"Lucu"
"Ya emang lucu, yang bilang nggak lucu matanya rabun," Jia memakai jepitan itu di kepalanya, lalu bercermin Jia baru sadar kalau ternyata dia secantik ini.
Yudha yang memakaikannya jepitan rambut terus berputar di kepalanya, masih terekam jelas di benaknya membuat pipinya kembali merah dan perutnya geli akibat banyaknya kupu-kupu yang berterbangan, hari ini Yudha benar-benar mengacaukan perasaannya.
Seharian bersama Yudha sejenak Jia melupakan Vito, sekarang anak itu sedang apa? biasanya jam begini mereka berdua keluar sekedar mencari angin.
"Jia!" Jia terperanjat ketika pintu di buka kasar, untung saja maminya sudah berada di kamar jadi tidak mendengar suara ini.
Jia menatap nyalang seorang yang ada di hadapannya, datang-datang langsung main gebrak sangat tidak sopan.
"Kamu kenapa?"
Vito berjalan dengan tatapan yang sulit di artikan serta nafasnya yang memburu, sementara Jia yang melihat itu mundur perlahan-lahan dia takut melihat Vito yang seperti ini.