Chereads / Nikah Kontrak / Chapter 16 - Tetap Berada di Sisiku

Chapter 16 - Tetap Berada di Sisiku

Namun sayangnya, sebelum Clarissa menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Cintya padanya itu, tiba-tiba Arthur yang semula ia pikir telah meninggalkannya pun muncul di hadapannya kembali. "Ah, Clarissa. Kebetulan kamu juga ada di sini, kalau begitu, bagaimana kalau kita berdua sekalian makan malam? Aku sangat lapar sekarang." Karena tadinya Clarissa menolak ajakannya untuk singgah di suatu restoran dengan alasan Clarissa yang sudah cukup lama meninggalkan Cintya seorang diri di hotel, maka dari itu kini Arthur pun sekalian saja mengajak Clarissa untuk makan malam bersama dengannya di depan Cintya.

Mendengar Arthur yang secara tiba-tiba datang di depannya dan juga Clarissa secara tidak sopan setelah mengajak Clarissa keluar begitu lama tadi, tentu saja membuat Cintya pun merasa kesal padanya. "Jika Anda merasa lapar, makanlah sendirian di sini, karena saya dan Nona berniat untuk makan malam bersama di dalam ruangan kamar." Begitu Arthur datang pun, Cintya segera menggenggam telapak tangan Clarissa untuk mengajaknya segera kembali ke kamar.

Tentu saja karena sebelumnya telah menolak ajakan Arthur untuk makan bersama, kali ini Clarissa tidak dapat melakukan hal yang sama lagi dan membuat Arthur tersinggung. Namun di satu sisi, ia sendiri juga tidak dapat mengalahkan keegoisan Cintya yang terus berniat memisahkannya dengan Arthur. "Kembalilah ke kamar terlebih dahulu, Cintya. Aku akan menyusulmu setelah ini." Ujar Clarissa yang pada akhirnya lebih memilih untuk menemani Arthur makan malam sebagai ganti dari apa yang telah Arthur berikan padanya selama mereka mengenal dan dekat.

Mendengar Clarissa yang lebih memutuskan untuk menikmati makan malam bersama dengannya daripada sekretaris pribadinya yang merepotkan itu, tentu saja membuat Arthur merasa senang dan berfikir bahwa Clarissa menganggapnya lebih penting daripada sekretarisnya sendiri. "Apa kau tidak mendengarnya? Clarissa menyuruhmu untuk masuk terlebih dahulu." Sejujurnya, Arthur merasa tidak senang dengan sikap Cintya yang meskipun ia hanya seorang bawahan, namun sangatlah bersikap posesif kepada Clarissa yang merupakan atasannya.

Tentu saja pada saat mendengar Clarissa yang lebih memilih Arthur, pria yang baru beberapa saat dekat dengannya di bandingkan dengan dirinya yang telah mengikuti Clarissa sejak lama, membuat Cintya pun merasa kesal dengan keputusan Clarissa yang menurutnya tidak adil baginya. "Nona ... bagaimana bisa Anda lebih memilih Tuan Arthur di bandingkan saya?" Tanyanya merasa tidak terima.

Meskipun Clarissa tau bahwa jika Ia melakukan hal ini nantinya hubungannya dengan Cintya akan terasa canggung, namun di saat seperti ini Clarissa tidak memiliki pilihan lain lagi selain memberikan perintah kepada Cintya dengan tegas sebagai seorang atasan. "Sebagai atasanmu, aku memberikanmu perintah untuk meninggalkanku berdua saja dengan Arthur." Meskipun sebenarnya Clarissa merasa tidak enak jika memperlakukan Cintya yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri menjadi bawahannya di saat seperti ini, namun Clarissa berfikir bahwa tidak ada cara yang lebih efektif lagi selain melakukan ini untuk membuat Cintya mau menuruti ucapannya dan masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan kamar mereka berdua yang menjadi satu.

Karena Clarissa sudah sampai berkata seperti itu padanya, kini Cintya pun tidak lagi memiliki keberanian untuk melanggar ucapan Clarissa sekaligus perintah yang di berikan oleh atasannya kepadanya. Seperti anak anjing yang sedang merajuk, Cintya pun segera menundukkan kepalanya kemudian merubah sikapnya yang semula kurang ajar menjadi sangat sopan. "Baiklah kalau begitu, Nona. Saya mohon pamit, silahkan habiskan waktu Anda dengan nyaman." Tuturnya sambil membungkukkan badan. Setelah itu pun, Cintya benar-benar kembali ke dalam ruangan kamarnya dengan murung dan meninggalkan Clarissa berdua saja dengan Arthur meskipun di dalam hatinya terasa sangat panas.

