Chereads / Rumitnya Cinta / Chapter 28 - Kejujuran (Part 2)

Chapter 28 - Kejujuran (Part 2)

"Bye, sampai ketemu nanti malam ya."

"Ok, aku datang nanti"

Yasmin menutup kembali kaca mobilnya, dan melajutkan perjalannya menuju rumah.

Taxi onlinye lebih dulu mengantarkan Cessillya ke Warung, jadi sekarang tinggal Yasmin sendiri disana yang masih harus melanjutkan perjalanannya.

"Maaf neng, sepertinya mobil di belakang terus saja mengikuti taxi ini."

Yasmin mengernyit dan meliri arah belakang, Yasmin terdiam, itu adalah mobil Kevin.

Untuk apa seperti itu, Yasmin tidak lagi mencari masalah dengannya.

"Kenal dengan pemiliknya ?"

"Biarkan saja pak, dia memang tukang buat onar, hidup hampa kalau gak buat masalah."

Sopir taxi itu tersenyum mendengar jawaban Yasmin, tapi sehak tadi mobil itu memamg hanya mengikuti saja tidak berniat menghadang laju taxinya.

Jadi mungkin mereka berdua akan tetap aman selama perjalanan, Yasmin kembali melirik belakang, masih saja ada .... apa Kevin tidak bisa kalau melaju saja lebih dulu.

Untuk apa hanya mengikuti di belakang saja, Kevin memang sudah berniat cari masalah lagi dengan Yasmin.

"Silahkan neng."

"Oh udah .... cepat amat, ini pak, makasih ya."

Yasmin membayar tagihannya dan keluar dari taxi, langkah Yasmin terhenti saat mobil Kevin juga berhenti menghalangi jalannya.

"Apaan-apaan sih."

Ucap Yasmin pelan, memang benar kan apa yang jadi tebakan Yasmin.

Kevin tampak keluar dan menghampiri Yasmin yang masih terdiam di tempatnya.

"Aku mau bicara."

"Bicara apa lagi, tidak ada lagi yang perlu dibahas."

"Yas."

"Diam ya, kamu bukannya gak mau lagi berurusan sama aku, lalu untuk apa kesini sekarang ?"

"Dengar dulu."

"Gak mau, udah sana pulang ah, ngapain sih gak penting banget."

Yasmin melangkah melewati Kevin untuk segera memasuki rumahnya, tapi Kevin menahannya, Kevin menggendong Yasmin dan membawanya masuk ke mobil.

"Diam kamu"

Bentak Kevin, Yasmin mengernyit dan lalu terdiam, apa lagi sekarang .... Kevin akan melakukan apa lagi pada Yasmin.

Kevin menutup pintu dan berlari memasuki pintu sebelah, Kevin sengan cepat melajukan. mobilnya.

"Kamu gak bisa ya kaya gini, memperlakuka aku seperti ini."

"Kamu yang tidak bisa dibaik-baiki."

"Kamu fikir cara kamu juga udah baik ?"

Kevin diam tak menjawa, Kevin hanya fokus dengan menyetirnyansaat ini.

Terserah saja Yasmin mau ngomel sepanjang apa pun, yang jelas Yasmin harus bersmanya sekarang ini.

"Menyebalkan sekali"

Ucap Yasmin pelan, Kevin mendengarnya tapi Kevin memilih diam saja tanpa menjawabnya.

"Berhenti, mau kemana sih, aku mau turun."

"Aku sudah bilang, diam."

"Diam diam diam terus kamu fikir aku ini mayat yang hanya bisa diam tanpa pergerakan apa pun"

"Ya udah gak usah banyak bicara."

"Ya makanya turunin gimana sih, ribet banget kamu jadi orang."

"Kamu yang ribet, suruh diam saja tidak bisa."

Yasmin mendelik kesal, kenapa Kevin ini menyebalkan sekali, keras kepala selalu sjaa memaksakan kemauannya sendiri.

Kevin menghentikan laju mobilnya di halaman rumahnya sendiri, Yasmin tidak bisa mengerti tujuan Kevin .... untuk apa membawanya kesini sekarang.

"Mau turun kan, ayo turun sekarang."

"Aku mau pulang."

"Gak bisa, kamu boleh pulang kalau kita udah bicara nanti."

"Ih .... kamu gak mau, aku mau pulang sekarang."

Kevin menggeleng lantas keluar, Kevin kembali menggendong Yasmin membawa memasuki rumahnya.

Yasmin terus saja berontak, Yasmin jadi takut sekarang .... untuk apa Kevin melakukan ini.

