Chereads / Nikah Kontrak / Chapter 20 - Memberikan Sesuatu kepada Clarissa

Chapter 20 - Memberikan Sesuatu kepada Clarissa

Clarissa segera pergi ke ruang ganti pakaian untuk mengganti pakaiannya dengan gaun yang sebelumnya telah ia pilih itu. Mau di pikirkan hingga beberapa kali pun Clarissa tetap tidak menyangka jika Madam Namson benar-benar berhasil menyelesaikan gaunnya hanya dalam waktu semalam saja. Padahal model gaun yang ia pilih cukup sulit akibat detailnya yang cukup rumit untuk di buat, tentunya Clarissa harus mengakui bahwa Madam Namson benar-benar layak di berikan penghargaan yang setimpal atas kerja kerasnya ini. Clarissa pun segera keluar untuk memperlihatkannya kepada Cintya. "Apakah gaun ini terlihat cocok untukku?" Tanya Clarissa sambil terus memandangi dirinya sendiri di sebuah kaca besar yang berada tepat di depannya.

Cintya tersenyum, melihat Clarissa yang sekarang ini tampil sangat cantik dengan memakai gaun yang cocok dengannya itu. "Anda menanyakan hal yang sudah pasti jawabannya. Mau memakai pakaian seperti apapun, Anda selalu terlihat bersinar saat mengenakannya." Jawab Cintya dengan jujur. Sebagai bawahan, tentunya Cintya merasa senang melihat Clarissa yang juga menunjukan pakaiannya dengan ekspresi wajah yang terlihat bahagia seperti sekarang ini.

Sekarang mereka tidak memiliki waktu lagi untuk bersantai-santai, karena jarum jam terus berjalan ke depan, menunjukkan waktu yang semakin lama semakin mepet sebelum acara tersebut di mulai. "Bisa tolong bantu aku berdandan?" Meskipun sebenarnya Clarissa terbiasa di rias oleh para perias artis di paris, namun tentunya Clarissa tidak bisa melakukan hal seperti itu dengan nyaman di tanah kelahirannya ini demi menjaga identitasnya agar tidak sampai bogor ke publik terlebih dahulu. Maka dari itu untuk mempersingkat waktunya dalam berias, Clarissa meminta bantuan kepada Jesslyn yang serba bisa untuk membantunya dalam berdandan.

Setelah cukup lama menghabiskan waktunya di depan meja rias, pada akhirnya Clarissa pun selesai berdandan. Riasan yang tidak terlalu tebal itu sangatlah cocok dengan Clarissa, karena pada dasarnya Clarissa telah memiliki hidung yang mancung, bibir merah muda yang alami, dan juga alis dan bulu mata yang tebal, maka ia tidak perlu bersusah payah untuk berdandan secara berlebihan seperti wanita pada umumnya. Clarissa memang terkenal dengan pesonanya yang terpancar saat menggunakan make up yang tipis, karena riasan yang tipis itulah kecantikannya tidak tertutup dan justru terkesan lebih natural dan muda dari pada usia aslinya. Saat Clarissa sedang menatap dirinya sendiri di cermin untuk memastikan apakah masih ada yang kurang dari penampilannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangan kamarnya.

Cintya pun segera berdiri kemudian berjalan untuk membukakan pintu tersebut, dan rupanya yang datang adalah Arthur. Meskipun sebenarnya rasa kesal Cintya kembali mencuat setelah melihat wajah Arthur di depannya, namun sesuai dengan permintaan Clarissa semalam padanya, Cintya pun memutuskan untuk tetap menahan sikapnya dan menunjukkan kesopanan yang tinggi kepada Arthur. "Ternyata Anda. Silahkan masuk, Nona sudah menunggu di dalam." Karena tampaknya ada yang ingin Arthur bicarakan terlebih dahulu kepada Clarissa, maka dari itu Cintya pun meminta Arthur untuk masuk ke dalam ruangan kamar mereka terlebih dahulu sebelum Arthur membawa Clarissa pergi ke acara nanti.

Melihat adanya perbedaan sikap Cintya hari ini dengan yang kemarin, membuat Arthur pun berfikir bahwa tampaknya Clarissa benar-benar telah memberi teguran kepada sekretaris pribadinya ini dalam bersikap. "Baiklah." Tentunya Arthur pun merasa senang akan hal itu. Ia segera masuk ke dalam dan berjalan menghampiri Clarissa yang terlihat sedang duduk di depan meja rias.