Kini, mereka benar-benar hanya berdua saja tanpa adanya Cintya yang bisa menjadi pengganggu di antara mereka. Setelah memastikan bahwa Cintya benar-benar telah masuk ke dalam kamar dari kejauhan, Arthur pun segera menghampiri Clarissa kemudian menarik kursi yang berada tepat di belakangnya agar Clarissa dapat duduk dengan nyaman. Tak lupa, Clarissa pun mengucapkan terimakasih atas perlakuan Arthur yang hangat padanya meskipun berkali-kali, bawahannya sendiri bersikap tidak sopan padanya. "Sekali lagi, tolong maafkan Cintya, aku benar-benar akan memberikan teguran tegas padanya setelah ini." Tutur Clarissa setelah menghela nafas panjang. Entah apa yang harus ia lakukan untuk membuat pemikiran buruk yang ada di dalam otak Cintya tentang Arthur berubah.

Meskipun sebenarnya Arthur tidak rela jika perlakuan tidak sopan yang terus-terusan ia terima dari sekretaris pribadi Clarissa itu hanya berakhir dengan teguran saja, namun tentunya Arthur tidak dapat mengatakan isi hatinya dengan jujur di depan Clarissa. "Aku tidak pernah menganggap serius perkataannya, jadi jangan terus-menerus meminta maaf untuk mewakilkan dirinya." Karena itulah Arthur berbohong kepada Clarissa dengan mengatakan hal yang berbanding terbalik dengan isi hatinya demi menjaga nama baiknya di depan Clarissa.

Mendengar Arthur yang bahkan tidak mempermasalahkan sikap kurang ajar yang di tunjukkan oleh Cintya selama ini padanya, tentu saja semakin membuat Clarissa sebagai atasan dari Cintya merasa sangat bersalah, karena Ia sendiri juga menyadari bahwa apa yang telah ia terima dan apa yang telah ia berikan kepada Arthur selama ini tidaklah sepadan. "Aku terus mengucapkan terimakasih padamu, entah apa yang bisa ku lakukan untuk membalas kebaikanmu ini." Tutur Clarissa dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih secara samar.

Melihat Clarissa yang memberinya kesempatan untuk meminta sesuatu padanya sebagai bayaran atas apa yang telah ia lakukan selama ini, tentu saja membuat Arthur tidak ingin melewatkan kesempatan emas di depan matanya itu secara cuma-cuma. "Kalau kamu memang benar-benar merasa begitu, bisakah kamu mengabulkan beberapa permintaan dariku sebagai balasan atas apa yang telah aku lakukan?" Meskipun Arthur sendiri juga menyadari bahwa ucapannya yang seolah terdengar seperti meminta balas budi Clarissa sekarang ini sangatlah tidak pantas, namun ia tidak mempedulikan hal itu karena bagaimana pun juga, Arthur tidak dapat melepaskan celah yang di buat oleh Clarissa sendiri untuknya.

Clarissa pun bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya ingin Arthur minta kepadanya karena pastinya Arthur memiliki banyak hal yang lebih menarik dari apa yang ia miliki selama ini. Sejujurnya, Clarissa tidak menganggap bahwa ucapan Arthur barusan adalah sikap yang kurang ajar, justru Clarissa berfikir bahwa memberikan balasan atas kebaikan Arthur selama ini padanya adalah hal yang pantas untuk Arthur dapatkan. "Katakan saja. Selama aku menganggapnya masih masuk akal, aku pasti akan melakukannya untukmu." Jawab Clarissa dengan sepenuh hati.

Mendengar Clarissa yang tidak menunjukkan reaksi penolakan, membuat Arthur pun memberanikan dirinya untuk menggenggam erat telapak tangan Clarissa terlebih dahulu. "Bisakah kau tetap berada di sisiku seperti sekarang ini?" Tanpa sadar, akibat terlalu terbawa oleh suasana, Arthur justru jadi mengeluarkan isi hatinya yang dapat membuat Clarissa merasa salah paham dengannya.