Helena hendak membalas perkataan itu, tapi ponselnya yang bergetar dan memunculkan satu notifikasi pesan kembali mengalihkan perhatiannya. Pesan baru, yang sangat panjang, dari Lexi.
Kak Lexi:
Helena, sorry banget kalau misalnya aku kayak maksa kamu banget. Tapi please, demi kami, tim yang ada di belakang project kamu, tolong perjuangkan ide awal kamu. Tanpa sepengetahuan kamu, aku sudah menghubungi beberapa PH untuk mengajukan ide itu. Dan ada salah satu PH yang tertarik, yang bilang suka banget sama idenya. Apalagi ketika aku tunjukan tulisan kamu di bagian awal. Dia bilang, dia ingin mempersiapkan semacam series untuk cerita kamu setelah launching novelnya nanti.
Kepala Helena semakin pusing. Jadi dia berdiri tanpa berkata apa-apa pada Galaksi. Dan dia sadar bahwa berdiam diri di sana lebih lama hanya akan membuat kepalanya semakin sakit karena kebanyakan berpikir.
"Gue mau balik," ujar Helena seraya meraih notes yang tergeletak di atas meja bar. Rasanya dia ingin menyobek isi perjanjian konyol yang tadi diusulkannya itu.
"Gue antar." Galaksi bangkit dari sofa setelah meraih kembali hoodie hitam yang tadi dilepasnya. "Bentar, gue ambil kunci mobil dulu di kamar."
Helena masih berdiri di sisi meja bar saat melihat Galaksi melangkah ke kamarnya. Sosok jangkung dan tanpan itu adalah representasi dari sosok Rey. Atau bahkan sebaliknya. Rey yang ditulisnya adalah representasi dari sosok Galaksi.
Ketika menulis tentang Rey, Helena langsung teringat Galaksi. Tidak ada sosok lain yang lebih tepay dari Galaksi.
Ponsel Helena kembali bergetar, menampilkan kembali satu pesan singkat dari Lexi.
Kak Lexi:
Helen, aku editor baru, masih ada di tahap probation. Dan kamu, adalah penentu karier aku untuk lanjut atau enggak. Jadi aku sangat berharap sama kamu.
Oh, astaga. Kepala Helena benar-benar akan meledak, dan untuk menghentikannya agar tidak terus-menerus berpikir, Helena kembali menaruh notes-nya di atas meja bar.
Galaksi keluar dari kamarnya dengan telunjuk yang memutar-mutar gantungan kunci mobil seraya berjalan ke arah Helena. Dia tertegun di tempatnya saat melihat apa yang Helena lakukan.
Satu tandatangan sudah Helena bubuhkan di samping tadatangan Galaksi karena laki-laki itu sudah membubuhkan tandatangannya lebih dahulu di sana. "Oke. Perjanjian dimulai terhitung hari ini sampai ... sampai novel gue terbit."
****
TIM SUKSES DEPAN PAGER
Arjuna Advaya : Gue baru balik abis jadi relawan. Kagak ada yang kangen apa nanya kabar gitu?
Kaivan Ravindra: Tadi ditunggu di Kantek, padahal Fadhil udah jauh-jauh dateng. Lo ke mana?
Arjuna Advaya: Ketiduran, Sayaaaang. Capek aku tadi baru baleeek.
Hartofan Alga: Gimana? Gimana? Seru?
Arjuna Advaya: Lain kali ikut dong, Tof.
Hartofan Alga: Gass.
Julian Keano: Weekend kumpul dong.
Fadhil Dzil: Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan simbolis, biasanya berkenaan dengan agama dan ekpercayaan. Enam huru[. Huruf pertama R.
Kaivan Ravindra: Ritual.
Arjuna Advaya: Yuk. Di mana?
Julian Keano: Rumah lah. Weekend kemarin nggak jadi.
Galaksi Bimantara: Kerjaan Gista, nih.
Hartofan Alga: Jadi gimana Gista? Sebagai koordinator acara?
Jessy Shahiya: Gista masih ngambek gara-gara jagung sekarung mesti dihabisin sendirian.
Helena Cellistine: Giisss. Hahahaha.
Galaksi Bimantara: Hahaha,
Fadhil Dzil: Tali dari cincin yang saling berkaitan terbuat dari logam. Enam huruf. Hurug terakhir I.
Kaivan Ravindra: Rantai.
Gista Renjani: Males ah.
Fadhil Dzil: Antonim pintar.
Kaivan Ravindra: Bodoh, dong.
Gista Renjani: APAAN SIH NGATAIN GUE YA?
Julian Keano: Fadhil lama-lama gue kick ya.
Galaksi Bimantara: Sama Kai sekalian. Berisik.
Arjuna Advaya: Berani nggak?
