Sebuah kekacauan terjadi telah terjadi di rumah utama!
" NAMI!!! CHUYA!! " teriak si nenek dengan panik.
" ada apa pagi-pagi begini, berisik" keluh nanami.
" Eri!! Eri!!!" teriak si nenek.
" HILANG!!! " teriak si nenek dengan histeris.
" apa yang terjadi mama? " tanya chuya yang baru datang dengan secangkir kopi ditangannya.
" Eri menghilang..." kata si nenek yang mulai lemas.
" tenanglah, mungkin dia di ta-"
" maaf nyonya chuya, aku sudah memeriksa taman, tapi ayano-san tidak ada" jelas yuzu yang baru saja sampai.
" yuki, apa kamu tahu dia dimana?" tanya chuya pada ibunya eri.
" aku...aku..."
" HA!! HA!! YUKI!! " teriak chuya, saat yuki tiba-tiba jatuh pingsan.
" PERINTAHKAN SEMUA ORANG UNTUK MENCARI MENANTUKUUUU!!!! " teriak si nenek memberikan perintah.
Sedangkan di sisi lain cerita, tentang keberadaan Ayano Eri...
" pesawat akan segera mendarat di bandara Charles de Gaulle..."
" dia sungguh tidak, membalas pesanku..." keluhku.
...
" dia bahkan tidak membacanya..." keluhku yang terus saja, melihat layar telefonku.
" oh my god...ramai sekali..." kataku saat melihat kerumunan orang di bandara.
" betapa bodohnya aku yang datang ke sini tanpa persiapan yang matang..." keluhku.
" Aiko..." gumamku pelan.
tiba-tiba...
DEG!!!
" eh? "
" i'm sorry? " kataku saat seseorang memelukku dari belakang.
" BODOH! BODOH!! BODOH!!! " teriak perempuan itu dengan kencang.
" a...a...aiko..." panggilku ketika melihat perempuan yang sedang memegang bahu ku ini adalah aiko.
" aku...aku..."
dan lagi-lagi aku menangis, saat melihatnya.
" aku me-"
deg!
" aku sangat terkejut saat kamu mengirimku pesan seperti itu"
" aku baru membuka mata dan mendapatkan pesan seperti itu, aku..."
" berhentilah membuatku khawatir Eri..." kata Aiko yang sedang memelukku.
" kamu membaca pesanku? " tanyaku heran.
" pesan darimu sangatlah penting bagiku, mana mungkin aku tidak membacanya" jelas aiko yang memeluk ku semakin erat.
" selama ini kamu membacanya?" tanyaku lagi.
" aku sangat merindukanmu Aiko" kataku dengan suara yang gemetar.
chuu~ sebuah ciuman singkat yang sudah sangat lama tidak aku dapatkan.
" aku juga sangat merindukanmu " kata aiko sambil menatapku.
...
mari kita kembali, saat dimana ide cemerlang seorang Ayano Eri terlintas...
FLASHBACK ON
" aku akan melakukannya..." batinku.
( di dalam kamar )
" pertama, aku membutuhkan alamat " kata eri, sambil mengambil buku milik elen.
" kedua aku membutuhkan..."
" aku membutuhkan apa? " tanya eri kebingungan.
" biaya, tapi..."
" apa aku harus memakai uang..." sambil melihat ke arah meja.
" baiklah! aku akan memakainya " kata eri.
" selanjutnya, aku harus membereskan pakaian yang aku bawa "
" selanjutnya..."
dalam waktu beberapa menit, semua yang aku butuhkan telah aku siapkan.
" ah! sudah selarut ini! aku harus segera memesan tiket! " kata eri, saat melihat jam yang menunjukan pukul 20.45 .
" sekarang..."
" aku akan ti-"
" aku tidak boleh tidur sekarang! "
" bagaimana jika aku kesiangan? " kata eri khawatir.
akhirnya sepanjang malam eri berusaha agar terjaga.
saat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi, eri keluar sambil mendorong kopornya, melangkah dengan perlahan, agar tidak ada yang menyadari, kepergiannya.
dan sebelum naik ke pesawat eri, mengirim pesan untuk aiko, bahwa dia akan pergi ke prancis sendirian untuk bertemu dengannya, walau tidak tahu dimana aiko tinggal.
Dan seperti itulah ceritanya...
FLASHBACK OFF
" jadi..."
" ah! aku sedang marah padamu " kataku sambil melepas genggaman aiko.
" kita sampai " kata aiko, saat kami berhenti di depan gedung yang sangat besat.
" eh? apartemen? " tanyaku heran.
" selamat da-"
" AYANO ERI!! " teriak haru, saat melihatku.
