Chereads / 361 Hari Nafas Fania / Chapter 63 - Kok Bisa ?

Chapter 63 - Kok Bisa ?

Mereka semua masih berada di rumah sakit bahkan saat malam telah larut, Andra dan Kurnia telah meminta mereka untuk pulang saja, tapi mereka menolaknya dan tetap ingin menemani Andra disana.

Dokter sudah memperbolehkan mereka untuk melihat Hesti di dalam sana, tapi belum boleh terlalu lama berada disana, dan mereka pun trlah bergantian melihat kondisi Hesti.

Memang memprihatinkan sekali, kritis dan pasti membuat sedih, tapi mau bagaimana pun mereka harus yakin jika semua akan tetap baik-baik saja, Hesti akan kembali sehat seperti sedia kala tanpa haru memakai infus dan selang-selang medis lainnya.

"Van, lo mau balik, biar gue antar lo balik ya, nanti orang tua lo cari, mereka pasti khawatir sama lo"

"Enggak, gue juga mau disini, lo hubungi aja orang rumah gue, kasih tahu kalau gue disini dan kasih tahu juga tentang keadaan disini"

Wulan mengangguk dan menuruti permintaan Fania, Wulan menghubungi orang rumah Fania untuk menjelaskan semuanya.

Tentu saja mereka juga turut sedih dengan apa yang disampaikan Wulan, mereka berkata akan menjenguk esok hari saat hari sudah siang, mereka juga menitipkan Fania agar bisa sedikit memperhatikannya selama di rumah sakit.

Tentu saja Wulan mengiyakannya, karena bagaimana pun juga Wulan mengetahui keadaan Fania sekarang ini.

Setelah selesai dengan panggilannya, Wulan kembali pada mereka semua, mengatakan apa yang dikatakan Gina tadi.

"Kamu mau pulang ?"

Tanya Andra, Icha menggeleng pasti, bagaimana bisa Icha pergi disaat keadaan Andra seperti itu.

"Gak apa-apa kalau mau pulang, biar aku antar ya, besok kamu bisa kesini lagi"

"Enggak, aku disini saja sama kamu"

Jika sahabatnya saja bertahan, apa lagi dengan Icha, tentu saja Icha juga akan bertahan agar bisa tetap menemani Andra.

Icha tidak akan membiarkan Andra sedih sendirian, meski Icha sempat kesal tapi jika dalam keadaan seperti ini tidak mungkin juga Icha tetap dengan kekesalannya.

Icha harus mengerti dan bahkan harus berusaha lebih mengerti dengan Andra, Icha bisa menjadi yang lebih mengerti Andra dari pada Fania.

"Gak apa-apa, aku disini saja, kan pamitnya mau menginap jadi aku bisa disini sampai besok"

Andra tersenyum dan bersandar di pundak Icha, Andra memang sedang membutuhkan Icha sekarang, Andra butuh untuknya bersandar dan tentunya sandaran yang memang membuatnya nyaman.

Kurnia tampak bangkit dan kembali memasuki ruangan Hesti, meninggalkan mereka semua yang tampak melihat kepergian Kurnia.

Anggi terlihat mulai menguap saat ini, malam yang semakin larut tentu saja akan membuat mereka mengantuk.

"Lo mau balik, jangan maksa kalau memang gak kuat ?"

Tanya Raka, Anggi menoleh tanpa menjawab, mungkin memang Anggi ingin pulang, tapi rasa beratnya meninggalkan Andra lebih kuar dari semuanya.

"Gue antar ya, disini kan juga banyak yang lain untuk menemani Andra"

"Gak usah nanti aja, gue masih bisa tahan kok"

Raka mengangguk tanpa berkata apa pun lagi, terserah saja lagi pula Anggi tahu batasan untuk apa yang dirasakannya sendiri.

"Fania"

Fania menoleh bersamaan dengan yang lainnya, mereka milihat Farhan yang berjalan menghampiri.

"Fan, kamu kenapa ?"

Ucap Farhan yang memegang kedua pundak Fania, memutar tubuhnya untuk memastikan apa yang terjadi pada Fania.

Mereka sama-sama kebingungan dengan kedatangan Farhan saat ini, dari mana Farhan tahu kalau Fania ada di rumah sakit.

