Chereads / Es Kutub Yang Mencair / Chapter 11 - Surat Cinta Untuk Aiko II

Chapter 11 - Surat Cinta Untuk Aiko II

"KENAPA AKU BISA SEMANJA INI!!!!!" batinku histeris karena sifat manjaku sendiri.

(dalam perjalanan)

"Eri...jika kamu masih mengantuk, bersandar kepada ku" kata Aiko sambil membetulkan posisi duduknya.

"hm" jawabku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Aiko.

" adiknya sakit ya?" tanya supir taxi tiba-tiba.

" siapa adikku?" tanya Aiko.

" eh?"

"Aiko...ja-"

" oh bukan, Kakak ya?" tanya supir taxi lagi.

" pak, jangan bertanya lagi!" batinku.

" oh! dia" kata Aiko sambil mengelus kepalaku.

"dia istriku" ceplos Aiko tanpa basa-basi.

"NO!!" Teriakku walau hanya dalam hati...

" o..oh..he..he...he..he~" tawa supir taxi.

" kaum LGBT?" Tanya pak supir.

"hm~ tidak" Jawab Aiko singkat.

"heh? bukan? lalu kenapa kalian berdua-"

"oh Apa itu LGBT?" Tanya Aiko.

" Heh? Aiko tidak tahu LGBT?" batinku.

" aku ingin membuka mataku,berhenti berpura-pura tidur dan langsung menutup mulut Aiko tapi..." batinku.

"aku harus bangun!" batinku.

"A..Aiko" panggilku dengan suara yang lembut layaknya orang yang baru bangun tidur.

" hm...kamu sudah bangun" kata Aiko sambil mengelus kepalaku.

"hm" jawabku singkat.

"Kalian masih pakai seragam, tapi sudah menikah?" tanya pak supir LAGI!

" Oh maksudnya i-"

" Aiko kapan kita sampai?" tanyaku sambil menyandarkan kepalaku di dada Aiko.

" sebentar lagi, setelah lampu merah berikutnya " jawab Aiko.

" semoga dia ti-"

" oh bapak tadi bilang apa?" tanya Aiko langsung.

"oh my God" batinku.

aku yang berusaha agar tidak ada percakapan lagi antar mereka berdua, malah Aiko kembali membuka pembicaraan.

" tadi sampai dimana?" tanya pak supir.

"hahaha saya lupa sampai mana tadi pembicaraannya" lanjut pak supir yang sedang fokus di depan.

" oh tadi sampai di L-"

" Aiko lampu merah" kataku sambil menunjuk Lampu lalu lintas di depan.

" iya..." jawab Aiko sambil mengelus kepalaku.

" heh? siapa itu?" tanyaku saat melihat seseorang mendekati mobil kami.

"sia-"

" ada apa dengan supir ini? kenapa ekspresinya berubah seperti itu?" batinku saat melihat ekspresi pak supir yang terkejut.

tok...tok...tok

"Aiko..." panggilku.

"hm?" jawab Aiko sambil menatap wajahku.

"eh? kenapa aku semanja ini?" batinku.

"apa karena terlalu sering dengan Aiko?" batinku.

" [membuka pintu] Ah...aku mencari kemana-mana" kata seorang lelaki yang masuk kedalam mobil.

"A..aku sedang bekerja sekarang" jawab supir itu dengan muka yang memerah.

" hello..." sapa Aiko.

" oh penumpang?" tanya lelaki itu, sambil melihat ke arahku dan Aiko.

" iya...kamu?" tanya Aiko.

" aku? suaminya" jawab lelaki itu dengan singkat, padat, dan jelas.

" heh? suami?" batinku.

" pak supir ternyata sudah menikah ya" kata Aiko asal ceplos.

" Pak? dia baru 23 tahun" kata lelaki itu.

" maafkan aku" kata Aiko.

" oh...aku Azumi Aiko" kata Aiko sambil menyodorkan tangannya.

" aku Takano Ritsu, panggil saja Ritsu" jawab lelaki itu.

" oh..lampu hijau sayang" kata lelaki itu kepada pak supir.

"sayang??" batinku.

