Chereads / Rumitnya Cinta / Chapter 31 - Jalan-jalan

Chapter 31 - Jalan-jalan

Kevin menghentikan laju mobilnya dihalaman rumah yang pernah ia datangi waktu mengikuti Leon dan Yasmin dulu.

Kevin, mengetuk pintu dihadapannya, tanpa menunggu lama pintu pun terbuka dan muncul seorang ibu yang Kevin ingat, pernah melihatnya dulu.

"Iya, cari siapa ?"

"Yasmin ada tante ?"

Aini mengernyit mendengar Kevin memanggilnya tante.

"Yasmin, ada."

"Aku Kevin tante."

Kevin menyalami Aini dengan hormat.

"Kevin ?"

"Iya teman Kampusnya Yasmin."

"Oh iya, ibu gak tahu soalnya, ya udah masuk biar ibu panggilkan Yasmin."

"Kevin tunggu disini saja tante, kalau boleh Kevin sekalian mau minta izin, ajak Yasmin pergi."

"Pergi ?"

"Iya, sebentar, gak akan sampai malam."

Aini tersenyum, baru kali ini ada lelaki yang datang menemui dirinya dan meminta izinnya untuk mengajak anak gadisnya pergi.

"Boleh tan ?"

"Oh .... iya boleh .... tapi panggilnya ibu saja jangan tante."

"Oh iya maaf bu."

Kevin mengangguk, Aini pun pamit masuk untuk memanggil Yasmin.

Kevin duduk di kursi yang tersedia disana.

"Mau kemana memangnya ?"

Kevin menoleh saat mendengar suara Yasmin, keduanya sama-sama tersenyum.

"Ibu kamu mana ?"

Kevin bangkit dan melirik belakang Yasmin mencari sosok Aini.

"Ibu di dapur, kenapa ?"

"Aku udah izin tadi buat ajak kamu pergi, katanya boleh."

"Iya, memangnya mau kemana ?"

"Jalan aja."

Yasmin mengernyit, dan berbalik melihat Aini yang berjalan menghampiri mereka.

"Gimana, mau masuk dulu ?"

"Gak tahu, mau masuk dulu gak ?"

"Kayanya gak usah, ini udah sore juga takutnya nanti pulang malah kemalaman."

Aini mengangguk, itu memang paling benar.

Aini memang tidak mengizinkan Yasmin keluar rumah lewat dari jam 9 malam.

"Ya udah, pergi saja, hati-hati ya."

"Ya udah aku ganti baju dulu."

"Gak usah, itu aja udah bagus, ayo pergi sekarang."

Keduanya pun berlalu setelah berpamitan, Yasmin sama sekali tak ada persiapan.

Pakaiannya bukan stelan untuk jalan, Kevin tersenyum melihat Yasmin yang benar-benar natural, baik pakaiannya begitu juga dengan wajahnya.

"Kamu udah makan ?"

"Belum, aku baru pulang dari rumah Sisi, udah keburu kamu datang."

"Sekarang laper gak ?"

"Belum sih, tadi aku udah ngemil banyak."

Kevin mengangguk dan kembali fokus dengan menyetirnya, Yasmin diam sambil memainkan jemarinya.

Tak ada yang bisa dimainkannya, karena Yasmin benar-benar tak membawa apa pun.

"Udah bilang sama ibu kamu soal besok malam ?"

"Belum, nanti aja kalau di rumah."

"Kira-kira boleh gak ?"

"Gak tahu, aku kan belum bilang."

"Kalau gak boleh pergi sendiri, kamu ajak aja ibu kamu sekalian."

Yasmin terkikik, bagaimana mungkin Yasmin mengajak ibunya tiba-tiba, sedangkan Yasmin sendiri baru akan bertemu dengan keluarga Kevin.

"Kenapa ?"

"Enggaklah, ngapain, aku aja belum tentu diterima disana apa lagi ibu aku."

"Apaan sih Yas."

Yasmin tersenyum dan terdiam, Yasmin kepikiran dengan ucapannya sendiri.

Benar juga bagaimana kalau dirinya tidak diterima keluarga Kevin nanti.

Kevin memasuki area parkir Mall, tempat itu adalah waktu dimana dulu mereka berdua tidak sengaja bertemu.

Ketika dompet Yasmin terjatuh sampai akhirnya kini mereka dekat.

"Ayo keluar."

Yasmin mengangguk, keduanya keluar dan berjalan bergandengan memasuki Mall.

"Malu-maluin gak sih ?"

"Apanya ?"

"Aku."

"Kamu malu, aku biasa aja."

Yasmin mengerucutkan bibirnya dan mengedarkan pandangannya kesetiap penjuru Mall, Yasmin tersenyum geli saat ingatannya mengingatkan dia saat dulu ketakutan bertemu Kevin.

"Kamu mau beli apa kesini ?"

