" Aiko..." panggilku ketika melihat sekeliling kamar yang sunyi.
" apa dia sedang mandi?" tanyaku saat beranjak dari tempat tidur.
" [membuka pintu kamar mandi] Aiko?" panggilku.
" apa dia di bawah?" tanyaku saat berjalan keluar kamar.
" Aiko..." panggilku yang sedang menuruni tangga.
" ohayo!" sapa Aiko yang sedang mengatur makanan di meja.
" ohayo" sapaku.
" ayo sarapan" ajak Aiko.
" hm"
" Aiko, apa yang akan kita lakukan hari ini?" tanyaku sambil menyantap sarapanku.
" hm~ jalan-jalan?" tawar Aiko.
" kemana?" tanyaku.
" ke taman bermain" jawab Aiko.
" oke! aku sudah lama ingin kesana" jawabku dengan gembira.
" baiklah, cepatlah selesaikan sarapanmu" kata Aiko, dan tersenyum padaku.
" suasana yang sangat aku impikan" batinku.
...
DRRRT.... DRRRT...
" Hallo" sapa Aiko saat menjawab panggilan.
"..."
" baiklah" jawab Aiko, dan langsung menutup teleponnya.
" siapa yang menelfon Aiko sepagi ini?" batinku bertanya-tanya.
" ayo mandi" ajak Aiko.
" hm" jawabku singkat, seraya berdiri dan mengikuti Aiko.
(di kamar mandi)
" Aiko...apa menurutmu aku terlalu manja?" tanyaku memecahkan keheningan.
" tidak" jawab Aiko yang sedang sibuk menggosok punggungku
" sungguh?" tanyaku.
" bukankah aku sudah katakan padamu" kata Aiko.
" tapi..."
"tapi kenapa?" tanya Aiko yang langsung duduk di depanku.
" bukankah kamu terlalu sabar dengan sikapku?" kataku seraya memalingkan wajahku karena Aiko yang menatapku dengan serius.
" menurutku sikapmu biasa saja" kata Aiko yang sedang menatapku dengan senyuman yang mengejek.
" ja...jangan menatapku seperti itu" kataku yang memalingkan wajah darinya, karena malu.
" Eri, wajahmu memerah, kenapa?" tanya Aiko.
" ke...kenapa? wajahku tidak memerah" kataku ngeles.
" sungguh?" tanya Aiko yang kembali duduk di depanku dengan baik.
" hm" jawabku singkat.
" pergi basuh tubuhmu, aku akan menyusul" kata Aiko yang sedang sibuk dengan telfon genggamnya.
tanpa merespon perkataan Aiko, aku langsung berdiri dan pergi ke shower untuk membasuh tubuhku.
" tumben Aiko membawa telfon saat mandi" batinku.
" hallo"
" dia berbicara dengan seseorang? siapa?" batinku, yang sedang membasuh tubuhku menggunakan shower.
" ooh, aku akan segera datang" terdengar suara Aiko dari luar.
" dia akan membatalkan rencana kita?" batinku.
" aku akan tidur di rumah sendiri" batinku mengeluh.
setelah selesai membasuh tubuhku, aku duduk di meja rias dan mengeringkan rambutku, sambil berpikir siapa yang Aiko telfon dari tadi? siapa yang membuat Aiko rela membatalkan rencananya denganku? .
"yaah walaupun aku belum tahu rencana kita batal atau tidak" batinku.
(30 menit kemudian)
" Eri...kamu belum selesai mengeringkan rambutmu?" tanya Aiko yang tiba-tiba masuk.
" elegan sekali" batinku, saat melihat Aiko dengan balutan setelan jas berwarna putih.
" A..Aiko ada apa dengan pakaianmu?" tanyaku heran.
" oh ak-"
DRRRT...DRRRT... DRRRT
"siapa lagi?" batinku mengeluh.
" hallo"
"..."
" eh? mommy? kenapa?" tanya Aiko.
"..."
" tapi.."
"ada apa dengan raut wajah itu?" batinku, ketika melihat Aiko yang melihatku dengan ekspresi tidak terima.
" EH! SUNGGUH?!" teriak Aiko yang berlari ke arah jendela.
" ba...baiklah, aku segera turun" kata Aiko yang berlari tanpa memperdulikan ku.