"Enggak, enggak .... jangan, ah gak mau."

Yasmin menahan pintu yang hendak di tutup Kevin, Kevin berdecak dan menurunkan Yasmin jauh dari pintu.

Kevin dengan cepat menutup dan mengunci pintu itu, Yasmin melihat sekitar .... ruangan kosong, tidak ada satu apa pun disana.

Tapi tempat apa ini, kenapa seperti tidak biasa.

"Duduk kamu."

Kevin meraih tangan Yasmin, Yasmin tersentak karenanya.

Yasmin menggeleng dan berusaha melepaskan genggaman Kevin

"Duduk aku tidak akan melakukan apa pun."

"Aku mau pulang."

"Iya, nanti aku pasti antar kamu pulang, sekarang dengar aku bicara dulu."

"Aku gak mau."

"Yas, sebentar saja."

"Aku tidak mau disini."

"Tapi cuma disini satu-satunya."

"Kenapa ?"

"Karena tidak ada yang bisa mendengar suara kita disini."

Yasmin mengernyit, bukankah benar kalau ruangan ini berbeda dari ruangan lainnya.

"Aku takut disini."

Kevin tersenyum, apa lagi yang ada dalam fikiran Yasmin sekarang tentang Kevin.

"Aku mau pulang, sekarang"

"Sebentar saja, aku mohon."

Yasmin meminta tangannya untuk dilepaskan, Yasmin tidak bisa tenang disini.

Kevin mengangguk dan melepaskan genggamannya, membiarkan Yasmin yang sedikit menjauhinya.

"Apa lagi sekarang ?"

"Aku tidak mau lihat kamu dekat sama lelaki itu lagi."

"Siapa ?"

"Anak baru itu."

"Itu hak aku, kamu tidak berhak melarang untuk itu."

Kevin terdiam, kenapa jawabannya seperti itu.

Bukankah Yasmin menyayagnk Kevin, lalu kenapa Yasmin tidak bisa menghargai perasaan Kevin.

"Aku dekat dengan siapa pun tersersh aku, aku hanya akan dekat dengan mereka yang bisa membuat aku nyaman."

"Aku bisa melakukan itu, dekat dengan ku."

Yasmin menggeleng, Kevin tidak bisa membuatnya nyaman.

Kevin justru selalu membuat Yasmin merasa ketakutan, Kevin sudah bukan seperti dulu lagi.

Yasmin juga tidak lagi mengenalinya sekarang.

"Yas, aku sayang sama kamu."

Yasmin tak menjawab, saat Yasmin mengungkapan perasaannya, Kevin justru mengusirnya begitu saja.

"Aku minta maaf atas perlakuan aku waktu itu, aku gak suka Yas lohat kamu terus sam lelaki itu, aku cemburu."

"Untuk apa cemburu, aku bukan siap-siapa kamu kan, aku bebas berteman dengan siapa pun yang aku mau."

"Tidak, aku hanya mau kamu jadi milik ku."

"Kamu egois ?"

"Tidak, tolongmengerti Yas, aku sudah sangat berushaa untuk bisa dekat dengan kamu."

"Kamu sendiri yang merubahnya."

"Iya aku tahu, makanya sekarang aku minta maaf, dan tolong janfan dekat lagi dengan dia, kamu sama aku saja."

"Aku tudak bisa, sekali pun aku sama kamu ada hubungan, Devan akan tetap jadi teman baik aku, kita akan tetap bersama."

"Kamu mau terima aku ?"

"Tidak, aku tidak bisa, aku tidak mau diatur dan dilarang dengan siapa aku berteman, aku lebih baik tidak sama kamu dari pada harus tidak dengan Devan."

"Apa alasannya ?"

"Karena Devan adalah trman aku dan Sisi, kalau kamu minta aku jauhi Devan, sama saja kamu suruh aku jauhi Sisi."

"Aku gak akan suruh kamu jauhi Sisi."

"Ya udah kamu juga gak usah suruh aku jauhi Devan."

"Yas ...."

"Cukup Kevin, aku tudak mau berdebat masalah ini, urusan kamu smaa aku, tidak perlu melibatkan orang lain."

"Salah Yas kalau aku merasa keberatan melihat perempuan yang aku sayang sedekat itu dengan lelaki lain ?"

Yasmin terdiam, tapi Yasmin juga tidak mau menjauhi Devan.

Yasmin dan Devan sudah berteman, harusmya Kevin memgerti tentanf itu, kedekatan mereka berdua sebatas teman biasa.