" a...apa yang kamu lakukan disini? ah! kamu bersama yu-"
" tidak, aku sendiri " kataku.
hening~
" Haru, mana telefonmu?" tanya aiko.
" i..ini" jawab haru, sambil menyodorkan telefonnya.
" oke, sekarang kamu pakai yang ini " kata aoki sambil menukarkan telefon haru dengan yang lain.
" eh? "
" tidak ada yang boleh tahu istriku di sini " kata aiko sambil berjalan meninggalkan haru di pintu masuk.
" a...ai-"
" ayo masuk " ajak aiko, saat memasuki kamarnya.
Hening~
chuu~
" a...aiko?" panggilku, saat aiko menciumku tiba-tiba.
" aku sungguh! sungguh! sungguh! merindukanmu " kata aiko sambil memelukku dengan erat.
" maafkan aku, karena berkata seperti itu, malam itu- " kata aiko dengan pelan.
" aku mengerti..." jawabku.
" ngomong-ngomong...dimana kopermu? " tanya aiko saat melepaskan pelukannya.
" ah...aha..ha..ha..haaa..."
" hm? "
" aku menghilangkannya" jawabku sambil tertunduk merasa bersalah.
"huuuft...selama bukan kamu yang hilang, tidak apa-apa " kata aiko yang kembali memelukku.
" mau mandi bersama? " tawar aiko.
" hm! "
Sedangkan kondisi rumah utama...
" Yuzu kamu sudah dapat kabar? " tanya nanami.
" belum nyonya..." jawab yuzu.
" apa dia kembali ke osaka? " tanya yuzu.
" apa dia..."
" aku akan kembali! " kata chuya, sambil berlari terburu-buru.
...
TIT...TIT...TIT...
" heh? kenapa nomor aiko tidak aktif? " tanya chuya heran.
...
TIT...TIT...TIT...
" heh?" kenapa nomor haru tidak aktif? " tanya yuzu heran.
...
Karena hilangnya Ayano Eri, membuat semua orang panik, bahkan dua keluarga besarpun turun tangan untuk mencarinya, sedangkan dia...
chuu~
DIA SEDANG BERMESRAAN BERSAMA KEKASIHNYA DI DALAM BAK MANDI!!!
" ceritakan padaku, perjalanan kamu ke sini" kata aiko, sambil menggosok punggungku.
" panjang sekali, mulai dari segerombolan laki-laki yang berusaha menggodaku, aku terpeleset di tangga saat di stasiun kereta, dan koperku yang tertinggal di bagasi taxi. " jelasku.
" seorang lelaki menggodamu? " tanya aiko.
" hm, tapi herannya saat aku menatap mereka, mereka langsung pergi " jelasku.
" he~ coba aku lihat wajahmu" kata aiko, sambil memutar tubuhku menghadapnya.
chuu~
" pantas saja mereka pergi, wajah datar seperti ini, takkan menarik seorang lelakipun " kata aiko, sambil memegang daguku.
" tidak denganmu" kataku yang langsung memeluk aiko.
" berbulan-bulan aku tidak bertemu denganmu, aku sungguh merindukanmu " kataku.
" iya iya..." jawab aiko sambil mengelus kepalaku.
" ah~ suara yang sangat aku rindukan..."
" aroma dan kehangat tubuh yang sangat aku rindukan "
" dan senyum yang sangat aku rindukan" batinku.
" haruskah kita jalan-jalan? " tanya aiko.
" tidak! " jawabku sambil memeluk aiko dengan erat.
" hey..."
" aku datang ke sini untuk bertemu dengammu, bukan untuk jalan-jalan " jelasku sambil melepaskan pelukanku.
" hm...baiklah jika itu mau mu " jawab aiko sambil mengelus pipiku dengan lembut.
( selesai mandi )
" Haru " panggil aiko.
" iya? " jawab haru dari luar.
" huuft...masuklah " perintah aiko.
" panggil elen kemari " perintah aiko.
" eh? ba...baik " jawab haru dan beranjak pergi.
" elen? " batinku.
beberapa menit kemudian.
tok...tok...tok...
" permisi nona aiko " kata suara perempuan dari luar.
" masuklah " perintah aiko.
" ukur tubuhnya, dan desain baju untuknya, dan perintahkan mereka jahit sekarang juga, dia membutuhkannya sekarang " perintah aiko.
" eh? "
" kenapa? " tanya aiko.
" mohon maaf, dia..."
" dia tunanganku" jawab aiko tanpa basa-basi.
" eh? "
" jadi dia yang bernama elen? dia, sangat cantik " batinku.
" perkenalkan, saya Ayano Eri " kataku memperkenalkan diri.
hening~
" kenapa kamu masih disini? " tanya aiko memecahkan keheningan.
