8 sekawan terdiam setelah keluar dari mobilnya, langkah mereka tertahan saat melihat mobil jazz berwarna merah berhenti diparkiran.
Mobil itu adalah milik Devan, hal yang membuat mereka heran adalah dari dalamnya keluar Yasmin juga Cessillya.
Leon dan Kevin sama-sama menatap kesal kearah 3 orang yang baru datang itu, Kevin melirik Leon dan melihat ekspresi yang memang sama dengan dirinya.
"Keren tuh kampung dua, pake pelet apa mereka bisa langsung gaet anak baru kaya gitu."
"Dukunnya pasti lebih dari 5 tuh."
Cleo dan Pricilla sibuk dengan iri hatinya pada Yasmin dan Cessillya.
"Apaan sih kalian ini, penting banget ngurusin mereka, ayo ke kelas."
Geovani melangkah dengan menarik Leon, yang lain tampak mengikuti begitu juga Kevin.
Yasmin, Cessillya dan Devan memasuki kelas dengan asyik bercandaan, ketiganya terlihat begitu akrab seperti sudah mengenal lama.
Kevin melihatnya dengan penuh kemarahan, Kevin mengakui dirinya tengah cemburu melihat Yasmin begitu dekat dengan lelaki lain bahkan seakrab itu dihadapannya.
"Ayo duduk duduk, mumpung jam masih lumayan, kita bisa makan dulu."
Cessillya mengeluarkan 3 porsi spaghettinya dari kantong yang dibawanya, Yasmin dan Devan begitu antusias untuk segera menikmatinya.
Mereka makan sambil bercerita tanpa peduli orang sekitarnya, Devan sempat melirik ke arah Kevin dan mengerti dengan tatapan kesalnya.
"Yas, kayanya ada yang bakal bully aku."
Yasmin mengernyit dan melirik 8 orang itu, Yasmin mengerti ucapan Devan, siapa lagi yang suka ngebully kalau bukan Leon dan kawannya.
"Biarin ajalah, kamu kan baru, jadi pasti kenalan dulu sama mereka."
Devan tersenyum dan mengangguk, Devan yakin jika Yasmin tidak mengerti arah pembicaraannya yang sebenarnya.
"Oh iya, nanti habis dari Kampus, kalian ke warung lagi ?"
"Ya iyalah, memang mau kemana lagi."
"Aku ikut lagi ya."
"Memangnya gak ada kegiatan ?"
"Gak ada, aku males di rumah jadi mending ikut kalian aja."
"Kasian banget, gak punya teman ya."
Devan memukul Cessillya dengan sumpit ditangannya, ketiganya terkikik karena pembicaraan mereka sendiri.
"Lo cemburu ?"
Kevin mengerjapkan matanya saat Radit bertanya padanya, Kevin diam tak ada yang ingin dikatakannya untuk menjawab Radit.
"Ya udah sih, lupain aja, dia aja udah lupa sama lo, udah ada yang baru tuh."
Cleo menyambung kalimat Radit, Kevin menatap Cleo dengan kesal.
Rasa cemburunya semakin meningkat setelah mendengar kalimat Cleo, bagaimana mungkin Yasmin bisa segampang itu mengabaikan dirinya setelah beberapa cerita kebersamaan mereka diwaktu lalu.
"Tahan saja dulu, tunggu sampai waktu kosong."
Leon menepuk bahu Kevin, Kevin menoleh sesaat dan kembali melirik 3 orang yang masih saja sibuk dengan topiknya.
Selama kelas di mulai, Devan tak henti saling lempar pandangan dengan Kevin.
Devan seolah memancing emosi Kevin dengan senyuman mengejeknya.
Kevin mengepalkan tangannya, tak bisa fokus dengan materi yang diberikan.
Kevin terus saja meladeni Devan.
Devan mendelik puas, Devan merasa berhasil membuat Kevin jengkel pada dirinya.
Merasa diejek, Kevin menggebrak mejanya, kemudian bangkit menghampiri Devan.
"Maksud lo apa ?"
Kevin menarik baju Devan agar bangkit dari duduknya, semua kaget dan melihat kearah keduanya.
"Ada apa ini.
Pertanyaan dosen tak diindahkan oleh Kevin, Kevin mengangkat tangannya hendak memukul Devan, beruntung Yasmin dengan cepat bangkit dan menahan tangan Kevin dari belakang.
"Lepas."
"Kamu yang lepas tangan kamu, ini di kelas Kevin."
Yasmin menarik Kevin untuk menjauh dari Devan, Devan dengan santai merapikan bajunya kembali dan tersenyum tenang menatap Kevin.