" aku akan menyuruh seseorang menjemputmu, bersiap-siaplah" teriak Aiko yang berlari terburu-buru.
...
" AKU MELUPAKAN SESUATU!" teriak Aiko yang buru-buru menghampiriku.
chuu~
" I LOVE YOU!" teriak Aiko yang berlari terburu-buru ke bawah setelah menciumku.
" aku kira kamu lupa" batinku, sambil menyentuh bibirku.
aku berjalan ke arah jendela dan melihat Aiko yang buru-buru masuk kedalam mobil.
" siapa itu?" batinku.
" aku harus bersiap-siap" kataku sambil berjalan ke arah lemari.
" baju apa yang harus aku pakai?" tanyaku pada diri sendiri saat melihat beberapa pakaian yang tergantung di dalam lemari.
" eh? map apa ini?" tanyaku saat melihat sebuah map berwarna coklat.
" Azumi Aiko..." bacaku pada nama yang tertulis di pojok map sebelah kanan atas.
" punya Aiko" gumamku.
" apa di dalamnya" kataku sambil berjalan ke arah meja belajar.
[ membuka map]
" penghargaan juara 1 lomba renang tingkat SD"
" penghargaan Juara 1 Internasional lomba renang tingkat SD"
" Tingkat SMP"
" surat panggilan orang tua, keterangan karena sering bolos" bacaku.
" eh? bolos?" batinku.
" ijazahnya...SERING BOLOS TAPI NILAI A+ SEMUA?!" teriakku.
" Surat panggilan karena sering bolos, tahun pertama di SMA Matsumoto Agatagaoka" bacaku.
" aku pikir dia memang sekolah di sekolah khusus perempuan" batinku.
" Aiko bisa bolos?" tanyaku
" aku tidak menyadarinya" gumamku
" hm? surat penerimaan jabatan?" bacaku pada salah satu map.
" HA?!!!!!!!" Teriakku tidak menyangka dengan apa yang aku baca.
DRRRT... DRRRT... DRRRT
" oh, Hallo" sapaku saat menjawab panggilan.
"saya sudah di bawah" kata suara di balik telefon.
" oh!" kataku yang berlari ke jendela.
" aku segera turun" kataku yang terburu-buru mengambil tasku dan berlari ke bawah.
...
" silahkan" kata wanita berjas hitam yang membuka pintu mobil untukku.
" i...iya" jawabku seraya masuk kedalam mobil.
(dalam perjalanan)
" apa tidak ada yang bisa dibicarakan?" batinku, ketika merasa bosan.
" apa aku harus memulai pembicaraan?" batinku.
" Ki...kita akan ke-"
" saya hanya bertugas mengantarkan anda" potong supir perempuan itu.
" eh?"
"ba... baiklah" jawabku dan langsung diam.
" apa-apaan sikap itu?" gerutu ku kesal.
akhirnya sepanjang jalan aku hanya melihat keluar jendela mobil, dan tidak ada percakapan diantara aku dengan supir perempuan itu.
beberapa jam kemudian kita sampai di tempat yang di tuju.
"silahkan" kata perempuan itu sambil membukakan pintu mobil untukku.
" o..oh terimakasih" kataku seraya turun dari mobil.
" Eri!!" panggil seseorang yang suaranya tidak asing lagi di telingaku.
" mommy" panggilku ketika mommy berjalan ke arahku.
" kenapa mommy disini?" tanyaku yang pura-pura tidak tahu.
" oh, mommy dengar kamu akan ke sini, jadi mommy ke sini juga" jawab mommy setelah memelukku.
" ayo masuk" ajak mommy sambil menggandeng tanganku.
" dimana Aiko mom?" tanyaku yang sedang berjalan mengikuti mommy.
" oh, dia sedang rapat dengan para kliennya" jawab mommy santai.
" klien? Aiko?" tanyaku kebingungan.
" apa dia tidak memberitahumu, apa pekerjaannya?" tanya mommy yang berhenti berjalan.
" aku baru saja tahu" batinku.
" dia seorang CEO di hotel ini" jawab Mommy singkat, padat dan jelas.
" bagaimana bisa dia menjadi CEO di hotel ini?" tanyaku heran.