" apa kita boleh bertukar nomor?" tanya lelaki itu.

"boleh" jawab Aiko sambil mengambil telfon genggamnya.

"A..apa yang kamu lakukan Aiko" batinku, sambil melihat Aiko yang tersenyum lebar dengan lelaki itu.

(didepan rumah Aiko)

"bye-bye Ritsu..." kata Aiko saat taxi itu pergi

"bye-bye!" teriak lelaki bernama Ritsu itu dari jendela mobil.

"rumahku di sekitar sini, kalian boleh datang bermain!" teriak lelaki itu dari kejauhan.

...

"hm..apa mommy belum pulang?" tanya Aiko, sambil mengetik-ngetik telfon genggamnya.

" hallo mommy" panggil Aiko.

"..."

"jam berapa mommy pulang?" tanya Aiko.

"..."

" hee~ dengan mama?" tanya Aiko lagi.

"..."

"penginapan mana?" tanya Aiko lagi.

"he? penginapan?" batinku

" hm.. bersenang-senanglah" jawab Aiko,sambil tersenyum.

"..."

"padahal hari ini aku bawa Eri" kata Aiko, sambil melihat ke arahku dan tersenyum.

"..."

"NO!" kata Aiko dengan kasar dan menutup telfonnya.

"eh? dia marah?" batinku.

" ayo masuk" ajak Aiko.

"hm" jawabku singkat.

DRRRT... DRRRT... DRRRT

"hm? Miyu..." kata Aiko sambil melihat layar telfonnya yang terus bergetar

"Miyu? perempuan yang di sekolah tadi..." batinku.

"hallo...ada apa Miyu?"

" ..."

"ah...aku-"

"..."

" baiklah hanya sebentar" kata Aiko, sambil melihat ke arahku.

"apa?" batinku.

"..."

" aku akan datang jam 10" kata Aiko.

" jam 10?" batinku heran.

(dikamar Aiko)

" aku akan mandi tunggulah sebentar" kata Aiko sambil mengambil handuknya.

" Aiko..." panggilku, yang sedang duduk di atas kasur.

" ada apa?" tanya Aiko.

hening~

" tidak..." jawabku.

" Huuuft...kamu kenapa?" tanya Aiko, yang duduk di depanku.

" aku ingin tidur" jawabku, sambil membaringkan tubuhku.

Aiko hanya diam dan berjalan ke kamar mandi...

" aku ingin bertanya tentang Miyu..." batinku.

" dan juga... perasaan ini masih saja aku rasakan...kenapa?" tanyaku pada diri sendiri.

"aku hanya ingin tidur sebentar..." batinku.

....

"Eri..." panggil Aiko.

" siapa?" batinku, yang masih setengah sadar.

" hm" jawabku.

" ayo makan " kata Aiko sambil memegang piring makan.

"jam berapa sekarang?" tanyaku sambil memperbaiki posisi dudukku.

"ini sudah jam 9 malam" jawab Aiko.

" jam 9?!!! " teriakku.

" aku belum mandi!" kataku sambil bergegas dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.

deg!

tiba-tiba langkahku terhenti di depan pintu kamar mandi, seketika tidak ada suara apapun yang terdengar...

" apa aku berbuat salah?" tanya Aiko yang memecahkan keheningan, dalam posisi merangkulku dari belakang.

" eh?"

" apa aku berbuat sesuatu yang menyakiti hatimu?" tanya Aiko,sambil memutar tubuhku menghadap ke arahnya.

"kenapa kamu menangis?" tanya Aiko sambil mengelus pipiku.

" Aku? aku tidak menangis...kenapa?" tanyaku.

" lalu kenapa kamu menangis dalam tidur?" tanya Aiko.

" aku?" tanyaku heran.

" apa karena perasaan aneh ini?" batinku.

" aku ingin mandi Aiko" kataku dengan suara yang datar sambil melepaskan pelukannya.

"hm" jawab Aiko, dan berjalan pergi meninggalkanku.

"ada apa dengan diriku" batinku, saat melepaskan pakaianku.

" kehilangan?" batinku, sambil mencelupkan tubuhku di bak mandi.