Julian Keano: Halah. Ya. Nggak. Lah.
Fadhil Dzil: Mengelap atau menyeka keringat atau air mata. Empat huruf. Huruf pertama U.
Jessy Shahiya: Kai. Kalau masih mau jadi pacar aku, jangan dijawab.
Kaivan Ravindra: Iya. Iya.
Julian Keano: Usap.
Galaksi Bimantara: Usap.
Arjuna Advaya: Usap.
Hartofan Alga: Usap.
Kaivan Ravindra: HELEEEEHHH.
Gista Renjani: Eh, serius. YUk kumpul. Jadiin.
Hartofan Alga: Yuk. Absen aja.
Julian Keano: Gue.
Arjuna Advaya: Gue.
Jessy Shahiya: Gue.
Kaivan Ravindra: Gue.
Jessy Shahiya: Sayang, kan emang acaranya di rumah kamu :)
Kaivan Ravindra: Lah, iya.
Helena Cellistine: Gue.
Galaksi Bimantara: Oh. Helen ikut? Kalau Helen ikut gue juga ikut.
Fadhil Dzil: Hewan jenis reptil yang berbahaya. Lima huruf. Huruf pertama B.
Arjuna Advaya: :D
Julian Keano: WKWKWKWK
Jessy Shahiya: Btw. Gista udah marahnya, Ta?
Gista Renjani: Hih, siapa yang maraaah?
Jessy Shahiya: Itu tadi siang Fadhil bilang. Katanya dia ngajak lo kumpul di Knatek, lo nggak mau. Lo beneran sakit perut, Gis?
Gista Renjani: Sakit perut kenapaaa?
Jessy Shahiya: Kata Fadhil tuh. Makanin jagung sekarung.
Helena Cellistine: Fadhil dipercaya, Jessyyyyy.
Gista Renjani: Gue nggak marah. Lagian semua duit udah diganti sama Galaksi.
Jessy Shahiya: Emang Galaksi doang.
Kaivan Ravindra: Apaan Galaksi doang?
Jessy Shahiya: Yang suka mainin cewek.
Galaksi Bimantara: Lah? Tiba-tiba gua.
Gista Renjani: Makasih ya, Gal.
Galaksi Bimantara: Santai.
Gista Renjani: Mana dilebihinnya banyak banget lagi :( Jangan keseringan, Gal.
Galaksi Bimantara: Hahaha. Udah, udah.
Gista Renjani: Kalau nanti gue baper terus minta dipacarin gimana :( Sebagai rasa terima kasih, gue kasih nomor cewek aja, ya?
Galaksi Bimantara: Cukup, Ta. Udah. Udah!
Gista Renjani: Eh, temen gue yang kemarin udah ada ngehubungin lo, Gal?
Helena Cellistine: Hahaha.
Galaksi Bimantara: Ta, maaf maaf ini, Helen ngetik hahaha-nya sambil jambakin gue.
****
From Lexiana Fianka
To : Helena Cellistine
Dear, Helena.
Ini keren, keren banget. Hanya ada beberapa poin yang aku tandai untuk kamu revisi.
1. Walaupun Rey ini player, tapi dia tetap harus punya alasan kenapa tiba-tiba suka Saira. Karena diceritakan sebelumnya Rey ini nolak Saira banget dan menurut dia Saira ini nggak menarik. Nah, yang bikin dia berbalik suka itu apa? Nggak harus gamblang juga dijelasin sih, cuma kasih hint aja di sikapnya Rey atau di ebberapa momen.
2. Ketika Rey deketin balik Saira, tolong dibikin lebih luwes. Ini terlalu kaku seolah-olah Rey nih nggak punya pengalaman apa-apa. Tapi tetap buat kesan bahwa Saira ini istimewa buat Rey dengan kasih perbedaan ketika dia deketin Saira dan cewek lain.
Oke. Itu aja revisi untuk bab ini. Seperti biasa ya, lanjut ke WhatsApp.
Thank you,
Lexi.
Sudah satu jam Helena berada di depan laptopnya, sampai layar laptopnya redup dan matis ecara otomatis. Dan saat menggoyangkan mouse, e-mail yang dikirim Lexy kembali tampil di hadapannya. Seharusnya, sejak tadi dia membuka file naskah yang tengah ditulisnya, lalu mengubah beberapa momen sesuai dengan poin-poin revisi yang diberikan oleh Lexi.
Namun, sejak tadi dia lebih tertarik untuk melamun daripada melakukan kegiatan lain. Beberapa kali Helena meraih ponselnya, hendak menghubungi Galaksi untuk membatalkan perjanjian yang mereka buat. Beberapa kali mencoba menulis pesan, tapi tidak kunjung dikirim dan kembali dihapus.
*
*
*