" oh, itu adalah hadiah ulang tahun ke 13 dari kakeknya" jelas mommy.
" hadiah ulang tahun, menjadi CEO pada umur 13?!" batinku histeris.
" oh, rumah sakit tempatku kerja adalah milik ibuku" kata mommy santai.
" eh?"
" aku akan mengantarmu ke ruangannya" ajak mommy saat kami memasuki lift.
" seberapa kayanya mereka?" batinku bertanya-tanya.
" apa mama juga?" tanyaku.
" oh Nanami, keluarganya pemilik perusahaan game Nintendo di Kyoto" jawab mommy.
" A...APA?! PERUSAHAAN GAME TERTUA ITU MILIK KELUARGA MAMANYA AIKO?!" batinku histeris.
" tapi kenapa mama memilih menjadi dosen?" tanyaku heran.
" oh, dia hanya ingin mandiri"
" setiap weekend kita akan ke Kyoto menjenguk neneknya Aiko" lanjut mommy, sambil berjalan keluar lift.
" oooh"
" apa kamu mau ikut?" tawar mommy.
" eh? boleh?" tanyaku.
" tentu boleh" jawab mommy yang langsung tersenyum manis padaku.
" setiap natal semua keluarga akan berkumpul di rumah utama, kamu boleh ikut" kata mommy.
" ini ruangan Aiko, ayo" ajak mommy saat akan membuka pintu ruangan.
...
"eh? dimana Aiko?" tanya mommy saat melihat ruangan Aiko yang tidak ada orang.
" wow!" gumamku ketika melihat ruang kerja Aiko yang sangat rapi.
tiba-tiba...
" oh nyonya Chuya...ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan yang menjadi supir untukku beberapa saat yang lalu.
" Yuzu... dimana Aiko?" tanya mommy yang berjalan ke arah perempuan bernama Yuzu itu.
" nona Azumi berada di ruang meeting, mari saya antar kan" kata perempuan itu sambil berjalan membelakangi mommy.
" waah ada apa dengan senyuman itu? beberapa saat yang lalu dia terlihat sangat ganas" batinku kesal.
...
"silahkan" kata perempuan bernama Yuzu itu saat memasuki ruang meeting.
" Yuzu, aku menyuruhmu menyuapiku kan" perintah Aiko yang sedang sibuk melihat-lihat berkas didepannya.
" eh? menyuapi?" batinku.
" maafkan saya" kata Yuzu sambil berjalan ke arah Aiko.
aku dan mommy hanya berdiri di dekat pintu dan melihat perempuan bernama Yuzu itu menyuapi Aiko, aku ingin sekali marah tapi...
" ada apa dengan ekspresi itu? aku tidak pernah melihat ekspresi serius seperti itu diwajah Aiko" batinku, ketika melihat Aiko yang sedang sibuk membaca berkas di tangannya.
" nona Azumi, nyonya Chuya datang dengan seorang perempuan ingin menemui anda" kata perempuan itu sambil menyuapi Aiko.
" tamu?" tanya Aiko yang mengangkat wajahnya dan melihat ke arahku dan mommy.
" oh kalian sudah sampai, tunggulah di ruangan ku" kata Aiko yang kembali fokus pada berkasnya.
" aku hampir selesai" kata Aiko.
" mommy akan menunggumu" kata mommy saat kami hendak keluar ruang meeting.
...
" kenapa Aiko seserius itu?" tanyaku.
" aku juga tidak terlalu paham, tapi semenjak ada kamu, dia lebih sering mengerjakan semua pekerjaannya dengan cepat" jawab mommy.
" mungkin agar punya waktu lebih banyak bersamamu" lanjut mommy.
" sungguh?" tanyaku.
" dulu dia sering menunda-nunda pekerjaannya, hingga menumpuk, akhirnya yang kena imbasnya adalah Yuzu" jelas mommy.
" siapa sebenarnya Yuzu?" tanyaku.
" oh, Yuzu adalah teman masa kecilnya sekaligus sekretaris pribadi Aiko sejak dia berumur 13 tahun, dia tua 3 tahun loh" kata mommy, saat membalikkan tubuhnya dan menatap wajahku dengan senyuman misterius.
" kena-"
" 3 TAHUN?!BERARTI..."