"Aku takut kehilangan Aiko?" batinku bertanya-tanya.

" semenjak melihatnya mencium Miyu, aku sangat takut dia di rebut?" batinku.

" apa nama perasaan aneh ini?" batinku.

" aku...cemburu..." gumamku tanpa sadar.

"eh? cemburu?" tanyaku pada diri sendiri.

" aku belum pernah merasakan ini sebelumnya...aku cemburu" kataku.

" aku tidak ingin ada yang mengambil ciuman itu dariku..."

" Aiko hanya milikku..."

" dia..."

"A...Aiko!" panggilku sambil bergegas keluar dari bak mandi.

"A...Aiko!" panggilku ketika membuka pintu kamar mandi.

"A...Aiko..." panggilku saat melihat kamar yang kosong.

"Aiko...Apa kamu pergi menemui Miyu?" tanyaku di dalam ruang yang kosong.

" aku ingin menangis..." batinku.

DRRRT... DRRRT...

"hallo" kataku.

"..."

" oh Kana...ada apa?" tanyaku.

"..."

" siapa namanya?" tanyaku.

"..."

"TACHIBANA MIYU..." gumamku.

"..."

"makasih Kana" kataku dan langsung menutup telfonku.

"Tachibana Mi-"

" TA...CHIBANA!!!!" teriakku saat mengingat nama keluarga itu.

" [ memakai pakaian] Aiko...aku membenci anak itu!" kataku sambil bergegas mencari Aiko.

(di depan rumah)

" Miyu...Miyu...MIYU!!!!" teriakku kesal.

" ternyata dia anak dari perempuan jalang itu" kataku sambil berjalan mencari Aiko.

" dia...persis seperti ibunya yang suka merebut kekasih orang...merebut kebahagiaan orang lain..." batinku kesal.

Tachibana Miyu

Anak dari Ayano Souma dan Tachibana Erika, pasangan yang menikah saat usiaku 5 tahun, saat dimana lelaki tua brengsek itu menamparku di depan umum hanya karena ibunya.

"PEREMPUAN JALANG!" Kataku dengan marah.

" dimana mereka..." kataku sambil melihat sekeliling.

tiba-tiba...

"se...senpai..." panggil seseorang.

"Miyu...ada apa denganmu?" tanya seseorang yang pasti adalah Aiko.

"ketemu..." kataku saat melihat mereka berdua.

betapa marahnya aku melihat perempuan jalang itu mendekap kan dirinya di dada Aiko.

" Sen...pai..." panggil Miyu dengan suara layaknya perempuan jalang.

"cih!" gerutu ku.

"AIKO!" panggilku dengan nada yang tinggi, sambil berjalan ke arah mereka.

" E...eri...ini tidak seperti yang kamu pikirkan" jelas Aiko, sambil mendorong Miyu menjauh.

"PULANG!" bentakku sambil menarik tangan Aiko dengan kasar.

"o..oh hm" jawab Aiko.

(masuk kedalam rumah)

"E... eri...kita sudah di rumah bisa dilepaskan" kata Aiko.

aku sangat marah...ingin sekali aku mengikatnya di suatu ruangan yang kosong, yang tak bisa di masuki oleh siapapun.

"Eri...tanganku sakit" kata Aiko,saat kami memasuki kamar.

BRUK! [melempar tubuh Aiko di atas kasur]

"E... eri..." panggil Aiko.

"eh?e...eri..." panggil Aiko.

chuu~ chuu~!

"ada apa denganmu!" teriak Aiko saat mendorong tubuhku menjauh darinya.

" AKU MEMBENCINYA!" Teriakku.

" apa maksudmu?" tanya Aiko.

"aku membencinya...aku membenci mereka..." jelasku.

"aku membenci Miyu! aku membenci Ritsu! aku membenci orang-orang di klub renang!"

"aku membenci mereka yang dekat dengamu!"

" kamu hanya milikku, tubuh itu...bibir itu...sentuhan itu..."

"kamu hanya milikku!" jelasku.

"Eri..." panggil Aiko.

"AKU MEMBENCI MEREKA!" bentakku.

