Beberapa kelas yang seangkatan denga Leon, terbebas dari kelas satu hari ini.
Mereka hanya diberitahukan pengumuman jika 2 hari lagi akan diadakan Camping rutin tahunan.
"Hari ini kalian bebas, mau pulang atau mau tetap di kampus, 2 hari lagi kita akan mengadakan Camping tahunan dan bapak harap kalian semua bisa mengikutinya."
"Yeesss ...."
"Pasti Pak, kita pasti ikut."
"Tenang saja."
"Baiklah, silahkan kalian persiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, keperluan kalian terutama obat pribadi kalian."
"Baik Pak."
Jawab kompak semua penghuni kelas, mereka begitu ceria mendapat kabar itu.
Memang itu yang mereka nantikan sejak lama, kebersamaan dialam bebas.
Kampus itu memang selalu mengadakan acara Camping, dan salah satunya ditahun ini. Semua tampak senang, karena mereka akan memasuki alam bebas untuk beberapa hari kedepan.
Kelas Leon begitu gaduh, mereka heboh dengan semua rencana yang akan mereka lakukan disaat Camping nanti, tentunya dijam bebas acara.
"Belanja bareng ah."
Ucap Devan pada Cessillya dan Yasmin, keduanya mengangguk setuju.
"Aku boleh ikut gak ?"
Tiga orang itu menoleh dan melihat Cindy juga Angga disana, mereka adalah new couple.
Jadian baru 2 minggu lalu.
"Bolehlah, kenapa enggak, belanjanya juga ke tempat umum."
Jawab Devan, semua anak dikelas memang suka dengan Devan.
Selain dari pada pintar dan tampan, Devan juga termasuk baik dan sopan.
"Sepulang kampus ?"
"Ok."
Jawab Cindy yang kemudian ikut gabung dengan 3 orang dihadapannya.
Mereka asyik mengobrol beberapa hal yang menjadi rencana mereka.
"Permisi."
Seorang Mahasiswi datang menghampiri Devan dan menghentikan kegiatan mengobrolnya.
"Kenapa ?"
"Pak Wahyu bilang, kamu disuruh ke ruangannya."
"Ada apa ?"
"Gak tahu."
"Ya udah, makasih."
Devan pamit pada ke4 orang didekatnya dan berlalu bersama dia yang memanggilnya.
Kevin bangkit dan menghampiri Yasmin, melihat itu Cessillya mengajak Cindy dan Angga pergi ke kantin.
Yasmin terdiam melihat kepergian 3 orang tersebut, kini hanya ada dirinya dan Kevin.
Yasmin melihat sekitar, tampak beberapa mata menatap kearahnya.
"Yas."
"Hemm."
"Mau ikut Camping ?"
Yasmin mengangguk pasti, tentu Yasmin ikut karen itu bisa jadi liburan menyenangkan.
"Mau belanja keperluannya ?"
"Mau."
"Bareng aku ya."
"Aku sama Sisi, sama Devan tadi udah janjian sama mereka, Cindy sama Angga juga ikut."
Kevin terdiam, sejak malam dimana Kevin mengungkapkan perasaannya, Yasmin memang seperti menghindarinya.
Iya .... malam itu, Yasmin memang tidak memberikan jawaban iya atau pun enggak.
Dan sampai saat ini pun Kevin belum mendapatkan kepastian untuk perasaannya pada Yasmin.
"Aku ke kantin ya, belum sarapan soalnya."
"Aku temani ya ?"
"Gak usah, disana kan ada Sisi jadi aku bisa sama dia.
Kevin mengangguk dan membiarkan Yasmin pergi, Kevin tersenyum.
Bagaimana pun sikap Yasmin sekarang, Kevin tak akan menyerah untuk bisa mendapatkan Yasmin.
"Lo masih aja bertahan Vin ?"
Kevin menoleh kearah Cleo dan tersenyum pasti, Cleo mendelik, tak menyangka akan memiliki sahabat selemah Kevin.
Leon berlalu meninggalkan semuanya tanpa berkata apa pun, mereka meliriknya dan tersenyum tenang. Tak ada yang harus dikhawatirkan olehnya, Cessillya bukanlah siapa-siapa.
"Urusin diri lo sendiri, jangan sibuk ngurusin gue."
Kevin berbisik pada Cleo dan berlalu meninggalkan semuanya untuk menyusul Leon, Cleo menggeleng.
Leon menghampiri meja Cessillya, 3 orang dihadapannya seketika terdiam melihat kedatangan Leon.
"Kenapa sih ?"
