Kedatangan Andra dan juga Icha disambut baik oleh mereka semua, akhirnya yang ditunggu kini telah datang dan lengkap dengan pesanan mereka.
Andra menyimpan apa yang dibawanya dan turut duduk bersama mereka disana, Andra juga menarik Icha untuk duduk di samping dirinya saja.
"Farhan gak datang ?"
"Gak ada, dia sibuk sama outletnya"
Andra mengangguk, baiklah mungkin itu wajar saja karena memang seorang pengusaha.
"Fania mana ?"
"Lagi bikin minum di dapur"
"Sendiri ?"
"Ya, sendiri sajalah"
"Biar aku temani ya"
Andra menoleh dan mengangguk setuju dengan ucapan Icha, silahkan saja mereka juga sudah saling mengenal sekarang, jadi pasti bisa bekerjasama untuk sekedar membuat minuman.
Icha lantas pamit untuk menyusul Fania disana.
"Rajin ya"
Ucap Anggi, Andra hanya tersenyum tanpa mengatakan apa pun pada Anggi.
"Dia ikut tidur disini, lo yakin ?"
"Yakinlah, kalau gak yakin untuk apa gue bawa kesini"
"Benar juga"
Raka mengangguk setuju, Andra memang ingin bersama Icha malam ini, Icha pasti mau menemaninya sampai nanti Andra tertidur.
Dua wanita itu telah kembali dengan membawa minumannya, menyimpannya dengan hati-hati dan turut duduk.
"Makasih Cha"
"Sama-sama, tenang saja aku bisa kalau cuma buat minum"
Fania tersenyum dan meneguk minumannya lebih dulu, Fania sudah merasa haus sejak tadi, jadi biarkan saja Fania meneguknya lebih dulu dari pada mereka.
"Ayo diminum, tadi katanya haus gimana sih lo semua ?"
"Santai kali, waktu bersamanya juga masih panjang, buru-buru banget mau kemana lo ?"
Fania mengangkat kedua bahunya sekilas dan membuka kantong yang ada disana, Fania itu itu adalah makanan yang dibawa Andra dan Fania akan langsung menikmatinya saja.
"Fan, lo udah makan ?"
"Udah"
Jawab Fania asal seraya membuka kuenya, Icha tersenyum saat melirik Andra.
"Kamu mau, ambil saja ?"
Icha menggeleng, nanti saja Icha masih ingin diam sekarang, Icha ingin mendengarkan perbincangan mereka yang pasti akan menyenangkan sekali.
"Gimana kerjaan lo, Dra ?"
"Lancar aja, gue kerja baik-baik aja"
Fania tersenyum, baguslah kalau memang seperti itu, Andra pasti semangat karena ditemani Icha saat di Kantor tadi.
Fania masih kerap merindukan suasana Kantor, Fania ingin kembali sibuk disana seperti saat dulu sebelum Fania tahu tentang penyakitnya.
"Kenapa lo ?"
Fania menggeleng dan kembali melahap makanannya, tidak perlu Fania mengatakannya karena Andra juga tidak akan setuju jika Fania kembali bekerja.
Mereka mendengar ponsel Fania yang berdering, sudah bisa dipastikan jika itu adalah panggilan dari Farhan, karena Fania tersenyum saat melihat layar ponselnya.
Fania meraihnya dan berlalu meninggalkan mereka semua.
"Ngapain pergi lagi tuh anak ?"
"Biar aja, kenapa lo cemburu, sedih ya gak ada yang telepon ?"
Anggi mengernyit dan langsung menjitak Andra begitu saja, menyebalkan sekali mentang-mentang dirinya juga telah mendapatkan Icha.
"Cari pacar makanya"
"Berisik lo"
Andra tersenyum dan menggeleng, Andra harus selalu mendukung apa pun yang bisa membuat Fania bahagia.
Andra ingin Fania tetap semangat menjalani hidupnya, penyakitnya bukan halangan untuk Fania tetap semangat, karena keajaiban akan datang pada mereka yang mampu membanggakan Tuhan.
"Dra, lo yakin rela Fania sama Farhan ?"
Tanya Yuda, Andra mengangguk pasti, biarkan saja selama Farhan bisa dipercaya untuk jaga dan bahagiakan Fania.
Andra melihat Farhan memang tidak akan main-main dengan Fania, jadi untuk apa Andra terus menerus menghalangi mereka untuk bersama.