Begitu menyadari bahwa rupanya Arthur lah yang datang, membuat Clarissa pun dengan tidak sabar segera berbalik badan untuk menunjukkan kepada Arthur tentang penampilan dan juga riasan wajahnya sekarang ini. Clarissa merasa penasaran dengan pendapat Arthur mengenai dirinya, apakah ia pantas memakai gaun seperti ini, dan apakah riasan yang tidak terlalu tebal seperti ini cocok dengannya menurut sudut pandang Arthur ataukah tidak. "Bagaimana menurutmu? Apakah aku terlihat cocok menggunakan ini semua?" Tanya Clarissa dengan sangat penasaran.

Saat Clarissa berbalik, Arthur bahkan sampai tak kuasa untuk mengalihkan pandangannya dari Clarissa yang kini tampil di depannya dengan sangat cantik sedetik pun. Ia merasa takjub melihat kecantikan yang di miliki Clarissa, apalagi dengan riasan dan juga gaun yang ia kenakan sekarang ini, membuat kecantikan Clarissa semakin terpancar dari dirinya. "Tentu saja cantik. Bahkan malaikat pun akan merasa tidak percaya diri setelah melihatmu." Karena terlalu takjub, Arthur bahkan sampai kehilangan kata-kata dan hanya bisa mengeluarkan sedikit gombalan dari dalam mulutnya itu.

Mendengar Arthur yang memujinya sampai seperti itu, tentu saja membuat siapapun yang mendengarnya merasa malu saking senangnya. Clarissa tidak menyangka jika mengikuti pilihan Arthur untuk merubah model gaun yang sebelumnya Ia pilih akan menghasilkan kesempurnaan yang sampai seperti ini, maka dari itu Clarissa pun memutuskan untuk berterimakasih sekali lagi padanya atas apa yang telah Arthur lakukan untuknya. "Terimakasih karena telah memberiku saran untuk mengganti model gaun kemarin. Jika saja kamu tidak menyarankan hal itu, hari ini aku pasti tidak akan bisa tampil secantik ini." Tutur Clarissa dengan senang.

Karena semenjak tadi Clarissa terus bersikap manis kepadanya, sejujurnya hal itu membuat jantung Arthur yang terus berdetak dengan keras, kini rasanya hampir meledak. Ia tidak tau apalagi yang harus di lakukan olehnya sekarang ini untuk menghentikan perasaannya yang semakin membesar. Karena rasanya, jika Arthur membiarkan perasaannya yang setiap detik semakin membesar kepada Clarissa, ia juga akan semakin sulit untuk mengendalikan hasrat dan juga keinginannya untuk memiliki Clarissa seutuhnya. "Sama-sama. Oh iya, ada hal yang ingin ku berikan padamu." Kata Arthur yang baru saja teringat dengan sebuah barang yang ia bawa untuk Clarissa sekarang ini.

Mendengar Arthur yang katanya ingin memberikan sesuatu kepadanya, tentu saja membuat Clarissa merasa penasaran. Karena sekarang ini tidak ada sebuah barang apapun yang sedang Ia inginkan atau pun yang ia butuhkan. "Sesuatu? Apa itu?" Tanya Clarissa sambil terus menebak di dalam hatinya akan benda apa yang sebenarnya Arthur maksud barusan.

Arthur pun meminta Clarissa untuk duduk di sofa dengan nyaman sambil menutup kedua matanya, sementara itu Arthur pun mengeluarkan sekotak cincin yang berisi dua pasang cincin yang dengan sengaja telah ia pesan beberapa saat yang lalu agar bisa di berikan kepada Clarissa dari dalam saku jasnya. "Sekarang, bukalah matamu." Tutur Arthur sambil tersenyum.

Clarissa yang semula mengikuti permintaan Arthur sebelumnya untuk menutup kedua matanya itu pun, kini membuka kembali kedua matanya setelah mendapatkan ijin dari Arthur. Begitu Clarissa membuka matanya, betapa terkejutnya Clarissa saat mengetahui sudah ada sekotak cincin yang berisi sepasang cincin di depannya. Cincin dengan diamond berwarna merah dengan ukiran huruf A dan juga C itu, terlihat sangatlah indah di matanya.