Chereads / Nikah Kontrak / Chapter 21 - Reaksi Reporter yang Berlebihan

Chapter 21 - Reaksi Reporter yang Berlebihan

Wanita manapun di dunia ini tentunya pasti akan merasa senang jika berada di posisinya. Bagaimana tidak? Clarissa mendapatkan pria paling kaya nomor satu di negaranya. Tidak hanya kaya, Arthur juga memiliki ketampanan yang sangat luar biasa beserta dengan sifatnya yang royal selayaknya pria yang menjadi idaman seluruh wanita di muka bumi ini. Clarissa juga merasa senang akan hal itu, namun tentunya di sisi yang lain, ia juga merasa tidak enak jika lagi-lagi harus menerima barang mahal pemberian dari Arthur untuk yang kesekian kalinya. "Arthur, aku merasa senang dengan kejutan yang kamu berikan. Tapi sebenarnya kamu tidak perlu repot-repot melakukan hal seperti ini." Ujar Clarissa sambil tersenyum, merasa tidak enak.

Arthur yang sudah menebak, pasti respon yang akan di berikan Clarissa akan seperti ini, tentunya telah menyiapkan jawaban agar Clarissa lagi-lagi mau tidak mau harus menerima hadiah pemberian darinya. "Aku sengaja memesan sepasang cincin ini untuk memperkuat hubungan kita. Dengan adanya bukti kedua cincin ini, bukanlah nantinya orang-orang akan semakin percaya jika kita telah melakukan pertunangan?" Meskipun sebenarnya alasan Arthur memberikan cincin kepada Clarissa hanyalah untuk meninggalkan bukti bahwa Clarissa adalah miliknya, namun sekarang ini Arthur terpaksa harus memberikan alasan seperti itu agar Clarissa mau menerima barang pemberian darinya.

Apa yang Arthur katakan benar, karena sepertinya jika mereka hanya mengatakan bahwa mereka telah bertunangan tanpa adanya cincin yang tersemat di jari manis mereka berdua, tampaknya publik tidak akan dengan mudahnya percaya, dan di butuhkan adanya cincin seperti ini untuk memperkuat bukti hubungan di antara mereka berdua. "Baiklah kalau begitu, aku akan menerimanya. Tapi kali ini harus menjadi yang terakhir kalinya, ya." Clarissa pun menghela nafas panjang, karena pada akhirnya ia tidak memiliki pilihan lain lagi selain menerima cincin mewah pemberian Arthur agar tidak membuatnya merasa kecewa.

Melihat Clarissa yang pada akhirnya pasrah menghadapinya, membuat Arthur merasa senang. Arthur pun segera memasangkan cincin bertuliskan huruf A yang menjadi inisial namanya di jari manis bagian tangan kiri milik Clarissa kemudian memberikan kecupan manis di punggung tangannya. "Cincin ini sangat cocok di jarimu. Aku harap kamu tidak akan pernah melepaskannya meski hanya sampai hubungan kita berakhir nantinya." Ucap Arthur sambil tersenyum getir.

Sama seperti apa yang Arthur lakukan sebelumnya padanya, Clarissa pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang Arthur lakukan tadi setelah merasa tidak enak begitu melihat senyuman getir yang lagi-lagi terpasang di wajah Arthur yang terlihat murung seperti sekarang ini. "Baiklah kalau begitu. Aku juga ingin agar kamu tidak melepaskannya, setidaknya sampai masa kontrak di antara kita berakhir nantinya." Clarissa pun meraih tangan kiri Arthur kemudian memasangkan cincin yang bertuliskan inisial namanya di jari manis Arthur.

Melihat Clarissa yang tiba-tiba berinisiatif untuk melakukan hal seperti ini tanpa ia minta terlebih dahulu, tentu saja menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Arthur yang selama ini hanya merasakan cintanya yang bertepuk sebelah tangan kepada Clarissa. "Aku berjanji, aku tidak akan melepaskan cincin ini setidaknya sampai masa kontrak di antara kita berakhir nantinya." Demi memperkuat keyakinan di antara mereka, Arthur bahkan sampai mengucapkan perjanjian di depan Clarissa.