"Kurang ajar."
"Kevin."
Bentakan dosen berhasil membuat Kevin diam, Yasmin membawa Kevin kembali ke kursinya tapi saat Yasmin memintanya untuk duduk, Kevin justru mendorong Yasmin dan berlalu begitu saja meninggalkan kelas.
"Yasmin."
Cessillya bangkit dan membantu Yasmin yang terjatuh akibat dorongan Kevin.
"Ada masalah apa kalian ini, Devan ?"
"Saya gak tahu Pak, dia tiba-tiba aja gitu dari tadi kan saya diam merhatiin bapak."
"Lalu kenapa Kevin, Yasmin ?"
Yasmin menoleh bersamaan dengan Cessillya.
"Kalau boleh saya permisi dulu Pak, saya mau susul Kevin."
"Pergi sekarang, jangan-jangan dia buat rusuh diluar."
Yasmin mengangguk dan berlalu menyusul Kevin, Cessillya kembali ke kursinya dengan perasaan gelisah tentang apa yang akan terjadi pada Yasmin.
Yasmin berlarian tak tentu arah untuk mencari keberadaan Kevin, kemana dia kenapa mata Yasmin tidak bisa melihat keberadaannya.
Setelah berkeliling kesana kemari, Yasmin merasa lelah tapi lelahnya belum mendapatkan hasil.
Yasmin melihat ke parkiran, mobil Kevin masih ada disana berarti Kevin tidak keluar dari area Kampus.
Yasmin memejamkan matanya, dan teringat pada saat pertemuan pertamanya dengan Kevin di lapangan basket.
"Tinggal tempat itu yang belum aku datangi."
Yasmin mengangguk dan langsung berlari menuju lapang basket, Yasmin langsung mendorong pintu dihadapannya hingga terbuka lebar.
Benar saja, saat Yasmin memasuki lapangan Kevin memang berada disana.
"Keluar."
Bentak Kevin tanpa menoleh, Yasmin tak peduli dan nekad mendekati Kevin.
"Pergi sekarang, jangan ada yang datang kesini."
Yasmin menatap sedih punggung dihadapannya, untuk kesekian kali Yasmin melihat emosi Kevin yang meledak seperti itu.
"Gue bilang pergi sekarang."
Bentak Kevin sambil membalikan badannya, Yasmin tak berani menatap Kevin, tanpa bicara Yasmin kemudian memeluk Kevin.
Yasmin tak peduli dengan Kevin yang berusaha mendorongnya, dengan tenaga penuh Yasmin menahan diri agar tetap bisa memeluk Kevin.
"Berhenti, aku mohong jangan seperti ini."
"Kenapa selalu sepeti ini Yas, kemarin Leon sekarang Devan, besok lusa mau siapa lagi ?"
"Maksud kamu apa ?"
Kevin menggeleng dan kembali berusaha melepaskan pelukan Yasmin.
"Aku menyayangi kamu."
Deg .... seolah kehilangan fungsi normal jantungnya, Yasmin dan Kevin sama-sama merasakan gemuruh hebat dalam dirinya.
Ini .... inilah yang ingin Kevin dengar selama ini, perasaan Yasmin untuknya.
"Aku rindu Kevin yang selalu bersikap tenang seperti dulu, bukan seperti ini, emosi yang meledak-ledak, aku mohon berhenti."
"Kamu peduli sama aku Yas .... peduli sama perasaan aku ?"
"Aku peduli, aku gak mau kamu acuh sama aku."
"Diamlah, omong kosong."
"Aku sayang sama kamu, aku gak mau kamu abaikan, kenapa kamu selalu saja mengabaikan aku."
Ada perasaan lega dihati Kevin mendengar pernyataan Yasmin.
"Apa pun yang kamu fikirkan tentang aku harusnya kamu tanya sama aku, tidak Leon atau Devan."
"Aku tidak peduli."
"Bohong, kamu hanya berpura-pura dengan semuanya."
"Lepas ah."
Kevin mendorong Yasmin hingga benar-benar menjauh darinya.
"Pergi sana."
"Aku gak mau."
"Pergi."
Yasmin mengernyit, Kevin terus saja mendorongnya pergi.
Kenapa seperti itu, apa Kevin tidak percaya dengan kalimat yang Yasmin lontarkan.
"Pergi sana, kuping lo tuli ?"
Yamin menggeleng pelan, kasar sekali Kevin.
Mungkin memang benar, Kevin tak mau lagi berurusan dengannya.