Chereads / Nikah Kontrak / Chapter 24 - Melihat Bayangan Azef

Chapter 24 - Melihat Bayangan Azef

Clarissa mencoba untuk mengembalikan nafasnya yang sekarang ini terengah-engah agar kembali normal dengan cara menghela nafas berkali-kali. Namun saat Clarissa sedang melakukan hal itu, ia seperti melihat adanya bayangan Azef dari kerumunan para tamu di depannya. Clarissa pun mencoba untuk menatap pria tersebut kembali untuk memastikan apakah pengelihatannya salah ataukah tidak. Dan ternyata, pengelihatannya tidak lah salah, meksipun sudah beberapa tahun semenjak mereka terakhir bertemu, Clarissa masih dapat mengingat wajah Azef dengan sangat jelas. Clarissa pun merasa aneh dan berfikir bagaimana bisa Azef bisa datang di acara yang juga ia datangi seperti sekarang ini seolah memang dengan sengaja melakukannya karena telah mengetahui kedatangannya kembali ke negara ini.

Clarissa pun melamun dalam beberapa saat karena tidak bisa berhenti untuk memikirkannya. Dan saat Clarissa tengah melamun, ia pun merasa terkejut begitu melihat Azef yang juga secara diam-diam menatap ke arahnya. Arthur yang baru saja datang setelah mengambilkan minuman dan melihat Clarissa yang melamun seolah sedang memikirkan sesuatu dengan begitu serius, tentu saja langsung bertanya padanya tentang apa yang telah terjadi selama Ia tidak ada. "Clarissa, ini minumanmu. Apa yang tengah kamu pikirkan barusan?" Tanya Arthur sambil memberikan minuman yang berada di genggaman tangan kanannya.

Karena terlalu berfokus kepada Azef, tanpa sadar Clarissa bahkan tidak menyadari kedatangan Arthur. "Ah ... terimakasih. Arthur, apakah kamu tau jika Azef datang kemari?" Tanya Clarisaa sambil menerima minuman pemberian Arthur tersebut. Karena Arthur lah yang memiliki hubungan dekat dengan pemilik acara ini, Clarissa pun mencoba bertanya kepada Arthur tentang kehadiran Azef karena mungkin saja Arthur mengetahui sesuatu tentangnya.

Sejujurnya, Arthur sendiri cukup terkejut begitu mendengar Clarissa yang secara tiba-tiba menanyakan mengenai mantan kekasihnya itu kepadanya, karena Arthur sendiri juga tidak mengetahui jika Azef juga ikut hadir di acara ini. "Tidak, aku tidak mengetahuinya. Apakah dia juga ada di sini?" Meskipun Arthur sudah bisa menebak bahwa alasan Clarissa melamun tadi adalah karena melihat Azef, Arthur tetap bertanya kepada Clarissa untuk memastikannya.

Clarissa pun mengangguk. Karena Arthur sudah berkata bahwa ia tidak mengetahuinya, sekarang tidak ada alasan lagi bagi Clarissa berfikiran buruk tentangnya karena semenjak awal, Clarissa lah yang meminta Arthur untuk menemaninya dan datang sebagai partnernya di acara kali ini. "Benar, dia ada si sini." Jawab Clarissa sambil diam-diam menunjuk Azef yang sekarang ini terlihat tengah sibuk berbicara dengan rekan-rekannya.

Begitu jari telunjuk Clarissa mengarah pada Azef yang berada cukup jauh dari mereka, Arthur pun langsung menatapnya secara lekat-lekat. Ia merasa penasaran dengan siapa sebenarnya pria yang terlibat skandal percintaan dengan Clarissa, namun ternyata Azef tidaklah sekeren apa yang Arthur duga sebelumnya. Karena mereka berdua memang belum pernah bertemu secara langsung, Arthur sempat berfikir bahwa tampaknya Azef sangatlah tampan seperti apa yang di bicarakan orang-orang, namun ternyata tidak. "Apakah benar pria itu mantan kekasihmu?" Tanya Arthur untuk memastikan apakah ia tidak salah mengenali seseorang ataukah tidak.

