Bel pulang sekolah berbunyi, para siswa-siswi SMA Damarta mulai berhamburan keluar kelas masing-masing. Sampai suara pengumuman dari ruang tata usaha membuat beberapa yang masih belum beranjak di kelas mendengarkan.
'Pengumuman kepada siswa-siswi SMA Damarta. Nama-nama yang saya panggil harap berkumpul ke ruang aula utama atas perintah Kepala Sekolah. Di mulai dari Reval Ravindra kelas 12 IPA-1 dan Mecca Agustinar kelas 11 IPA-1. Saya tunggu di ruang aula sekarang juga,'
"Loh? Kok gue di panggil ya sama Reval," gumam Mecca.
Mendengar gumaman Mecca, Fathur sudah menatap ke arah gadis itu.
"Jadi, pulangnya gue tungguin aja ya?" tanya Fathur.
"Nggak perlu. Lo pulang duluan aja, takutnya lama gue pulangnya. Lagian ada apa ya gue di panggil sama Pak Kepala Sekolah,"
"Mungkin lo sama Reval bakal ikut olimpiade lagi kek tahun lalu. Kalian kan siswa-siswi berprestasi di SMA Damarta," sahut Megan.
"Tapi gue belum diberi kabar kalau ada olimpiade, mana cuma berdua aja lagi. Masa gue sendirian ke aula," gerutu Mecca.
"Mau gue anterin ke sana?" tanya Fathur menawarkan.
"Eh? Nggak perlu. Lo pulang aja sekarang," tolak Mecca.
"Tapi sebenarnya gue mau menghabiskan waktu berdua sama lo, Ca," ucap Fathur menatap sendu.
Mecca yang melihat tatapan Fathur berubah sendu, perasaannya langsung di buat bimbang.
"Lain kali aja ya, Far. Gue masih ada yang diurus dulu di rumah, lo sekarang pulang dan istirahat," sahut Mecca berharap Fathur bisa mengerti.
"Bentar lagi, Ca. Setelah lo pergi ke aula, baru gue pulang,"
"Gue aja Ca yang nemenin lo ke aula," ucap Megan mendekati Mecca, tetapi malah ada tangan yang menahan pergelangan tangannya.
"Tunggu dulu, Megan!"
Mata Megan terbelalak hebat menatap laki-laki yang dengan berani memegang pergelangan tangannya tanpa izin, dengan cepat ia ingin menepisnya. Tetapi pegangannya sangat kuat sampai tak terlepas dari tangannya.
"Kita perlu bicara," ucap Farel lagi.
Megan semakin dibuat terkejut setelah mendengar ucapan Farel.
"Nggak ada yang perlu di bicarakan!" sahut Megan kasar.
Mecca dan Fathur di buat bingung dengan pemandangan yang mereka sekarang lihat, apalagi yang membuat bingung lagi adalah Noval yang diam menatap dingin Farel dan Megan.
Beruntung yang tersisa hanya mereka, karena notabenenya Farel dan Megan adalah dua orang yang tidak pernah saling akur, melainkan bermusuhan.
"Noval! Sebenarnya apa yang terjadi sih antara Farel dan Megan?" tanya Mecca mendekati Noval.
Yang di tanya beralih menatap Mecca, lalu ia terkekeh pelan.
"Lo tanya aja Ca sama Fathur, dia tahu semuanya," jawab Noval.
"Kok lo gak bilang sama gue kalau lo tau, Far?!" tanya Mecca dengan nada kesal.
"Nggak gitu, Ca. Gue sebenernya mau bilang sama lo dari lama, tapi Megan sendiri yang ngelarang gue ngasih tau kalau sebenernya dia itu dulu pacaran sama Farel, hanya saja sekarang udah putus karena suatu masalah yang bahkan belum selesai sampai sekarang," jelas Fathur sejujur-jujurnya.
Mendengar Fathur malah mengungkapkan masalah lama kepada Mecca, membuat Megan dilanda kemarahan.
Megan tak ingin perihal masa lalunya yang sudah lama ia kubur dalam-dalam dan lupakan, malah diungkap kembali sekarang. Masa lalu yang begitu menyakiti dirinya dan membuat dirinya tak bisa kembali mencintai siapapun hanya karena perbuatan satu orang saja.
"Far! Kenapa lo malah kasih tau sama Mecca!" teriak Megan berusaha melepaskan cengkeraman Farel padanya yang masih kuat.