Karena Arthur bahkan sampai mengucapkan janji di depannya untuk hal sepele semacam ini, tentu saja membuat Clarissa merasa tidak enak jika tidak membalasnya. Maka dari itu, Clarissa pun juga memutuskan untuk melakukan apa yang Arthur lakukan padanya barusan. "Aku Clarissa, juga berjanji untuk tidak melepaskan cincin ini sampai masa kontrak di antara kita berakhir." Ucap Clarissa yang juga berjanji di depan Arthur agar kini terjadi keseimbangan di antara mereka berdua.

Arthur pun tersenyum, ia merasa puas karena telah mendapatkan apa yang ia inginkan dari Clarissa. Arthur yang semula duduk di depan Clarissa itu pun kini berdiri, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengajak Clarissa segera pergi sebelum acara tersebut di mulai. "Baiklah kalau begitu. Apakah kita bisa pergi sekarang?" Tanya Arthur dengan sorot matanya yang hangat.

Clarissa pun berdiri, ia menerima uluran tangan Arthur dengan hangat kemudian menganggukkan kepalanya. Clarissa pergi dengan Arthur menuju ke luar hotel dengan menggunakan topi yang dapat menutup sebagian wajahnya agar tidak terlihat terlalu jelas, sementara Arthur bersikap biasa saja tanpa mengenakan benda apapun untuk menutupi wajahnya. Karena acara kali ini merupakan acara yang besar sekaligus panggung untuk Clarissa menunjukkan batang hidungnya, tentu saja Cintya sebagai sekretaris pribadinya pun turut ikut menemani Clarissa pergi. Namun tentunya Cintya menaiki mobil yang berbeda dengan yang di gunakan oleh Arthur dan Clarissa, ia bergabung bersama dengan Jackson yang berada di sebuah mobil yang mengikuti Clarissa dan Arthur dari belakang.

****

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, pada akhirnya Clarissa dan Arthur pun sampai di sebuah gedung di mana acara tersebut di selenggarakan. Terlihat dari kejauhan, ada banyak sekali reporter yang berada di luar gedung tersebut. Hal itu wajar saja terjadi, karena kali ini tamu yang datang bukan hanya dari kalangan pebisnis saja, melainkan tokoh publik beserta orang-orang penting lainnya. Saat mobil mereka berhenti di depan karpet merah yang menjulur dari dalam gedung tersebut pun, Arthur segera turun kemudian membukakan pintu untuk Clarissa agar bisa turun dan berjalan berdampingan bersamanya.

Clarissa pun menarik nafasnya dengan panjang, karena pada akhirnya penantiannya kini telah tercapai, ia telah tiba di tempat di mana ia akan segera meluruskan semuanya mengenai rumor yang beredar tentang skandal percintaannya dengan Azef yang merupakan mantan kekasihnya itu dan memperkuat bantahannya tersebut dengan menunjukkan keromantisan hubungannya dengan Arthur yang merupakan patner kontraknya. Melihat Arthur yang kini telah berdiri di depannya dan menunggunya untuk turun, membuat Clarissa tidak bisa membuatnya menunggu lebih lama lagi. Clarissa pun segera turun dari mobil kemudian berjalan sambil terus bergandengan tangan dengan Arthur.

Tentu saja perhatian para reporter yang datang hari itu langsung mengarah kepada Arthur, lampu kamera pun terus mengarah padanya dan membuat kedua matanya merasa silau. Namun, begitu mengetahui bahwa patner yang datang untuk menemani Arthur ke dalam acara ini adalah Clarissa, tentunya membuat para reporter yang menyaksikan hal itu terkejut. Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan emas seperti itu dan langsung merubah arah kamera mereka yang semula berfokus kepada Arthur, kini berubah menjadi berfokus kepada Clarissa.

Melihat reaksi para reporter yang sampai seperti ini saat mengetahui kepulangan Clarissa setelah sekian lama ke negara ini, tentunya membuat Arthur cukup terkejut meskipun sebelumnya Ia telah memprediksi hal seperti ini akan terjadi. "Di luar dugaan, reaksi yang di tunjukkan para reporter rupanya lebih heboh dari apa yang aku duga sebelumnya." Ujar Arthur berbisik kepada Clarissa.