" aku bisa melihat air mata yang ada di pelupuk matanya " batinku.
" ba...baiklah akan saya persiapkan, permisi " pamit elen, dan beranjak keluar dari kamar.
" aku tidak pernah melihat aiko sedingin itu" batinku.
" apa dia masih aiko yang aku kenal? "
" saat dia berbicara dengan haru, dan sekarang elen, aku mulai menyadari sesuatu..."
" aiko yang ini berbeda dengan aiko yang aku kenal "
" aiko yang aku kenal adalah aiko yang periang, aiko yang selalu tersenyum, suaranya yang bisa membawa kehangatan pada setiap orang yang mendengarnya"
" tapi...aiko yang berada di depanku ini..."
" eri..."
" eri..."
" ah! ha? "
" kamu kenapa? " tanya aiko sambil mengelus pipiku.
" hm? aku baik-baik saja "
" aku harap kamu masih aiko yang aku kenal " bisikku pelan, dalam pelukan aiko.
" hm? apa aku berubah? " tanya aiko.
" entahlah..." jawabku.
" ap-"
" jika kamu ingin sesuatu, katakanlah pada haru dia akan mengurusnya " kata aiko sambil melepas pelukanku.
" eh? "
" aku akan istirahat sekarang " kata aiko sambil berjalan ke tempat tidur.
" eh? mungkin dia lelah " batinku.
...
cklek
" haru..." panggilku.
" ada apa ayano-san? "
" aku lapar " jawabku dengan malu.
" tunggulah di dalam, aku akan mengantarkan makanan untukmu " kata haru.
" tapi-"
" maaf ayano-san, aku tidak bisa membawamu berkeliling, nona aiko menyuruhku untuk menjauhkanmu dari elen " jelas haru.
" oh hm, aku akan menunggu di dalam " jawabku, dan menutup pintu.
hening~
" kamar sebesar ini..." gumamku.
...
" Aiko..." gumaku saat melihat wajah tidur aiko.
" bahkan kantung mata yang sangat gelap, apa dia kurang tidur? " batinku.
" kulit jari tangan yang mulai tebal..."
" kamu terlalu bersemangat " batinku, saat menggenggam tangan aiko.
hampir seminggu aku di sini, dan tidak ada yang terjadi antara aku dan aiko, aku bahkan hanya mendapatkan ciuman saat hari pertama aku kesini, selanjutnya...
setiap aku bangun di pagi hari, aiko sudah tidak ada di sampingku. saat aku tidur di malam hari, aiko masih saja fokus di layar komputernya.
" makan sendiri lagi..." keluhku, saat menyantap makananku, di dalam kamar sendirian.
" ayano-san, aku bawakan teh hi-"
"ada apa ayano-san? " tanya haru.
" membosankan..." keluhku.
" ah...maaf ya ayano-san, nona aiko punya banyak pekerjaan, dia jadi tidak punya waktu untukmu " jelas haru.
" haru, bisakah kamu menemaniku makan? " tawarku.
" baiklah..." jawab haru, dan duduk di depanku.
" masalah di perusahaan, membuat dia benar-benar stress " keluh haru.
" hm? "
" eh? nona aiko tidak memberitahumu, cabang hotel di sini bangkrut, dan itu membuatnya sangat depresi, karena itu, dia harus membangunnya kembali dari nol " jelas haru.
" karena itu, dia bekerja sangat keras..." gumamku.
" oh, aku hampir lupa, dari mana kamu dapat nomor nona aiko? " tanya haru.
" itu juga tidak sengaja, hari itu, saat aku pulang sekolah, seseorang tidak sengaja menabrakku,, tanpa sadar, buku dan telefonnya jatuh, dan ternyata itu milik elen " jelasku.
" kalau boleh tahu, kenapa elen kembali ke jepang? " tanyaku penasaran.
" hm...aku juga tidak tahu, tapi..."
" tapi? " tanyaku.
" tapi, yang aku tahu dia membuat masalah yang sangat besar, dia menyatakan perasaannya pada nona aiko, dan berusaha..."
" hmmm apa ya sebutannnya? "
" pelecehan? " tanya haru.
" heh? "
" intinya malam itu, dia membuat nona aiko marah besar..." jelas haru.
" aku mohon ayano-san" kata haru sambil menggenggam tanganku.
" eh? "
" buatlah nona aiko, kembali seperti du-"
cklek!
hening~
" aku merasa suasana disini menjadi sangat tegang " batinku, saat aiko tiba-tiba masuk dan terdiam melihat haru yang sedang memegang tanganku.
"Ai-"
" jika kalian ingin bermesraan, pergilah diluar " kata aiko dengan suara yang datar, sambil berjalan ke kamar mandi.