" bagaimana jika aku bilang...aku tidak suka melihat kedekatan mu dengan Kana?" tanya Aiko tiba-tiba.

"heh?"

" kamu cemburu?" tanya Aiko.

" aku...aku..."

" kalau aku cemburu..." kata Aiko, dan bergegas dari tempat tidur.

"aku harus mandi...tubuh Miyu sangat dekat denganku tadi" kata Aiko sambil berjalan ke kamar mandi.

" bukannya kamu sudah mandi? kenapa?" tanyaku dengan heran.

" aku tidak suka perempuan seperti dia" jawab Aiko santai sambil masuk ke kamar mandi.

" Kalau Aiko tidak suka Miyu, kenapa aku harus khawatir?" batinku.

" tapi...Aiko bisa cemburu?" batinku.

"ternyata Aiko merasakan itu duluan?" batinku.

[membuka pintu kamar mandi dengan kasar]

"Eri...jika kamu masih ingin marah, tunggu aku selesaikan mandiku" kata Aiko sambil melihatku yang berdiri di dekat bak mandi.

[membuka pakaian]

"aku juga ingin mandi" jawabku, sambil masuk ke dalam bak mandi bersama Aiko.

chuu~

"Eri...selesaikan dulu mandinya" kata Aiko saat melepaskan ciumanku.

"A...Aiko..." panggilku sambil menyandarkan tubuhku di Aiko.

" kamu harus di hukum..." bisik Aiko sambil tangannya meraba tubuhku di dalam air.

" A...Aiko...aku membenci mereka" bisikku di tengah-tengah desahanku.

" hm~ terus..?" bisik Aiko si telingaku, yang membuatku terangsang.

"ah..Aiko..." panggilku ketika tangan Aiko mengelus selangkanganku.

hssh...hssh...hshhh...hsh....

" ah~ desahan yang merdu" bisik Aiko saat duduk di atasku.

"A..Aiko kita di bak mandi" kataku pada Aiko.

"ekspresi yang membuatku tergoda..." kata Aiko sambil mengelus pipiku.

" bukankah seks di dalam air itu nikmat" bisik Aiko di telingaku.

"AKU TELAH MEMBANGUNKAN SINGA YANG SEDANG TIDUR!" Batinku menyesal.

Chuu~chuu~

"AHH..." desahku saat Aiko melepaskan ciumannya.

" A..ada apa ini...dia bermain lidah? kenapa?" batinku.

"CUKUP!" kata Aiko tiba-tiba dan berdiri keluar dari bak mandi.

"eh?"

"aku sudah habis mandi, cepatlah" kata Aiko saat menoleh ke arahku.

" hm" jawabku singkat saat melihat Aiko berjalan keluar kamar mandi.

...

"ya...ah dia membuatku basah" kataku.

" airnya kotor...aku akan mandi dengan shower" kataku sambil keluar dari bak mandi.

" tumben dia bermain lidah" gumamku sambil memegang bibirku

(selesai mandi)

"hm...di mana hairdryer?" tanyaku sambil membuka setiap laci meja rias Aiko.

" apa ini?" tanyaku saat melihat satu laci yang kubuka penuh dengan surat.

" untuk Azumi senpai..." bacaku pada satu surat berwarna biru.

" untuk Azumi Aiko..."

"Azumi senpai...."

"Azumi Aiko..."

" Aiko..."

" terimalah..."

33 surat yang kubaca luarnya semua hanya tertulis untuk Azumi senpai.

" Aiko menerima surat sebanyak ini?!" kataku dengan kesal.

" Aku boleh bukakan?" tanyaku pada diri sendiri di dalam kamar mandi.

"di-"

"Dari Tachibana Miyu..." bacaku pada salah satu surat yang berada di tempat sampah.

"hm?" sambil memungutnya.

"Tachibana Miyu...cih!" gerutu ku kesal.

" apa yang dia tulis untuk Aiko..." kataku sambil membuka suratnya.

" Azumi senpai...

tidak tahu sejak kapan aku mulai memperhatikanmu, sejak senpai menolongku di kolam renang hari itu...jantung terus berdegup kencang saat melihat senpai di depanku.

saat senpai memberiku nafas buatan aku-"

"HAH?!NAFAS BUATAN?!" kataku sambil melototi kertas yang ku pegang.