" kamu harus menjaga apa yang menurut kamu sangat berharga" kata mommy.
" hm" jawabku singkat.
(dia dalam ruang kerja Aiko)
" hallo" panggil mommy di telepon.
"..."
" bawakan 2 cangkir kopi ke ruangan Aiko" kata mommy.
"..."
[menutup telepon]
" kenapa Aiko sering bolos?" tanyaku yang memecahkan keheningan.
" kamu tahu dia bolos?" tanya mommy.
" aku membacanya saat di ruang guru" jawabku ngeles.
" ooooh"
" dia sering bolos karena pekerjaannya" jawab mommy.
" jika kakeknya menyuruhnya datang, dia harus datang" lanjut mommy.
" kenapa?" tanyaku heran.
" baginya perintah kakeknya adalah mutlak, dan tidak boleh ada yang melawan" jawab mommy.
" sebesar itukah cintanya pada kakeknya?" batinku.
" kakeknya itu-"
" beliau adalah ayahku" potong mommy.
" Aiko adalah seorang putri dalam keluarga, dia bagaikan berlian yang harus di jaga dengan sangat baik, karena dia adalah cucu perempuan tunggal" jelas mommy.
" bahkan untuk pertama kalinya aku melihat Aiko menangis untuk orang lain" kata mommy sambil melihat ke arahku.
" eh?"
" sungguh?" batinku.
" ada apa dengan tatapan itu, seperti berkata aku yang membuatnya menangis, walaupun itu benar sih" batinku.
" ba...bagaimana dengan keluarga mama?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
" oh keluarga Nanami, seperti yang aku bilang tadi, dia adalah cucu perempuan tunggal, yang berarti dia adalah seorang putri dalam keluarga" jelas mommy.
TOK...TOK...TOK
" selamat pagi nyonya Chuya, saya membawakan kopi pesanan anda" kata seorang perempuan yang berada di luar.
" silahkan masuk" kata mommy.
cklek!
" silahkan di nikmati nyonya" kata perempuan itu sambil menaruh 2 cangkir kopi di meja.
" apa Aiko masih lama?" tanya mommy.
" 30 menit lagi nona muda akan datang" kata perempuan itu.
" baiklah"
"bawa masuk" kata perempuan itu saat melihat ke arah pintu.
" eh, ada apa ini?" tanyaku saat melihat empat orang berjalan ke arahku dan mommy sambil membawa makanan.
" aku tidak memesan makanan" kata mommy pada perempuan itu.
" saya hanya melakukan apa yang di perintahkan nona Azumi" kata perempuan itu.
" silahkan nyonya" kata para perempuan sambil membuka penutup makanannya.
" waah cake!" kata mommy dengan gembira.
" kalau begitu kami permisi" kata para perempuan itu sambil berjalan keluar ruangan.
" ayo dimakan" ajak mommy.
DRRRT.... DRRRT
" hallo" panggil mommy ketika menjawab panggilan.
" Chuya apa kamu bolos lagi?!" teriak suara di seberang yang tak lain adalah mama.
" datanglah ke hotel, Nami... Aiko sedang bekerja,jadi aku harus menemani Eri.
" HAH?!! kamu membawa Eri ke hotel?!" teriak mama.
" Ya be-"
" apa kamu gila?!" bentak mama.
" aku akan ke sana" kata mama yang langsung mengakhiri telfonnya.
" kenapa mama marah?" batinku.
(30 menit berlalu)
" sudah lebih dari 30 menit dan Aiko belum datang?" batinku.
" apa dia sedang bersama Yuzu?"
" seberapa dekat mereka?"
" apa dia menyukai Aiko?" batinku.
" berapa lama aku dan mommy harus menunggu?" kataku sambil melihat mommy yang tidur di pangkuanku.
" ini sudah terlalu siang, untuk pergi ke taman bermain" batinku, saat melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 13.40.
cklek!
" Ai-
" Eri..." panggil mama yang langsung berjalan ke arahku dan mommy.
" ayo kita pulang" ajak mama.
" kenapa?" tanyaku.
" apa aku tidak pantas disini?" batinku.
" kita harus pulang" kata mommy sambil menarik tangan mommy.
" kenapa aku tidak boleh di sini?" tanyaku.
