Chereads / Rumitnya Cinta / Chapter 33 - Kekacauan Di Kampus

Chapter 33 - Kekacauan Di Kampus

Yasmin dan Cessillya seperti biasa berangkat bersama dengan menggunakan taxi online hari ini Kevin berhalangan masuk Kampus sehingga Yasmin tak dijemput.

Begitu juga dengan Devan, Devan pun berhalangan masuk.

Jadilah tak ada yang menjemput Cessillya, keduanya berjalan bersamaan menuju kelasnya.

Dipertengahan, Yasmin meminta Cessillya agar mau mengantarnya ketoilet.

Cessillya sempat kesal karena toilet tak begitu jauh dari kelasnya, tapi mau tak mau Cessillya akhirnya mengantar Yasmin sesuai dengan permintaannya.

Cessillya memutuskan menunggu Yasmin diluar, Cessillya bersandar didinding toilet sambil memainkan ponselnya.

Tak memperhatikan setiap yang melewatinya, Cessillya tak sadar jika Geovani dan dua dayangnya juga memasuki toilet.

Cessillya tersenyum, terkikik bahkan tertawa dengan ponselnya.

Ditengah keasyikannya dengan ponsel, tiba-tiba Geovani merebut ponselnya dan melemparnya begitu saja.

Cessillya mengernyit dan menatap Geovani yang tersenyum padanya, Cessillya tak ingin lagi berurusan dengan mereka tapi kenapa mereka selalu saja mengganggunya.

"Apa .... mau marah ?"

Cessillya tak peduli dan berniat mengambil kembali ponselnya, malang sekali, kaki Cleo lebih dulu menendang ponselnya sehingga semakin menjauh darinya.

Cessillya mengepalkan tangannya yang gagal meraih ponselnya, Cessillya memejamkan matanya saat mendengar tawa dari 3 orang dihadapannya.

Cessillya bangkit dan menatap mereka secara bergantian, betapa menyebalkan wajah-wajah dihadapannya itu.

Belum sempat Cessillya berkata, satu tamparan lebih dulu mendarat dipipinya.

Cessillya kaget, entah kesalahan apa lagi yang dilakukannya sampai harus kembali menerima tamparan seperti ini.

"Gue terima tantangan lo."

Cessillya menyipitkan matanya, berusaha menahan emosi dalam dirinya yang mulai meningkat.

"Gimana acara lo semalam sama Leon ?"

Ingatan Cessillya melayang pada saat Leon menjemputnya di rumah menuju ke rumah Kevin, menghadiri acara Kevin dan Yasmin disana.

"Masih ingat ?"

"Aku gak pernah minta hal itu."

"Tapi lo mau juga kan, kenapa lo gak nolak aja saat Leon datang."

Cessillya tersenyum, benar .... bukan saatnya lagi untuk takut dengan Geovani.

Tak akan lagi menghindarinya, semakin Cessillya menghindari ternyata malah semakin dekat permasalahan dengannya.

"Kenapa aku harus nolak ?"

Kini gantian Geovani yang tersenyum.mendengar kalimat Cessillya.

"Kenapa .... bukannya aku sudah bilang kalau Leon akan semakin menjauh dari kamu."

Geovani kembali menampar Cessillya, Cessillya menyentuh pipinya yang sudah dua kali mendapat tamparan dari Geovani.

"Sisi."

Kedatangan Yasmin langsung dihalangi oleh Cleo dan Pricilla, Yasmin langsung diam tak melakukan perlawanan.

"Lo harus ingat, semakin Leon jauh dari gue, akan gue pastikan ketenangan juga akan semakin jauh dari hidup lo."

Cessillya terdiam menatap Geovani, kesabarannya masih tersisa untuk menyadari jika mereka kini berada diarea Kampus.

"Lo berasa cantik disini, lo bisa apa blaga bisa, oh .... gue tahu .... lo pasti rendahin diri lo agar Leon mau sama lo, iya ?"

Yasmin menganga mendengar kalimat Geovani, Cessillya tersenyum dan langsung menampar balik Geovani.

"Kurang ajar."

Cessillya mendorong Geovani dengan kuat hingga membuatnya terjatuh dan membuat banyak mata melihatnya, Cessillya berontak saat 2 dayang Geovani menahannya.

Cessillya menarik bangkit Geovani dan kembali menamparnya, tamparan kedua Cessillya menimbulkan kebisingan dari mulut yang berada disana.

"Jangan pernah berani merendahkan aku, sekali lagi jangan pernah anggap remeh aku disini."

Bentak Cessillya, Yasmin kaget dengan bentakan Cessillya.

Seumur kenal, baru kali ini Yasmin melihat pancaran kemarahan yang hebat diwajah Cessillya.

