebut. Aiden Alves yang langsung mengantarkan Lucianne ke butiknya dan ia sendiri kembali ke Perusahaan untuk memimpin rapat penting dengan beberapa staf direksi dan investor baru di perusahaannya.
* * * * *
ALF CAFFE AND RESTAURANT.
Berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Malam ini Aiden Alves terlihat sangat berbeda dengan penampilan casualnya. Jas, Kaos Lengan Panjang, Celana Chino dan sepatu kain, sangat cocok dengan wajah tampannya. Sungguh penampilan yang sederhana namun terlihat sangat sempurna.
Dan penampilan sempurna Aiden Alves malam ini bukan tanpa alasan. Sebab malam ini adalah malam di mana ia akan melamar kekasihnya Lucianne yang sudah 5 tahun terakhir ini menjadi kekasihnya.
Dan satu jam berlalu, Aiden Alves kembali melirik jam yang melingkar di lengannya yang sudah menunjukkan pukul 21:30 malam. Seharusnya Lucianne sudah berada di hadapannya saat ini, namun sampai saat ini, ia masih belum melihat bayangan Lucianne di pintu masuk restoran. Pesan notifikasi pun tidak ada.
"Di mana kamu," Gumam Aiden Alves, dengan perasaan yang di penuhi kegelisahan kembali meneguk Wine yang tersedia di sana sambil sesekali menatap layar ponselnya. Kembali menarik nafas berat saat jam kini menujukan pukul 23:00 malam, dan itu sudah dua jam berlalu, bahkan Aiden Alves mulai merasa khawatir sekarang.
Apa yang terjadi, apa dia baik-baik saja? Batin Aiden Alves kembali menghubungi nomor ponsel Lucianne yang bahkan sejak tadi tidak menjawab satupun panggilan darinya, dan hal itu tentu saja semakin membuat Aiden Alves sedikit kesal, bahkan tanpa membuang wakt, ia langsung beranjak dari duduknya dan melangkah keluar meninggalkan restoran begitu saja.
Dengan perasaan yang bercampur aduk, Aiden Alves melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Butik milik Lucianne. Bahkan Ia mulai merasakan gelisah dan takut, sebab sejak beberapa jam lalu ia tidak juga mendapatkan kabar sedikitpun dari kekasihnya.
Bahkan sekalipun kau tidak pernah mengabaikan panggilan telfon ku, sebenarnya apa yang terjadi dengan dirimu. Batin Aiden Alves yang kembali menginjak pedal gas mobilnya lebih dalam lagi, hingga hanya butuh 20 menit saja mobil mewah tersebut sudah terparkir tepat di depan Butik milik Lucianne yang sudah terlihat sepi, dengan lampu yang juga sudah padam.
* * * * *
Bersambung...