" aku ingin sekali membuatnya menjadi ciuman yang indah, tapi hari itu senpai malah melepaskannya begitu saja...saat itu aku merasa kecewa tapi di sisi lain aku bahagia...senpai...tubuhku selalu terangsang saat tangan halus senpai memegang tubuhku saat latihan, itu mem-"

" cih! benar-benar perempuan jalang!" gerutu ku.

" Itu membuatku merasa sangat ingin memelukmu senpai...aku menyukaimu...sungguh menyukaimu"

" suka? apa kamu pikir itu suka? itu artinya kamu hanya ingin seks dengan Aiko!" kataku sambil meremas suratnya.

"hah! dia ingin seks dengan Aiko? bermimpilah!" kataku di depan kaca.

" aku ingin penjelasannya" kataku sambil menarik laci yang penuh dengan surat, dan keluar dari kamar mandi

" Aiko...apa ma-"

" dia tidur?" tanyaku saat melihat Aiko yang sudah berselimut.

" aku akan menanyakannya nanti" kataku sambil menaruh kotak laci di kaki tempat tidur.

" Tachibana Miyu...kamu pikir bisa seks dengan pasanganku? aku ingin tahu sampai mana kamu berusaha" kataku sambil duduk di samping Aiko yang sudah tertidur.

"hm~ ayo lanjutkan hukumannya" bisik seseorang tiba-tiba.

BRUK!

" eh? A...aiko...kamu bangun?" tanyaku saat Aiko membanting tubuhku ke kasur.

"ada apa dengan kotak suratku?" tanya Aiko sambil tersenyum.

" kamu dapat banyak sekali surat, kenapa kamu tidak memberi tahu ku?" tanyaku sambil menatap wajah Aiko.

" hm~ aku pikir kamu akan menemukannya sendiri" jawab Aiko yang berada di atasku.

"A...Aiko...aku minta maaf...bisakah hukumannya di hentikan?" tawarku, ketika melihat senyum licik di wajah Aiko.

" kamu takut...." bisik Aiko sambil meraba ke bawah.

"basah..." lanjut Aiko.

" kamu memberi Miyu nafas buatan...apa itu benar?" tanyaku sambil merangkul leher Aiko.

" hm~ benar" jawab Aiko singkat.

" terus?" tanyaku.

" oh dia membuat lidahnya menari di mulutku" jawab Aiko santai.

" kamu membiarkannya?!" tanyaku dengan kesal.

"ya...aku pikir dia haus ciuman" jawab Aiko.

"Lalu?" tanyaku.

" setelah itu-"

" kamu tidak seks dengannya kan?!" tanyaku dengan nada suara yang tinggi.

" baby...setelah itu aku ke toilet untuk kumur-kumur, ah! aku lebih suka lidahmu" jelas Aiko sambil mencium leherku.

" kamu mau lagi?" tawar Aiko.

" apa?" tanyaku.

" bermain lidah.."

"dari mana kamu tahu itu?" tanyaku.

" oh..aku tahu dari mommy" jawab Aiko santai.

"DIDIKAN YANG BAGUS!" batinku.

"mau lagi?" tawar Aiko.

" hm" jawabku malu-malu.

...

setelah jawaban yang aku berikan, Aiko menciumku dan membuat lidahnya menari di dalam mulutku...air liur yang tercampur membuatku merasakan kenikmatan yang luar biasa...

" kenapa kamu membenci anak-anak klub renang?" tanya Aiko sambil mengelus selangkanganku.

"ah...mereka...mereka..."

" mereka kenapa sayang... bicaralah dengan baik" bisik Aiko di telingaku.

"bagaimana bisa aku berbicara dengan baik, jika kamu terus saja mengelusnya" batinku.

"hm~ hap!" kata Aiko sambil menggigit telingaku.

"ahh~" desahku.

" A...Aiko" panggilku ketika kedua kakiku menjepit tangan Aiko.

" he~ apa kamu ingin menghentikan hukumanmu?" tanya Aiko.

