Mendengar Arthur yang justru meminta sesuatu aneh kepadanya dengan ekspresi wajah yang sangat melas, tentu saja membuat Clarissa merasa bingung dengan apa maksud dari ucapan Arthur barusan sebenarnya. "A-apa maksudnya itu? Tolong katakan dengan jelas." Tanya Clarissa untuk memastikan apa yang sebenarnya ingin Arthur minta padanya untuk ia lakukan.
Arthur melupakan hal yang penting, bahwa sekarang bukanlah saat yang tepat baginya untuk mengurung Clarissa secara egois hanya untuk dirinya saja. Ia telah melakukan kesalahan yang besar, kecerobohan akibat ambisinya yang terlalu besar sampai-sampai mengalahkan akal sehatnya itu bisa saja membawanya semakin jauh dari Clarissa. Tentu saja Arthur tidak bisa membiarkan hal itu terjadi, karena setelah sekian lama memendam perasaan yang teramat dalam kepada Clarissa, Arthur sudah merasa senang hanya dengan bisa menghabiskan waktu meskipun sejenak bersama dengan Clarissa, maka dari itu ia pada akhirnya pun memutuskan untuk kembali memendam semuanya. "Ah ... lupakan saja ucapanku barusan, aku hanya sedang salah bicara, tidak perlu kau pikirkan." Tuturnya merasa malu dengan sosok menyedihkan dalam dirinya yang tanpa sengaja telah ia perlihatkan kepada Clarissa.
Meskipun Arthur memintanya untuk melupakan kejadian barusan, tentu saja Clarissa yang sudah terlanjur merasa penasaran tetap tidak bisa melupakannya dengan semudah itu. Meskipun kini Arthur yang berada di depannya telah kembali menjadi Arthur yang biasanya ia lihat, namun anehnya ekspresi wajah Arthur yang terlihat sangat menyedihkan tadi justru terus menghantui isi pikirannya sekarang ini. "Jika aku bertanya lagi dengan apa yang tadinya kamu bicarakan, apa kamu akan tetap memintaku untuk melupakannya dan menganggap semua itu tidak pernah terjadi?" Tanya Clarissa sambil menggenggam kembali genggaman tangan Arthur yang mulai terlepas dari tangannya.
Sejujurnya, kini Arthur tengah berada di dalam posisi yang bimbang di antara dua pilihan. Ia tidak ingin akibat kesalahan kecil yang ia perbuat, dapat membuat Clarissa kembali menjauh darinya. Karena itu pun selama ini Arthur terus berusaha untuk menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya kepada Clarissa akibat terlalu takut jika perasaannya itu hanya bertepuk sebelah tangan. "Ah, a-aku .... tadi aku hanya dengan asal berbicara agar kamu dapat berada di sisiku seperti sekarang ini. Aku tidak dengan serius mengatakannya, jadi kamu tidak perlu memikirkan ucapanku tadi." Karena sudah terlanjur begini, maka Arthur pun hanya bisa mengulang kembali perkataannya sambil berharap agar Clarissa tidak menunjukkan respon sesuai dengan apa yang selama ini ia khawatirkan.
Meskipun sebenarnya Clarissa merasa aneh dengan permintaan Arthur yang secara tiba-tiba memintanya untuk terus berada di sisi Arthur seperti sekarang ini, namun anehnya mulut Clarissa tidak langsung menolak hal tersebut dan justru mengatakan hal lain. "Bisa kamu terangkan lebih jelas kepadaku ... apa maksud dari keinginanmu agar aku dapat selalu berada di sisimu sekarang ini?" Karena ucapan Arthur barusan terdengar seperti seseorang yang berniat untuk pergi jauh setelah ini pun, membuat Clarissa semakin ingin menggali lebih dalam lagi mengenai arti, maksud, dan juga tujuan dari perkataan Arthur barusan.