" Ai-"
" PERGI! AKU SANGAT LELAH SEKARANG! " bentak aiko.
" ai...ko..." panggilku dengan suara yang mulai gemetar.
" bi-"
" tidak haru, kamu saja yang keluar" kataku dengan pelan.
" baiklah" jawab haru, dan langsung keluar.
hening~
" bukankah aku perintahkan untuk keluar? " tanya aiko, dan mulai menatapku dengan tatapan yang membuat ku sangat ketakutan.
" a...a...aiko aku-"
" aku sedang tidak ingin mendengarkan penjelasanmu sekarang, keluarlah " kata aiko dengan nada suara yang datar.
aku mulai berjalan perlahan-lahan mendekati aiko.
" kamu sangat lelah, istirahatlah sebentar..." kataku sambil, menarik tangannya menuju sofa.
" ayolah eri, aku sedang malas berdebat sekarang " keluh aiko.
" aku tidak akan mendengarkan perkataanmu " jawabku.
" yosh!"
" tidurlah, aku akan tetap disini, walau kamu berulang kali mengusirku " kataku, sambil menidurkan aiko di pangkuanku.
" hm " jawab aiko, sambil membalikkan wajahnya di perutku.
" aku tahu kamu sangat lelah, karena itu istirahatlah dengan benar " kataku sambil mengelus kepala aiko dengan lembut.
" aroma tubuh yang sudah lama tidak aku cium " kata aiko pelan.
" kamu akan selalu menciumnya jika kamu istirahat dengan benar " jawabku.
" haha...apa kamu sedang menggodaku? " tanya aiko.
" entahlah..." jawabku.
" apa kamu akan memberikanku hukuman sekarang? " tanyaku.
" berhentilah menggodaku eri..." kata aiko, sambil menggenggam tanganku.
" hm...tidurlah " kataku dengan lembut.
" jika di pikir-pikir, tadi aku benar-benar sangat takut untuk menggenggam tangannya " batinku.
" tatapannya sangat..."
" MENAKUTKAN!!! " batinku histeris.
...
" haru..." panggilku dengan pelan.
" iya? bagaimana dengan nona aiko? " tanya haru khawatir.
" di sedang tidur " jawabku.
" huuuuft syukurlah "
" haru, apa aiko punya jadwal kerja besok? " tanyaku.
" hm, sebentar aku lihat..."
" eh? semua pekerjaannya sudah selesai? " tanya haru heran.
" hm? "
" tidak ada, sepertinya selama ini, dia bekerja sangat keras agar bisa cepat pulang, untuk bertemu denganmu " jelas haru.
" hm? " tanyaku heran.
" tidak...tidak...masuklah, jangan sampai nona aiko salah paham pada kita " kata haru, dan mendorongku masuk ke dalam kamar.
" oh! "
" ada apa haru? " tanyaku heran.
" bagaimana kabar yuzu? " tanyaharu dengan malu-malu.
"aku hampir lupa kalau haru adalah tunangan yuzu" batinku.
" dia baik-baik saja, seandainya aiko tidak menukar telefonmu mungkin, aku bisa bicara dengannya" jelasku.
" ahahaha, masuk sana " perintah haru.
" baiklah...baiklah..." jawabku.
...
" aiko..." panggilku dengan lembut.
" akan aku coba " batinku.
" sayang...sudah jam makan malam " kataku.
" hmmm" jawab aiko, sambil menarik selimutnya.
" ayolah..." kataku sambil menarik selimutnya.
" hm...hm" jawab aiko, yang bangun dari posisi tidurnya.
" bukan berarti du-"
" aiko?" panggilku ketika aiko tiba-tiba menarikku dan memelukku.
" beri aku waktu 5 menit " kata aiko pelan.
" ada apa ini? biasanya aku yang manja padamu, kenapa sekarang kamu? " tanyaku.
" entahlah..." jawab aiko.
" suamiku memang yang terbaik " kataku sambil mengelus kepalanya.
" mengatakan tentang suami aku sampai lupa sesuatu" kata aiko sambil menatapku dengan serius.
" hm? "
" pekerjaanku di sini sudah selesai, aku berencana pulang dan menikahimu " jelas aiko.
" heh? "
" heh!! bukankah kamu disini selama 2 tahun? " tanyaku dengan ekspresi terkejut.
" aku kira butuh dua tahun untuk menyelesaikan masalah di sini, ternyata tidak " jelas aiko.
" kenapa? " tanyaku heran.
" karna ada kamu " kata aiko, dan senyuman hangat tergambar di wajahnya yang terlihat lelah.
" Tadaima Eri..." kata aiko dengan lembut.
" Okaeri Aiko..." jawabku dengan lembut, dan langsung memeluknya dengan erat.