Chereads / Mahligai Pengantin Muda / Chapter 4 - Hari Pertama Menikah

Chapter 4 - Hari Pertama Menikah

"Rasanya melelahkan sekali..." kata Mas Lazuardi pada akhirnya.

Pernikahan antara Alma dan Mas Lazuardi berjalan dengan sangat meriah. Banyak sekali tamu undangan yang datang. Mereka memberikan selamat kepada Mas Lazuardi. Tak mengherankan, Mas Lazuardi adalah bintang di setiap sekolah.

Ia menjadi lelaki yang selalu dicari dan didambakan oleh para gadis dan juga menjadi panutan bagi para lelaki. Banyak perempuan yang jatuh cinta dalam diam kepada Mas Lazuardi.

Dan betapa beruntungnya Alma karena telah berhasil mendapatkan Mas Lazuardi.

Setelah akad berjalan selama tiga hari, Alma dibantu oleh Mas Lazuardi dan juga keluarganya untuk pindah rumah. Ia juga hanya membawa satu koper dan beberapa peralatan yang dibutuhkan. Sebab, rumah Mas Lazuardi juga sudah berdiri dengan sangat kokoh.

Kini, untuk pertama kalinya Mas Lazuardi dan juga Alma berada dalam satu ruangan yang sama, berdua saja, tanpa adanya siapa pun.

Pada sore itu, Mas Lazuardi sudah dan Alma sudah selesai membereskan barang-barang.

Dengan tatapan lembutnya, Mas Lazuardi mengucapkan. "Kamu mau istirahat dulu atau mandi dulu, Dik Alma?"

"Aku akan mandi saja dulu, Mas. Rasanya gerah sekali."

"Baiklah, mandilah terlebih dahulu kalau begitu."

"Mas mau apa setelah ini?"

"Mungkin aku akan memeriksa pekerjaanku yang sudah kutelantarkan beberapa hari."

Alma mengangguk perlahan, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Sejatinya, ia tak tahu sama sekali dengan pekerjaan Mas Lazuardi. Ia hanya tahu Mas Lazuardi memiliki sebuah bisnis. Sebatas itu saja.

Dan kini, Alma pun sudah masuk ke dalam kamar mandi. Ternyata... Ia baru sadar kalau Mas Lazuardi ini kaya sekali.

Ia juga terlahir dari keluarga yang sudah mapan secara finansial. Rumahnya juga sangat megah.

Tak mengherankan, kamar mandinya juga kelas atas.

Bagian lantainya terdiri dari bebatuan yang sangat indah. Disusun membentuk jalan untuk menuju ke bak mandi. Lalu, tempatnya juga luas. Ada sebuah kolam renang kecil pada bagian belakangnya.

"Sangat luar biasa." Alma menggelengkan kepalanya.

'Apakah Abi sengaja menjodohkanku dengan Mas Lazuardi karena tahu dia sangat kaya?'

Alma menepis kemungkinan itu. Abi bukanlah tipikal orang tua yang matrelialistis. Meskipun tak dapat dipungkiri, uang melancarkan segala urusan.

Alma pun menghela napas panjangnya. Gadis itu mulai untuk merasakan hawa yang menyenangkan dari air di bath up. Ia melepaskan segala lelahnya...

* * *

Seusai Alma mandi, ia mengira akan mendapati sosok Mas Lazuardi yang tengah beristirahat, tetapi lelaki itu sibuk dengan laptopnya. Alma tersenyum kecil.

Sejujurnya, ia mengagumi setiap jengkal wajah Mas Lazuardi yang memang menawan. Garis wajahnya yang begitu indah, matanya yang sangat berseri, dan juga kulitnya yang putih bersih.

Belum lagi, ia juga memiliki secercah perasaan kepada Mas Lazuardi. 'Mungkin sebaiknya aku buatkan dia minuman.'

Gadis itu tergerak untuk membuatkan minuman kepada Mas Lazuardi.

Berikutnya, dia pun memberikan secangkir teh hangat kepada Mas Lazuardi. Lelaki itu sangat sibuk dengan pekerjaannya, sampai tak menyadari keberadaan Alma.

"Masih sibuk, Mas?" tanya Alma lembut. Namun, Mas Lazuardi malah menanggapinya dengan keterkejutan luar biasa. Lelaki itu langsung menutup laptopnya. "Sejak kapan kamu ada di sini?"

"Baru saja, kok. Kenapa ditutup? Dilanjutkan saja, Mas..."

"Tidak, kok. Memang sudah selesai."

Alma menganggukkan kepalanya. "Baiklah, Mas. Lanjutkan dulu aktivitas Mas Lazuardi. Aku mau ke kamar terlebih dahulu."

Mas Lazuardi menganggukkan kepalanya. Lelaki itu segera masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Alma masih keheranan. Kenapa Mas Lazuardi menutup laptopnya sangat kencang? Memangnya ada sebuah rahasia yang tak boleh dia buka?

"Sudahlah, aku tidak boleh suudzon. Bagaimana pun, berprasangka buruk juga tidak baik."

Gadis itu segera membaringkan tubuhnya. Ia merasa lelah. Tanpa sadar, gadis itu tertidur dengan mudahnya.

* * *

Mas Lazuardi memandang ke arah Alma. Ia baru saja selesai mandi, kini dia melihat sosok istrinya yang sudah tertidur dengan lelap layaknya bayi.

Memanglah tak dapat dipungkiri, sosok Alma ini sangatlah cantik. Wajahnya menawan, dengan garis wajah yang lembut, pipi yang halus nan putih, dan juga tubuh yang indah.

Mas Lazuardi agak tersenyum, dia menyelimuti Alma, membiarkan gadis itu untuk terlelap barang sejenak. "Aku biarkan saja dia tidur dulu. Mungkin dia capek."

Berikutnya, Lazuardi memutuskan untuk kembali membuka laptopnya. Dan kali ini, dia membawa laptopnya ke lantai dua, membukanya di ruang kerjanya.

* * *

Alma terbangun dengan kondisi yang agak pening. Gadis itu melihat ke arah jam dinding. "Astaghfirullah... Sekarang sudah jam berapa ini?"

Ia melirik ke arah jam dinding. Ternyata, waktu sudah menunjukkan pukul 6 malam. Sudah maghrib!

Gadis itu buru-buru untuk melaksanakan shalat maghrib. Ia langsung menuju ke dapur. Dan di dapur... Ia malah tersentak. Ia tak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapannya ini.

.....