Cessillya belum sadar jika Leon telah berada dibelakangnya, Yasmin sebenarnya tak ingin melihat Cessillya berurusan lagi dengan Leon atau yang lainnya.
Tapi Yasmin mengerti, memang semua harus diselesaikan dengan benar.
Supaya jelas untuk langkah selanjutnya.
"Cindy, kita cari meja lain yuk, Angga ayo."
Cindya dan Angga setuju, mereka akhirnya meninggalkan Cessillya yang tampak bingung dengan sikapnya.
"Yas, kalian ...."
"Aku disini."
Cessillya menoleh tanpa menyelesaikan kalimatnya, Cessillya mendelik malas.
Harapannya tak dikabulkan Tuhan, harapan untuk bisa memutus semua urusannya dengan Leon dan semua kawannya.
"Kita harus bicara."
Cessillya tak menjawab dan berlalu begitu saja, Kevin tersenyum melihat Leon yang tampak kacau karena diacuhkan Cessillya.
Kini Kevin yakin, jika Leon telah benar-benar tertarik dengan Cessillya.
"Sisi, sebentar saja Si, biar aku bicara."
Cessillya tak peduli, kakinya terus saja melangkah menjauhi Leon.
Leon muak dengan semua tatapan orang-orang disana, Leon menarik Cessillya memasuki lapangan basket dan menutup pintunya dengan kesal.
"Lepas, ah kasar banget, lepas."
"Dari tadi aku udah baik-baik sama kamu Si."
"Cuma itu, segitu aja kesabaran kamu ?"
"Ya bukan ...."
"Diam .... lepas."
Leon melepaskan tangan Cessillya, Cessillya mengibasnya.
Genggaman Leon begitu kuat ditangannya dan membuatnya kesakitan.
"Sisi ...."
"Jangan bicara apa pun."
"Tapi aku ...."
"Kamu ingat ini, aku pindah ke kota ini untuk mencari ketenangan, kebahagiaan, untuk melupakan segala kepahitan hidup aku waktu di kota sebelumnya."
Leon mengernyit, kepahitan apa yang dimaksud Cessillya.
"Aku gak pernah minta untuk ketemu kamu atau pun mereka, dan aku gak pernah berniat mencari masalah dengan kalian semua, sekarang aku tanya .... aku minta kamu buat selalu dekat sama aku ?"
"Sisi ...."
"Jawab."
"Enggak, itu kemauan aku sendiri."
"Terus kenapa harus aku yang disalahkan, aku gak pernah minta semua itu, kenapa harus aku yang jadi sasaran ?"
"Ya karena ...."
"Diam, semua karena cinta Geovani, seharunya kamu jaga diri kamu sendiri agar tidak melukai Geovani."
Cessillya memejamkan matanya sesaat, tak ada guna dirinya berbicara seperti itu.
"Permisi."
"Aku suka Si sama kamu."
Cessillya kembali menoleh Leon, Leon tampak semakin mendekat pada Cessillya.
"Aku gak bisa hindari perasaan ini."
"Kalau gitu, tinggalkan Geovani."
"Aku gak bisa."
"Ya udah jauhi aku."
"Aku gak bisa Sisi."
"Lalu apa yang kamu bisa ?"
"Aku bisa membagi waktu dengan lebih baik, tanpa harus menyakiti siapa pun."
"Cukup Leon, aku muak dengan semuanya, kamu tinggalkan Geovani atau kamu jauhi aku, cuma itu pilihan kamu, jangan serakah."
Cessillya berlalu meninggalkan Leon, dan menabrak Devan yang ternyata hendak memasuki ruangan.
"Maaf-maaf gak sengaja."
"Aku yang harus minta maaf."
"Kamu disini ?"
"Aku salah masuk ruangan."
"Sisi, kamu kenapa ?"
"Aku gak apa-apa, permisi"
"Sisi .... kenapa tuh anak."
Devan turut ditinggalkannya, Devan melirik Leon dan tersenyum padanya.
"Oh, jadi lo disini, pantas saja hawanya panas, menjengkelkan seperti ini, sepertinya gue juga salah masuk ruangan."
Devan kembali tersenyum pada Leon yang tetap saja diam, senyuman mengejek, Devan melambaikan tangannya pada Leon dan kembali menutup pintu, meninggalkan Leon dengan segala kegelisahannya.
Geovani sedang tidak ada di Kampus, Leon harusnya bisa lebih bebas untuk mendekati Cessillya.
Tapi kenapa malah Devan yang tetap saja dekat dengan mereka semua, tapi tidak apa karena bukan Leon namanya jika tidak mampu mendapatkan wanita yang seperti Cessillya.