" aku mengatakannya" batinku.
tanpa menjawab pertanyaanku, mama hanya melihatku, dan langsung berdiri.
" dari jam berapa kamu disini?" tanya mama tiba-tiba.
"eh? da...dari pagi" jawabku.
" di hari libur seperti ini dia akan bekerja lembur, apa kamu akan tetap menunggunya di sini?" tanya mama sambil melihat ke arahku.
" tapi..."
" selamat siang nyonya Nanami" sapa Yuzu yang tiba-tiba masuk dengan Aiko
" mama, apa yang mama lakukan di sini?" tanya Aiko sambil berjalan ke arah kami.
" Aiko...kenapa kamu membawa Eri ke sini kalau kamu masih punya banyak pekerjaan" kata mama.
" hehehe maafkan aku" jawab Aiko.
" Eri maaf kita belum bisa pergi ke taman bermain hari ini, kamu istirahat di rumah ya" kata Aiko yang berdiri di depanku.
" aku pulang?" tanyaku.
" aku akan menyuruh Yuzu mengantarmu" kata Aiko.
" Mama dan mommy yang akan mengantarnya" kata mama.
" ba-"
" hm? ada apa Eri?" tanya Aiko yang membalikkan badannya, saat aku memegang ujung bajunya.
aku hanya menunduk dan diam.
" apa kalian bisa keluar sebentar, ada yang harus kami bicarakan" perintah Aiko.
" baiklah, Chuya ayo" kata mama sambil membopong tubuh mommy yang sedang tidur.
aku hanya melihat Aiko yang berjalan ke arah pintu dan menguncinya, dan kembali berjalan ke arahku.
" kamu kenapa?" tanya Aiko.
" maafkan aku, aku kira hari ini tidak ada pekerjaan, ternyata..." jelas Aiko sambil memegang tanganku.
" apa aku tidak boleh di sini?" tanyaku.
" tapi aku akan lembur Eri" kata Aiko dengan lembut.
" apa aku tidak bisa membantumu?" tanyaku yang menatap wajahnya.
" baiklah" jawab Aiko yang langsung berjalan ke arah meja kerjanya.
...
" Yuzu, hari ini kamu boleh pulang" kata Aiko di telepon.
"hallo ma"
"..."
" mama dan mommy pulang saja" kata Aiko dan langsung mengakhiri teleponnya.
" apa lagi yang harus aku lakukan tuan putri?" tanya Aiko dan langsung tersenyum padaku.
" sini" panggil Aiko yang membuka tangannya mengisyaratkan berikan sebuah pelukan.
" jika kamu disini kapan aku bisa bekerja"kata Aiko yang sedang memelukku.
" aku merindukanmu" kataku yang berada dalam pelukannya.
" jadi apa yang bisa aku lakukan?" tanyaku.
" hmm kamu hanya perlu duduk di sini tuan putri" kata Aiko yang mempersilahkan ku duduk di kursi depan meja kerjanya.
" terus?" tanyaku sembari duduk di kursi.
" sudah" jawab Aiko dengan santai.
" Aiko, aku adalah ketua OSIS, aku bisa membantumu" kataku dengan percaya diri.
" sayang...kamu hanya perlu duduk manis di situ dan biarkan aku bekerja sambil melihatmu" kata Aiko yang menatap wajahku dengan senyuman manisnya.
" apa itu membantu?" tanyaku.
" membantu" jawab Aiko singkat.
" Aiko...aku serius" kataku dengan serius.
" membantu Eri...ketika bekerja ada seseorang yang temani apalagi itu adalah orang yang paling dicintai, bukankah itu membuatku semangat" jelas Aiko yang berdiri di samping kursiku.
" sungguh?" tanyaku pelan.
chuu~
"sungguh" bisik Aiko setelah menciumku.
" aku akan bekerja" kata Aiko yang kembali di kursinya dan fokus bekerja.
" hm" jawabku.
aku hanya duduk diam memperhatikan Aiko yang sedang membolak-balikkan beberapa berkas yang tertumpuk di mejanya, sekali-kali melepas kacamatanya, sekali-kali minum,terkadang ketika air minumnya habis aku yang ambilkan, sekali-kali dia melihat kearah ku dan tersenyum dan membuat lambang cinta untukku.
