Hari ini Herra tidak berangkat ke tempat kerjanya. Ia sudah meminta izin kepada pihak HRD. Sungguh kepalanya masih begitu pening akibat kejadian kemarin. Ia masih sangat marah atas sikap Rizhan yang dengan kejamnya membunuh Vian. Bagaimana bisa pria itu dengan mudahnya membunuh orang sesuka hatinya? Apa karena pria itu hanya seorang Imagine jadi bisa berbuat seenaknya?
Herra benar-benar murka dengan pria itu. Ia tak bisa lagi memendam ini semua. Sudah cukup banyak beban yang ia tanggung dengan kematian orang-orang sebelum Vian. Biarpun, tangan yang melakukan itu Rizhan, tapi tetap saja dia yang paling salah di sini. Karena kemunculan Rizhan ada karena dirinya.
Sungguh, semakin lama Herra semakin menyesal dengan keputusannya untuk membuat My Imagine itu. Awalnya saja yang bagus. Tapi lama kelamaan semakin buruk dan membuat banyak malapetaka.