"Dan lepasin tangan gue, sialan!" teriak Megan lagi pada Farel yang masih sangat kuat mencengkram tangannya, tetapi sedikitpun tak bergeming.
Cengkeraman Farel malah semakin kuat, sampai Megan meringis menahan sakit.
"Au!"
"Farel! Lo jangan main kasar gitu sama Megan!" ucap Noval mendekat mencoba melepaskan cengkeraman Farel pada Megan.
"Lo gak usah ikut campur! Ini urusan gue sama Megan!" Farel mendorong kasar tubuh Noval sampai terjatuh ke lantai
"Tapi kasian Megan kesakitan, lo gak liat dia nahan sakit! Lo ternyata gak berubah sama sekali!" ucap Noval terdengar menahan amarahnya.
"Lo gak usah sok tau dan jangan peduli sama Megan!" teriak Farel.
"LO EMANG GAK BERUBAH SAMA SEKALI, TETAP TEMPERAMENTAL! GUE BENCI SAMA LO, LEPASIN GUE!"
Satu teriakan Megan yang menggelegar itu, langsung melemahkan cengkeraman Farel yang sangat kuat di tangannya. Dengan cepat Megan melepaskan dirinya dan berlari ke arah Noval.
Bagaimana dengan Farel? Apa yang terjadi dengannya? Tubuhnya mendadak diam tak ada pergerakan dengan matanya yang memerah setelah mendengar ucapan Megan yang bilang dia membenci dirinya.
Sebenarnya masalah apa yang terjadi di masa lalu mereka hingga sampai sekarang belum selesai?
"Lo gak papa, sini gue liat tangan lo." Noval dengan pelan-pelan memegang pergelangan tangan Megan dan dengan jelas terlihat tangan gadis itu memerah.
"Kita ke UKS sekarang!" Noval sudah ingin beranjak pergi, tetapi Megan tak bergerak sedikitpun.
Wajahnya tertunduk, samar-samar terdengar suara tangisan pelan. Yah, Megan menangis, bahkan Mecca sudah langsung panik dan ingin mendekati. Namun, ditahan oleh Fathur memberi kode untuk tidak campur.
"Lo kenapa jadi peduli gini sama gue? Sebenarnya perasaan lo itu ke gue cuma hanya sebatas kasih harapan atau apa?"
"Gue cinta sama lo Megan!" sahut Noval dengan cepat sampai membuat bola mata Farel hampir keluar mendengar pengakuan Noval.
Amarah Farel langsung tersulut, lelaki itu hendak berjalan mendekati Noval. Tetapi Megan menatap tajam Farel, hingga membuatnya berhenti.
"Gue mau hari ini masalah masa lalu kita selesai," ucap Megan membiarkan linangan air mata membasahi pipinya.
"Gue juga ingin bisa ada lembaran baru di hidup gue, bukan lagi hanya tentang lo yang hanya memberi gue kenangan tentang luka dan trauma. Bahwa gak semua lelaki itu sama seperti elo dan Noval adalah orang yang gue harap bisa menggantikan posisi elo, Farel!" ucap Megan lagi menyeka air matanya.
"Megan!" Farel mencoba mendekat, tetapi Megan menyuruhnya untuk tetap pada tempatnya.
"Jangan sedikitpun mencoba melangkah ke arah gue! Langkah kita bukan lagi beriringan tapi mulai hari ini, kita jalan masing-masing," lanjut Megan berucap.
"NGGAK! GUE GAK BAKAL MAU LEPASIN LO, APALAGI KALAU LO HARUS SAMA NOVAL!" teriak Farel.
"Kenapa, Far? Kenapa gue nggak boleh sama-sama dengan Megan, gue sama dia udah lama saling suka. Tapi gara-gara elo, cinta di antara kami harus di pendam selama satu tahun dan gue mati-matian menahan diri untuk menjaga perasaan gue pada Megan hanya karena elo sahabat gue!" Noval pun beralih menatap tangan Megan, lalu menggenggamnya.
Melihat itu, Farel menggelengkan kepalanya kuat. Mendekat, bersiap ingin menampar Noval. Namun, aksinya ditahan oleh seseorang dari belakangnya.
"Perbuatan lo seperti ini hanya akan menunjukkan bahwa elo laki-laki pecundang yang nggak bisa menerima kenyataan bahwa kisah kalian memang akan terganti dengan yang baru."