"Aku bukan wanita rendahan."

"Lalu apa, wanita yang hanya bisa mengganggu milik orang lain itu apa namanya."

Tamparan ketiga telah berhasil diberikan Cessillya, tak bisa lagi .... Cessillya tak bisa lagi sabar dengan semuanya.

Tamparan Cessillya juga membuat emosi Geovani mencapai puncaknya, kedua saling dorong hingga terjadi kegaduhan disana.

Suara Yasmin tak berhasil menghentikan mereka, sebagian dari orang yang menyaksikan justru mendukung pertengkaran itu.

Semakin lama, kemarahan keduanya semakin bertambah, bentakan demi bentakan keluar dari mulutnya.

Tangan yang saling menjambak, hingga saling pukul membuat suasana semakin kacau.

Yasmin tak mampu menghentikan keduanya, sampai akhirnya Leon datang dan mencoba memisahkan mereka.

Sama .... Leon tak mampu menghentikannya, baik Cessillya atau Geovani tak peduli dengan Leon.

Cessillya mendorong Geovani sampai membuatnya membentur tembok, semua syok terutama Leon.

"Bangun .... bangun aku bilang .... kamu tahu aku sekarang .... ayo bangun."

"Cukuuup !."

Bentak Leon yang menarik Cessillya menjauh dari Geovani, tarikan Leon membuat Cessillya limbung dan menabrak tembok disebrangnya.

Cessillya meringis merasa sakit dipunggungnya, Leon dengan cepat menghampirinya dan mencengkram kuat pipi Cessillya.

"Aku udah berusaha menjaga kamu Si, kenapa kamu lakukan ini."

Leon berkata dengan pelan, berharap hanya Cessillya yang mendengarnya.

"Kenapa kamu lakukan ini, untuk apa Si ?"

Cessillya melepaskan paksa tangan Leon, menatapnya penuh kemarahan.

Leon balik menatapnya dengan penuh kelembutan.

"Kenapa Si ?"

"Kamu yang kenapa, kenapa malah tanya aku, pertanyaan itu untuk kamu."

Cessillya tak bisa menahan diri untuk tidak membentak Leon.

"Apa, dia itu cinta sama kamu, dia begitu menggilai kami, kenapa kamu selalu saja ganggu aku."

"Diam."

Leon masih berusaha untuk menahan suaranya.

"Aku gak pernah minta kamu buat datang sama aku tapi apa kenyataannya, aku selalu jadi yang disalahkan."

"Diam Sisi."

"Kenapa aku harus diam, harusnya kamu suruh dia yang diam dan jangan ganggu aku."

"Cukuup !"

Leon mengangkat tangannya, hendak menampar Cessillya.

Cessillya menutup kedua matanya dan sedikit menundukan kepalanya.

"Leon."

Leon menahan tangannya setelah mendengar teriakan Yasmin, Cessillya kembali menatapnya.

Tak ada lagi kemarahan, pancaran yang ditunjukan adalah kekecewaan.

Leon menurunkan tangannya, melihat mata Cessillya yang memerah dan tampak berembun.

Cessillya tersenyum, kini semuanya sangatlah jelas.

Leon dan Geovani memang tak ada beda, mereka sama-sama kasar.

"Sisi ...."

"Cukup .... cukup dengan semua ini."

"Sisi ...."

Leon menahan tangan Cessillya saat akan beranjak dari hadapannya, Cessillya menoleh dan tak tertahan lagi, air matanya menetes begitu saja.

"Lepas."

"Gak seperti ini."

"Aku bilang lepas."

"Si ...."

"Udahlah Leon."

Yasmin melepaskan genggaman Leon dari tangan Cessillya, meski tangannya terpisah tapi tatapan keduanya masih tak berpaling.

"Ayo Si, ke kelas."

Yasmin membawa Cessillya melangkah pergi meningglkan Leon dan kerumunan semua orang disana.

Cessillya memalingkan wajahnya, berharap bisa memutus semua urusan dengan mereka yang memuakan.

"Tenang Si."

Cessillya mengusap air matanya, rasanya sangatlah rugi menangisi nasib malangnya karena berurusan dengan mereka.

"Kamu mau pulang Si ?"

"Enggak, aku ikut kelas."

"Kamu yakin ?"

"Iya, aku bukan orang lemah, kejadian ini gak akan membuat aku pergi dari mereka."

Yasmin mengusap lengan Cessillya, memang benar jika Cessillya pergi, mereka akan merasa menang dan akan terus merendahkan Cessillya.

Bukankah sekarang sudah sangat jelas, mereka semua telah menyaksikannya.

Geovani memang pembuat onar, dan Cessillya sudah menunjukan perlawanannya, tidak semua bisa mereka rendahkan.