Kedatangan Farhan cukup menarik fokus Andra dan juga Icha, Icha beralih menatap Andra yang tak melepaskan tatapannya dari Farhan.

"Kamu kenapa, apanya yang sakit sekarang ?"

"Kamu ngapain kesini ?"

"Aku dengar kamu di rumah sakit, aku fikir kamu yang sakit makanya aku kesini sekarang"

"Kamu kan sibuk, kenapa kesini, gimana sama kesibukan kamu ?"

"Aku sibuk karena kamu baik-baik saja, gimana bisa aku memikirkan kesibukan aku kalau dengar kamu di rumah sakit, gimana caranya aku fokus ?"

Fania tersenyum tanpa mengatakan apa pun lagi, benarkah seperti itu, kenapa Fania senang melihat kepanikan Farhan saat ini.

Farhan juga turut tersenyum dan mengusap pipi Fania dengan ibu jarinya, Andra berpaling dari itu semua, saat ini kekesalannya kembali terasa.

Andra tidak suka melihat mereka berdua, harusnya Farhan tidak datang sekarang, apa lagi hanya untuk sekedar melakukan hal itu.

"Kenapa, siapa yang sakit, kalian disini semuanya"

"Mamih Andra kecelakaan, makanya kita disini sekarang untuk menemani Andra"

Farhan mengernyit, mungkin memang Farhan yang terburu-buru menanggapi ucapan Gina tadi, Farhan tak sempat bertanya siapa yang dirawat disana.

Farhan melirik Andra yang tampak diam dalam sandarannya pada Icha, Farhan hendak mendekati Andra tapi Fania menahannya.

Fania menggeleng saat Farhan melihatnya, Fania tidak mau ada keributan karena Fania merasa kalau Andra masih kesal dengan Farhan.

"Kenapa ?"

"Tidak perlu"

"Ya kenapa ?"

"Farhan"

Farhan mengangkat kedua alisnya, kenapa tidak boleh, Farhan hanya ingin bertanya saja tentang keadaan pasiennya itu.

"Sudahlah"

Farhan mengangguk saja, meski pertanyaannya belum terjawab dengan sempurna.

"Kamu udah makan, sejak kamu disini ?"

"Belum, aku sejak sore disini"

"Kita cari makan ya"

"Aku gak mau pulang"

"Iya, nanti kita kesini lagi, sekarang cari makan dulu ya"

Fania mengangguk setuju, tentu saja karena Fania juga memang lapar saat ini.

"Yang lain mau titip gak ?"

Fania melihat mereka semua dan bertanya sesuai dengan pertanyaan Farhan.

"Gue titiplah"

"Gue juga"

"Beli saja buat semuanya, biar nanti gak harus bolak balik juga"

"Gue pesan yang pedas ya, biar segar lagi mata gue"

"Yang pedas apa ?"

"Apa sajalah, yang penting pedaa, tapi harus enak juga"

Fania mengangguk, mungkin itu benar agar tidak pusing juga nantinya, sekalian pergi juga bisa dapat untuk semuanya.

"Ya udah kita pergi sekarang ya"

Fania mengangguk, keduanya lantas pergi meninggalkan mereka semua, Farhan merangkul Fania dan mencium kepalanya lama.

Fania tersenyum dan melirik Farhan, padahal Farhan bilang akan sibuk di outletnya, tapi ternyata Farhan tetap datang saat tahu Fania di rumah sakit.

"Kenapa ?"

"Enggak, makasih ya udah perhatian sama aku"

Farhan berdecak dan kembali mencium kepala Fania sesaat, untuk apa beterimakasih, Farhan akan memperhatikannya dalam keadaan apa pun juga.

Farhan akan selalu berusaha ada untuk Fania dalam setiap keadaannya, termasuk saat ini juga.

"Mau cari makan kemana ?"

"Kamu maunya kemana, mau makan apa ?"

"Aku mau sate, kayanya enak tengah malam makan sate"

"Buat yang lain mau beli apa ?"

"Apa saja, mereka pasti makan kalau memang sudah ada makanannya"

"Sate saja ya, biar gak susah carinya"

Fania mengangguk pasti, Farhan membukakan pintu dan Fania memasuki mobilnya.

Setelah sama-sama masuk, Farhan melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit.

Mereka akan mencari apa yang mereka inginkan.