Jia mematung, Sejujurnya dia belum bisa melupakan Vito, menghapus tentang Vito dalam dirinya begitu sulit, bayangkan mereka sudah bersama semenjak kecil beberapa hari tidak mungkin bayangan Vito hilang begitu saja dari hidupnya.
"Beri aku waktu." final, Jia meminta waktu, dia perlu berbincang-bincang dengan hati dan juga otaknya, karena Jia tidak ingin sakit hanya karena orang yang sama.
Pesanan mereka datang, buru-buru Jia menghabiskannya Vito melihat itu tersenyum.
"Kalau makan yang kalem dong!" ucap Vito mengambil tissue lalu mengusap es krim yang menempel di pinggir bibir Jia.
Jia langsung membuang wajahnya, dia tidak ingin Vito melihat wajahnya yang merah merona.
Mereka terlihat seperti pasangan yang barusan berbaikan tanpa mereka ketahui ada seseorang yang melihat itu dengan tatapan penuh kebencian iri terhadap orang yang duduk di sana.
***
"Lo kemana? Gue khawatir?" Yudha langsung memeluk Jia yang barusan dagang, pelukan hangat yang mampu melegakan hatinya.