Herra kembali ke apartemennya tepat pukul tujuh malam. Pekerjaannya di perusahaan cukup banyak. Apalagi tadi harus tertunda karena kehadiran Vian. Sungguh perkataan Vian masih terngiang di pikirannya.
Herra masih memikirkan ajakan Vian untuk kembali padanya. Sebenarnya dalam hatinya tidak ingin melanjutkan hubungan itu karena ia akan dilema. Lain dari pihak Dara maupun Rizhan. Ia benar-benar tak bisa! Ia tak mau mengulangi kesalahan yang sama lagi. Ia tak akan sanggup.
Ia yakin jika kembali lagi berhubungan dengan Vian, dapat dipastikan Dara akan datang marah-marah kembali padanya. Entahlah, siapa yang benar antara Vian atau Dara. Mereka sama-sama menjelaskan hal yang berbeda. Herra pun tak tau harus mempercayai yang mana. Ia jadi sangat bingung saat ini. Tak tahu siapa yang bakal ia pilih.