Melihat Clarissa yang justru menunjukkan respon berbeda dari apa yang ia khawatirkan, membuat Arthur pun jadi memiliki keberanian untuk mengatakannya lebih jelas lagi. "Meskipun aku juga tau bahwa kita ini hanyalah pasangan kontrak saja, tapi aku ingin agar kita dapat melakukan hal-hal yang di lakukan oleh pasangan pada umumnya seperti makan bersama sekarang ini hanya sekedar untuk mengisi kekosongan dalam hidupku, apakah kamu bisa melakukannya?" Meskipun terlihat sangat percaya diri pada saat mengatakannya, sejujurnya ada perasaan gelisah yang begitu besar di dalam hati Arthur. Ia takut jika Clarissa dengan spontan langsung menolaknya dan justru membatalkan kontrak di antara mereka berdua.
Setelah mendengarnya lebih detail dari Arthur, kini barulah Clarissa mengerti apa maksud dari ucapannya tadi. Tentu saja sebagai seseorang dengan berbagai macam kesibukan selama ini, wajar saja jika Arthur merasa hidupnya sangatlah kosong dan sunyi, dan ia pun membutuhkan seseorang untuk mengisi kekosongan tersebut. Meskipun sebenarnya sebelumnya Clarissa berfikir bahwa permintaan Arthur barusan adalah hal yang berat baginya untuk di lakukan karena Clarissa menganggap bahwa dirinya bukanlah wanita yang tepat untuk mengisi kekosongan yang Arthur rasakan dalam hidupnya dalam artian yang lain, namun jika mengingat kembali dengan apa yang telah Arthur lakukan selama ini untuknya, membuat Clarissa pun berubah pikiran. Karena sama seperti Arthur yang membantunya agar bisa terlepas dari skandal percintaan yang tengah heboh mengenai dirinya sekarang ini, Clarissa pun juga ingin menjadi bantuan untuk Arthur dengan cara yang berbeda yaitu mengisi kekosongan dalam hidupnya.
"Baiklah kalau begitu, aku akan melakukannya. Bukankah maksudmu melakukan hal yang di lakukan seperti pasangan pada umumnya adalah pergi berkencan, menonton bioskop, dan melakukan hal-hal bersama lainnya? Kalau iya, aku akan menyanggupi permintaanmu itu dengan senang hati." Clarissa merasa jika hanya dengan melakukan hal-hal kecil seperti itu sudah bisa menjadi bantuan untuk Arthur agar Arthur dapat terlepas dari kekosongan yang ia rasakan dalam hidupnya, maka Clarissa pun akan melakukannya dengan senang hati demi Arthur.
Mendengar Clarissa yang setuju untuk lebih banyak lagi menghabsikan waktu dengannya, tentunya membuat Arthur merasa sangat senang. Karena sebelumnya mereka bahkan telah berciuman satu sama lain, Arthur pun merasa bahwa hanya dengan sekedar berpegangan tangan di depan umum seperti ini bukanlah hal yang buruk juga. "Apakah aku boleh menggenggam tanganmu?" Tanya Arthur yang ingin merasakan sentuhan tangan lembut Clarissa akibat perasaannya yang kini tengah merasa sangat senang.
Begitu mendengar Arthur yang bahkan masih meminta ijin terlebih dahulu darinya hanya untuk sekedar bergandengan tangan saja, membuat Clarissa pun rasanya ingin tertawa. "Kamu menanyakan hal yang jawabannya sudah pasti. Untuk kedepannya, jika hanya untuk sekedar bergandengan tangan atau pun berpegangan tangan di mana pun itu, kamu tidak perlu meminta ijin terlebih dahulu dariku." Karena merasa bahwa hal seperti ini suatu saat nanti akan terjadi lagi, maka dari itu Clarissa memutuskan untuk mengatakan kepada Arthur sekarang ini agar nantinya Arthur tidak lagi meminta ijin kepadanya sebelum mereka melakukan kontak fisik dengan cara bersentuhan.
Usahanya selama ini seolah terbayarkan, semakin lama menghabsikan waktu bersama dengan Clarissa, Arthur pun merasa bahwa setidaknya sudah ada kemajuan di antara hubungannya dengan Clarissa meskipun hanya sedikit demi sedikit. Meskipun kini Arthur merasa sangat senang karena Clarissa tidak lagi membangun dinding yang kokoh untuk menjadi pembatas di antara mereka, sejujurnya Arthur masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengenai cara apa lagi yang harus ia coba agar dapat meluluhkan hati Clarissa.