"A...aiko...aku..."

"Ahh~" desahku.

"hm~ kamu jadi basah begini...apa yang akan mommy katakan jika melihat tempat tidur yang seperti ini?" kata Aiko saat cairanku tumpah di tempat tidur.

" A...aiko...aku..tidak kuat lagi..." kataku dengan lemas.

"bisa hentikan hukumannya?" tawarku.

hssh~ hssh~

"aku lebih suka aroma tubuhmu" bisik Aiko saat mencumbui leherku.

"ah~ Aiko...ah~" panggilku di tengah-tengah desahanku.

(23.20)

"A..aiko...jangan di situ..."

(00.00)

" apa yang kamu lakukan!"

(00.56)

chuu~ chuu~ chuu~ chuu~

"ah~hssh...ah~"

(01.30)

"Aiko...jarimu...ah~"

(02.58)

" sudah berapa kali kamu keluar... ekspresimu membuatku tidak ingin berhenti Eri" kata Aiko, saat meremas payudaraku.

"ah~...Aiko ayo istirahat" kataku, dengan lemas

" jam berapa sekarang?" tanya Aiko sambil melihat jam di telfon genggamnya.

"he....sudah jam 3 pagi" kata Aiko sambil melihatku dan tersenyum licik.

"Aiko aku sudah-" kataku saat ingin lari dari tempat tidur, tapi apalah daya...Aiko menarikku dan lanjut memperkosaku.

(05.45)

" [menghela nafas panjang] Aiko...aku sudah tidak sanggup lagi" kataku ngos-ngosan.

"biarkan aku meremasnya sebentar" kata Aiko sambil menarik tubuhku mendekatinya.

" Aiko..puting ku sudah sangat merah karena mu" kataku.

" biarkan aku memelukmu...aku lelah" kata Aiko sambil memelukku.

" aku yang kamu siksa...kenapa kamu yang lelah" keluhku.

"hmm... tubuh yang hangat" bisik Aiko.

"apa kamu sudah membaca semua surat itu?" tanyaku saat melihat kotak surat yang berserakan karena ulahku dan Aiko.

" aku tidak berniat membacanya... membosankan" kata Aiko.

" padahal mereka sudah menuliskannya untukmu" kataku.

" apa yang seru dari membaca surat bodoh itu...bukankah lebih seru bersamamu?" kata Aiko sambil menatap wajahku.

" mukamu memerah Eri" kata Aiko.

"jangan menggodaku" kataku sambil memeluk Aiko dengan erat.

" aku hanya mencintaimu...jadi jangan pernah takut Eri" bisik Aiko.

" hm" jawabku singkat.

"oh! aku lupa mengatakannya" kata Aiko tiba-tiba.

" apa?" tanyaku.

" Miyu mengajakku seks" kata Aiko.

" APA?"kataku dengan suara yang tinggi.

" tapi...aku lebih memilihmu" kata Aiko yang kembali memelukku.

" Aiko...kapan aku bisa berada di atas?" tanyaku.

" kamu mau?" tanya Aiko balik.

"tidak...aku hanya-"

" kamu boleh buat aku basah" bisik Aiko.

"eh...ti...tidak perlu" kataku.

"Aiko, Kapan kita memakai baju?" tanyaku, mengalihkan pembicaraan.

" kenapa? aku lebih suka seperti ini" jawab Aiko.

" tapi...kita harus membereskan tempat tidur ini" kataku.

" untuk apa?" tanya Aiko.

"heh?"

" orang tuamu akan pulang, apa yang akan mereka pikirkan" jelasku.

" mereka akan pulang besok" jawab Aiko santai.

"eh? berarti..."

" berarti persiapkan dirimu untuk malam ini" bisik Aiko, sambil menatap wajahku dengan senyum licik.

"AKU AKAN DIPERKOSA LAGI!" batinku.

" tidurlah...kamu pasti lelah..." kata Aiko.

" oh...hm" jawabku singkat.

" i love you Ayano Eri" bisik Aiko dengan lembut.

chuu~

ciuman selamat tidurku untuk Aiko.

" aku sangat mencintaimu Aiko" batinku.