"Lo rela mereka menikah ?"
Andra mengernyit, pertanyaan macam apa itu, bisa-bisanya Yuda berbicara seperti itu.
"Lo harus rela, mereka akan menikah"
"Diam lo, tahu dari mana lo, asal aja kalau ngomong"
Kini giliran Icha yang sedikit mengernyit melihat respon Andra, memangnya kenapa kalau mereka menikah, apa Andra cemburu dan akan menghalanginya.
"Farhan yang bilang sama gue kemarin"
"Serius ?"
Sahut Wulan, mereka seketika menghentikan kegiatannya masing-masing dan memilih fokus pada Yuda disana.
"Jangan bercanda lo"
Tambah Wulan, Yuda berdecak dan menggeleng, terserah saja mau percaya atau tidak, yang jelas Yuda sudah mengatakan yang sebenarnya.
"Lo serius gak sih, jawab dong"
Anggi melempar snack yang ditangannya ke Yuda, kenapa menggantung sekali informasinya itu.
"Benar, lo semua tanya aja sama Farhan, jangan serang gue seperti ini, gue hanya bilang apa yang Farhan katakan saja"
Andra terdiam, apa harus secepat itu, apa benar kalau Farhan akan menerima Fania di kondisi terburuknya nanti.
Icha tak melepaskan tatapannya dari Andra, kenapa kini rasa keberatan di hati Icha tentang Andra dan Fania kembali datang.
Kenapa Andra harus seperti itu merespon kalimat Yuda, biarkan saja Fania dan Farhan menikah bukankah mereka memang saling cinta.
"Gak rela kan lo, makanya jangan berlagak meminta Farhan dekati Fania, lo harusnya tahu kalau Farhan itu gak main-main, dia gak hanya ingin memacari Fania saja"
Andra melirik Raka sekilas, dan berbalik pada Icha disana.
Wanita itu tampak tersenyum padanya, apa Andra sudah berlebihan menunjukan responnya sekarang.
"Kenapa ?"
Andra tersenyum dan menggeleng, menarik Icha ke dalam pelukannya dan mengusap kepalanya.
Wulan berdecak melihat hal itu, gak tahu tempat banget dua anak manusia itu.
"Udah ah, gak enak"
Icha melepaskan pelukan Andra, dan tersenyum pada mereka semua.
Andra meraih gelasnya dan meneguknya perlahan, kenapa informasi yang diberikan Yuda justru membuatnya gelisah seperti ini.
Harusnya Andra senang karena Farhan tidak mempermainkan Fania ditengah sakitnya, tapi rasanya Andra lebih keberatan jika Farhan menikahi Fania.
Andra khawatir kalau Farhan akan meninggalkan Fania setelah menikah nanti, bukan mendoakan hal buruk, tapi bukankah keadaan Fania memang jauh dari baik sampai saat ini.
Fania tampak kembali dengan ekspresi bahagianya, mereka semua bersamaan melirik Fania.
Benak mereka menerka kalau mungkin saja Fania bahagia karena Farhan akan menikahinya, tapi kenapa Fania tidak bercerita tentang itu kepada mereka semua.
"Kenapa sih, kok lihat gue sampai seperti itu, ada masalah ?"
Ucap Fania yang heran sendiri dengan tatapan yang terarah padanya.
"Kamu mau nikah Fan ?"
Tanya Icha tanpa basa-basi, Andra seketika melirik Icha, untuk apa juga Icha sampai mempertanyakan itu sekarang.
"Maksudnya ?"
"Yuda bilang, Farhan mau nikahi kamu"
Fania mengangkat kedua alisnya dan menatap Yuda disana, jadi sejak tadi topik gosip mereka adalah Fania dan Farhan.
Bisa sekali mereka membicarakan Fania seperti itu.
"Gue cuma sampaikan apa yang Farhan bilang aja"
Jelas Yuda, Fania tersenyum menanggapinya, lalu apa masalahnya, Fania senang dengan keputusan Farhan atas hubungannya.
"Jadi benar ?"
Icha masih saja penasaran karena Fania tidak memberikan jawaban pastinya.
"Iya, itu benar, gue senang banget sekarang"
"Lo gak boleh nikah sama Farhan"
Senyuman Fania seketika menghilang, kini semua kompak menatap Andra, termasuk Icha.