Clarissa pun mengangguk, meskipun Clarissa sangat benci untuk mengakui bahwa ia pernah menjalin hubungan dengan pria seperti Azef, namun tentunya Clarissa juga tidak bisa berbohong kepada Arthur dengan menyangkal kenyataan tersebut. "Benar, pria itu adalah mantan kekasihku dulunya. Hubungan kami berakhir karena adanya ketidakcocokan di antara kami berdua." Meskipun Clarissa merasa tidak enak untuk mengungkit kejadian yang sudah lama terjadi seperti ini, ia tetap menceritakannya secara sekilas kepada Arthur karena berfikir bahwa Arthur yang kini menjadi kekasihnya berhak untuk mengetahui masa lalunya tersebut.

Meskipun Arthur sendiri juga telah mengetahui bahwa hubungan di antara Clarissa dan juga Azef sudah lama berakhir, anehnya kini hatinya terasa panas akibat terbakar oleh api cemburu. Namun sayangnya Arthur tidak dapat memperlihatkan perasaannya sekarang ini secara terang-terangan kepada Clarissa akibat menyadari hubungan di antara mereka berdua yang hanya terjalin karena adanya kepentingan dan kesepatakan yang membutuhkan satu sama lain. "Bagaimana kalau kita menghampiri pemilik acara ini untuk mengucapkan selamat?" Demi menjaga perasaannya sendiri, Arthur pun mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan mereka agar tidak berlama-lama membahas masa lalu Clarissa yang berhasil membuatnya merasa cemburu.

Apa yang Arthur katakan benar, karena terlalu berfokus kepada masalahnya dengan Azef, Clarissa bahkan sampai melupakan hal penting yaitu untuk mengucapkan selamat kepada pemilik acara yang telah mengundang mereka untuk datang hari ini. Clarissa yang semula duduk pun segera meminum minuman yang di berikan oleh Arthur sebelumnya kemudian segera berdiri untuk pergi memberi selamat kepada sang pemilik acara. "Apa yang kamu katakan benar, lebih baik kita segera pergi untuk menyapa sang pemilik acara terlebih dahulu." Jawab Clarissa sambil menaruh gelasnya di atas meja.

Arthur dan Clarissa pun segera berjalan untuk menghampiri sang pemilik acara yang terlihat sedang menyapa beberapa tamu lainnya di seberang aula. Begitu sampai pun, pemilik acara tersebut merasa terkejut melihat Clarissa yang datang ke acara mereka dan merasa terhormat untuk hal itu. Keduanya pun mengajak Clarissa untuk berfoto dan hendak menjadikannya sebagai kenang-kenangan, Clarissa pun menyanggupi hal itu dengan senang hati karena suasana hatinya yang sekarang ini tengah membaik setelah melupakan masalah Azef sejenak. "Sekali lagi terimakasih karena telah bersedia hadir di acara kami kali ini." Ujar pasangan yang merupakan penyelanggara acara kali ini yang semenjak tadi tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih kepada Clarissa yang bersedia datang ke acara yang di selenggarakan untuk merayakan pertunangan mereka beberapa bulan lalu.

Clarissa pun hanya mengangguk sambil tersenyum, entah sudah berapa kali ia mendengarkan ucapan terimakasih yang di lontarkan untuknya semenjak tadi. Sementara itu, Arthur yang sekarang ini sedang di hampir oleh teman-temannya pun, merasa tidak enak jika harus menolak ajakan mereka untuk minum bersama setelah sekian lama. Clarissa yang menyadari hal itu pun tentunya tidak dapat melarang Arthur untuk pergi berkumpul dengan rekan-rekannya setelah sekian lama, maka dari itu ia pun meminta kepada Arthur untuk pergi dengan nyaman tanpa mempedulikan dirinya. "Pergilah, aku tidak apa-apa jika harus menunggu sebentar." Tutur Clarissa dengan tulus.

Meskipun sebenarnya Arthur merasa tidak enak jika harus meninggalkan Clarissa sejenak untuk berkumpul bersama dengan rekan-rekannya, mengingat akan tujuan utama mereka datang ke sini bukanlah untuk menikmati acara tersebut melainkan untuk menjalankan hal yang di rencanakan oleh Clarissa, namun karena Clarissa sudah sampai berkata seperti ini padanya, Arthur pun berfikir bahwa sepertinya tidak akan terjadi masalah besar jika ia hanya pergi meninggalkan Clarissa sebentar saja. "Baiklah kalau begitu tunggulah di sini, aku akan segera kembali." Ucap Arthur yang pada akhirnya memutuskan untuk pergi menyusul teman-temannya yang kini tengah berkumpul.