Hari ini, akan ada satu Mahasiswa lagi yang akan masuk ke kelas Leon.
Mereka bertanya-tanya tentang orang tersebut, mengingat ini sudah sampai dipertengahan tapi masih bisa ada mahasiswa baru.
Yasmin dan Cessillya asyik mengobrol.dengan topik mereka berdua berbeda dengan topik yang dibicarakan yang lainnya mengenai sosok baru yang akan datang.
Seperti saat kedatangan Yasmin dan Cessillya dulu, kini juga sama.
Seorang dosen yang melangkah masuk diikuti Mahasiswa baru yang dibicarakan seisi ruangan.
"Selamat pagi."
Sapanya yang mendapat jawaban kompak, semua wanita dikelas tersebut dibuat terpana oleh Mahasiswa baru yang berjalan memasuki kelas.
Termasuk 2 dayang Geovani pun ikut terpesona oleh ketampanan lelaki didepannya.
"Hah, pasti bakal jadi golongan manusia sombong."
Cessillya berbisik pada Yasmin, Yasmin mengernyit dan menyikut Cessillya meski pun tidak kena.
"Kita kedatangan lagi satu Mahasiswa dikelas ini, dia adalah Devan putra dari Pak Wahyu salah satu dosen di Kampus ini."
Semua mengangguk paham, pantas saja bisa masuk dengan mudah ternyata anak dosen.
"Silahkan Devan."
Devan mengangguk dan mulai memperkenalkan diri.
"Perkenalkan saya Devan Angga Wijaya, kalian bisa panggil saja Dev atau Devan, saya pindah dari Makassar, semoga kita bisa berteman baik."
"Baiklah, silahkan sekarang kamu duduk ditempat kamu."
Devan mengangguk dan berjalan menuju kursinya, kursi kosong untuk Devan terletak didepan Yasmin.
Setelah mendudukinya, Devan berbalik melirik Yasmin, Yasmin tersenyum dan mengangguk sopan menyambut Devan.
"Aku Devan."
Devan mengulurkan tangannya, Yasmin melirik sesaat dan menjabatnya.
"Aku Yasmin."
"Ok, bisa berteman ?"
Yasmin mengangguk, mereka satu kelas bagaimana mungkin tidak bisa berteman.
"Oh iya, dia Sisi sahabat aku."
Yasmin berbisik melirik Cessillya, Devan tersenyum dan turut berjabat tangan dengan Cessillya.
Kevin yang melihatnya merasa kesal, kenapa harus mereka berkenalan seperti itu.
Kenapa gak ke bangku depan aja kenalannya kenapa harus ke belakang dan kenapa harus Yasmin.
"Ok, sekarang kita mulai materinya."
Ucapan dosen mengalihkan semua perhatian padanya, selama kelas dimulai semuanya terlihat tenang begitu juga dengan Devan.
Devan seperti bukan orang baru dikelas itu, karena dirinya tersenyum kepada semua yang melihatnya.
Saat jam selesai, penghuni kelas tampak ramai dengan berbagai topik pembicaraan.
Selagi jam kedua belum dimulai mereka mencari kesibukannya masing-masing.
"Yas, aku dengar kalian juga baru disini."
"Iya, aku sama Sisi baru 5 bulan disini."
"Iya, papah aku bilang gitu, makanya aku minta tempat aku di dekat kalian saja jadi aku gak bingung beradaptasinya kan kalian juga baru disini.
Yasmin dan Cessillya mengangguk paham, mereka sama-sama bercerita.
Devan dengan asalnya dan Yasmin juga Cessillya dengan asalnya.
Mereka begitu akrab tak ada jarak meski pun mereka baru bertemu hari ini, Yasmin dan Cessillya merasa Devan baik.
Tak seperti tebakan Cessillya yang bilang kalau Devan sombong.
Jadwal kelas hari ini lengkap, tak ada dosen yang absen memberikan materinya.
Merasa urusan Kampus telah selesai, beberapa orang memutuskan untuk pulang begitu juga dengan Yasmin dan Cessillya.
Mereka memutuskan pulang untuk segera ke warung, membatu Hani disana yang bekerja sendirian.
"Yasmin."
Teriak Devan, Yasmin menoleh dan melihat Devan dan Kevin disana.
Devan melangkah mendahului Kevin, Yasmin merasa kalau sebelum Devan datang, Kevinlah yang akan memanggil dan menghampirinya.
"Kalian pulang."
"Enggak, aku mau ke warung Sisi dulu."
"Warung ?"
"Iya, Sisi punya warung spaghetti disini, kita mau kesana."