"Aku juga gak tahu."

"Terus ngapain kesini."

"Mamah suruh aku jemput pesanannya, tapi kan aku pergi sama kamu jadi beli apa ajalah udah disini."

"Terus pesanan mamah kamu dimana ?"

"Ya aku juga ini lagi cari."

Yasmin mengangguk dan terdiam, Kevin membawanya menghampiri toko perhiasan.

"Silahkan, perhiasannya."

Sapa penjaga toko, Keduanya tersenyum hangat.

"Saya mau bawa pesanan atas nama Siska Pradika."

"Oh bu Siska, sebentar saya ambilkan, dipilih dulu pak, bu siapa tahu mau tambah koleksi perhiasannya di rumah."

Yasmin mengangguk sambil tersenyum, matanya terpana dengan indahnya perhiasan yang tertata dihadapannya.

Cantik nan Mewah, Yasmin ingin sekali memiliki salah satu diantaranya tapi Yasmin harus berfikir dua kali, jika pun Yasmin mampu membelinya tapi Yasmin tak akan punya uang buat hidupnya sehari-hari.

"Kamu mau ?"

"Hah .... eng .... enggak, aku kihat-lihat aja bagus bagus."

Kevin mengangguk dan terdiam memperhatikan Yasmin, mengikuti arah pandangnya.

Kevin melihat kalung berlian rantai yang berliontinkan hati dilengkapi dengan bintang kecil ditengahnya.

Kevin tersenyum, ruapanya Yasmin memiliki selera yang lumayan.

Mata Yasmin tak berkedip melihat kalung tersebut.

Tapi fokusnya harus terpecah saat pesanan yang dimaksud Kevin telah datang.

"Silahkan pak, ini pesanannya, boleh dicek lagi."

"Gak perlu, saya juga gak tau yang dipesannya apa."

"Baiklah kalau ada kesalahan bisa balik lagi, terimakasih."

Kevin mengangguk dan mengambil barangnya, keduanya melangkah pergi.

Kevin tahu, Yasmin berat meninggalkan apa yang menarik perhatiannya.

"Kamu mau beli sesuatu ?"

"Aku mau minum."

"Sekalian makan ya ?"

"Boleh."

Keduanya melangkah menuju area makanan, mencari tempat yang kosong dan memesan apa yang diinginkan.

"Besok aku jemput ya."

"Aku datang sendiri aja."

"Yakin ?"

"Iya, kenapa sih."

Keduanya tersenyum, setelah pesanan datang mereka menikmati hidangannya dengan tenang.

Sosok sederhana Yasmin sangat menarik bagi Kevin, Kevin tak bosan menatap Yasmin dengan segala kesederhanaannya.

"Yas, Aku ...."

Kevin tak berani mengungkapkan apa yang dirasakannya, Kevin yakin kalau Yasmin masih menyimpan pikiran negatif tentang dirinya.

"Kenapa Vin ?"

"Enggak, gak apa-apa."

"Apa sih gak jelas."

"Lain waktu kita akan perjelas."

Yasmin menggeleng dan kembali menikmati hidangannya begitu juga dengan Kevin.

Selesai dengan hidangannya, Yasmin dan Kevin melanjutkan perjalanannya untuk kembali pulang.

"Mau kemana lagi ?"

"Pulang aja, aku harus beres-beres rumah."

"Ya udah kalau gitu."

"Kamu sendiri mau kemana ?"

"Aku mau ke rumah kasih pesanannya, terus aku mau ke rumah Radit, anak-anak lagi kumpul disana."

Yasmin menoleh sekilas dan terdiam menatap jalanan.

"Kenapa ?"

"Enggak."

"Mau ikut ?"

"Enggaklah, ngapain."

Kevin tersenyum, Yasmin sebenarnya tak ingin jika Kevin terus gabung dengan kawanannya itu.

Tapi gimana lagi, mereka lebih dulu kenal dan dekat sebelum dirinya.

Yasmin menghembuskan nafasnya pasrah, hanya bisa berharap agar Kevin tak menjadi kasar lagi.

"Kenapa sih Yas ?"

"Apanya ?"

"Kamu kenapa ?"

"Gak apa-apa, aku cuma gak .... enggaklah, gak jadi."

Kevin mengernyit dengan keanehan Yasmin, sesekali Kevin melirik Yasmin yang tampak malas.

Kevin mengangkat kedua alisnya dan menggeleng, mungkin cewek memang begitu.

Suka berubah moodnya tiap semenit sekali, sebentar manis sebentar masam.

Tapi tidak apa, karena Kevin senang bisa jalan dengan Yasmin hari ini, bukankah ini yang Kevin mau sejak dulu dan baru hari ini Kevin bisa benar-benar mewujudkannya.

Kevin lantas mengantar Yasmin kembali ke rumahnya, dan langsung pamit pulang.