" bagaimana bisa di usianya yang ke 13 tahun mengurus hotel yang sebesar ini hingga sekarang?" batinku.
" melihat kamu yang bekerja keras seperti ini, menyadari posisimu di dalam keluargamu, membuatku berpikir apakah orang biasa sepertiku pantas bersanding denganmu Aiko?"
" seorang perempuan dengan julukan putri es sepertiku apakah pantas mendapatkan kasih sayang sebesar ini darimu yang selalu ceria?"
" setelah menyadari semuanya aku rasa aku tidak pantas untukmu yang bergelar cucu tunggal"
" ditempatkan disebelah mana aku di hatimu? di keluargamu nanti?" batinku.
" entah sejak kapan aku mulai tersenyum pada orang lain selain mama?"
" entah sejak kapan hatiku mulai luluh untukmu?"
" kamu adalah cinta pertamaku" batinku.
" aku mulai merasa tidak pantas untukmu saat aku tahu latar belakang keluargamu" batinku sedih.
...
"Eri..."
"Eri....ayo pulang"
" hm? sudah selesai? tanyaku saat bangun dan melihat Aiko yang berada di sampingku.
" sudah" jawab Aiko lembut.
" jam berapa sekarang?" tanyaku sambil berdiri membenarkan dress ku.
" jam 2 pagi" jawab Aiko sambil memakaikan jasnya padaku.
" kamu mengerjakan semuanya tanpa istirahat?" tanyaku sambil menatap wajah Aiko.
" hm, begitulah" jawab Aiko.
( di lobby )
" mobilnya sudah disiapkan nona" kata pelayan yang berada di lobby.
" siapa perempuan yang bersama nona Azumi?" bisik para pelayan.
" untuk pertama kalinya nona Azumi membawa seseorang saat bekerja" bisik-bisik para pelayan.
" berhentilah berbisik, aku bisa mendengarnya" batinku.
...
" silahkan" kata seorang pemuda yang membuka pintu mobil.
" terimakasih" kata Aiko sembari masuk ke dalam mobil.
(diperjalanan)
" tumben hari ini nona Azumi selesai lebih awal" kata supir membuka pembicaraan.
" aku hanya ingin cepat-cepat pulang" jawab Aiko.
" Aiko" panggilku pelan, dan menatap wajah Aiko.
" siapa dia?" tanya supir.
" oh dia?" tanya Aiko.
" dia...." kata Aiko sambil melihat ke arahku.
" dia..." kata Aiko yang tidak melanjutkan perkataannya.
" dia pacarku" jawab Aiko dan tersenyum lebar.
hening~
" ada apa dengan raut wajah itu hah?" tanya Aiko kepada supirnya.
" apa nona sudah membawanya ke rumah utama?" tanya supir.
" rumah utama? mommy juga tadi membahas rumah utama" batinku.
" aku akan membawanya saat natal" jawab Aiko.
" tapi-"
" aku akan membawanya" jelas Aiko.
" kenapa?" batinku heran saat melihat ekspresi supir yang terlihat aneh dari cermin.
(beberapa menit berlalu dan kami sampai di rumah)
" terimakasih" kata Aiko saat keluar dari mobil.
" kalau begitu saya permisi" pamit si supir.
...
" ayo, aku sangat lelah hari ini" ajak Aiko sambil masuk kedalam rumah.
cklek!
" huaaaah aku sangat lelah" kata Aiko sambil merenggangkan tangannya.
" aku akan membuatkan mu teh hangat" kataku sambil berjalan ke dapur.
" aku akan mandi" kata Aiko, sambil berjalan ke kamar.
...
" Aiko...aku membuatkan teh untuk-"
" Aiko?" panggilku ketika berjalan ke arah Aiko yang sudah berselimut.
" tidur?" gumamku.
" kamu pasti sangat lelah" kataku pelan, sambil mengelus pipi Aiko.
" sejak kapan kantung mata ini ada?" tanyaku saat melihat kantung mata Aiko.
" aku akan mandi" Kataku seraya berdiri dan pergi ke kamar mandi.
(selesai mandi)
" [membenarkan posisi tidur] good Night" bisikku saat membalikkan badanku menghadap Aiko.