"Aku boleh ikut ?"
Yasmin melirik Cessillya, tentu saja semua terserah Cessillya.
"Boleh, asal kamu mau beli spaghetti di warung aku."
Devan mengangguk menyetujui Cessillya.
"Mobil kalian mana ?"
"Mobil apaan, kita pakai taxi."
"Oh, ya udah bareng aku aja sekalian aku kan gak tahu jalan."
"Tapi kita ...."
"Udah ayo."
Devan menarik Yasmin dan Cessillya disisi kiri dan kanannya, Yasmin melirik kearah Kevin sambil berjalan mengikuti langkah Devan.
Kevin tampak terdiam menatapnya tanpa ekspresi apa pun, Yasmin berfikir mungkin cuma perasaannya saja jika Kevin tadi hendak menemuinya.
"Lo kenapa ?"
Leon menepuk bahu Kevin dan berhasil memecah lamunan Kevin.
"Gak ada."
"Balik gak ?"
"Lo duluan aja."
"Udah ayo, anak-anak udah pada nunggu di parkiran."
Leon menarik Kevin agar pulang bersama dirinya dan yang lain.
Sepanjang perjalanan Kevin tak bisa melupakan saat pertama Devan mengajak Yasmin berbicara, Kevin merasa setelah Leon mungkin Devan yang akan semakin menggeser Kevin dari Yasmin.
"Mungkin memang gue harus melupakan Yasmin."
Kevin mengetuk-ngetukan jarinyanya pada stir yang digenggamnya, tapi hati Kevin menolak untuk menyetujui kalimat dari mulutnya.
Laju mobil Kevin telah melewati jalan rumahnya, Kevin enggan untuk pulang, Kevin tahu Siska pasti akan memperhatikannya lagi.
"Kenapa bisa seperti ini, siapa sebenarnya Yasmin ?"
Kevin menggeleng, berkali-kali dirinya menepis setiap getar yang ada untuk Yasmin, tapi semakin ditepisnya maka semakin kuat juga perasaannya.
"Gimana enak gak ?"
"Enak banget, ini seriusan Sisi yang bikin ?"
"Iyalah, hebat kan ?"
"Enak banget, nanti buatkan aku 5 porsi ya buat orang di rumah."
"Siap."
Yasmin menemani Devan makan atas permintaan Cessillya, karena Cessillya sibuk membantu Hani di dapur dan melayani setiap pemesan jadilah Yasmin yang diminta untuk menemani Devan sekedar untuk mengajaknya berbicara.
"Sejak kapan ?"
"Apa ?"
"Hubungan sama Kevin."
Yasmin mengernyit heran mendengar petanyaan Devan, bagaiman bisa dia bertanya seperti itu, baru juga datang kenapa bisa tahu tentang Kevin.
"Tadi aku sempat dengar Kevin dan Leon ribut pas mau keluar kelas."
"Ribut kenapa ?"
"Aku dengar Kevin kesal karena Leon mendekati kamu."
Yasmin semakin bingung dengan keadaannya, kenapa harus Leon bukankah mereka berteman bagaimana bisa dia berfikir seperti itu.
"Oh iya, aku boleh minta kontak kamu sama Sisi ?"
"Buat apa ?"
"Gimana sih katanya kita berteman."
"Iya-iya maaf, boleh kok mana sini ponselnya."
Devan memberikan ponselnya dan Yasmin langsung mencatat kontaknya dan Cessillya.
Yasmin memberikan kembali ponselnya dan mereka kembali menikmati hidangannya.
Yasmin kembali teringat dengan kata-kata Devan tentang Kevin dan Leon, masalah apa sebenarnya yang menjadikan Kevin mengabaikannya seperti sekarang.
"Baikan aja Yas, kalian sama-sama membutuhkan."
Yasmin hanya tersenyum menjawab kalimat Devan, memang itu yang diinginkan Yasmin tapi mau bagaimana jika Kevin juga enggan lagi menanggapi dirinya sampai saat ini.
"Perlu aku bantu ?"
"Bantu apa memangnya kamu tahu masalahnya ?"
"Ya gampang tinggal cerita saja kamunya."
"Apa sih kamu ini, udah ah makan cepat habiskan."
"Dibantu kok gak mau."
Yasmin diam dan tetap setia dengan spaghettinya, Yasmin enggan berkata apa pun.
Yasmin memilih sibuk bergelut dengan fikirannya sendiri tanpa ingin berbincang dengan Devan.
Devan melihat sekitar, melihat pelanggan yang datang bergantian tanpa henti seperti itu.