Setelah mendapatkan ijin, Arthur pun menggenggam telapak tangan Clarissa kemudian mencium punggung tangannya. Saat Arthur sudah puas melakukan hal yang ia inginkan yaitu bergandengan tangan bersama dengan Clarissa, datanglah seorang penyaji makanan yang berniat untuk menawarkan Clarissa dan juga Arthur daftar menu makanan. Mereka pun segera memesan menu makanan untuk makan malam, setelah itu di saat sedang menunggu makanan yang telah mereka pesan sampai jadi, Clarissa dan juga Arthur pun hanya membicarakan hal-hal yang ringan seperti makanan yang menjadi favorit mereka, kemudian bertukar pikiran terhadap sesuatu yang di sertai dengan candaan dalam setiap kalimatnya.
Rasanya, setiap saat yang Arthur habiskan bersama dengan Clarissa selalu berjalan dengan sangat cepat sampai ia menyayangkan jarum jam yang terus bergerak maju dan membuat perpisahan mereka semakin cepat. Tak terasa, Clarissa dan Arthur telah menghabsikan waktu yang cukup lama hanya untuk sekedar makan malam berdua dan saling bercerita mengenai diri mereka sendiri hingga kini jam yang terpasang di pergelangan tangan Clarissa sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam. Rupanya ia telah meninggalkan Cintya sangat lama, entah apa yang nantinya akan di lakukan oleh Cintya kepada Arthur setelah ini jika mereka berdua bertemu lagi. "Rupanya sudah malam, ya, tak terasa kita telah menghabiskan waktu cukup lama berdua." Kata Clarissa tepat setelah mereka berdua menghabsikan makanan di depan mereka.
Apa yang Clarissa katakan benar, sudah berjam-jam semenjak mereka berdua menghabiskan waktu bersama, dan kini terlihat di sekitar mereka pun tempat-tempat yang lainnya sudah terlihat sepi tanpa adanya banyak orang seperti beberapa jam yang lalu. "Kamu pasti sangat lelah, ya? Maaf karena telah menahanmu terlalu lama di sini padahal pastinya kamu juga merasa sangat lelah seharian ini." Ujar Arthur yang merasa tidak enak karena jika saja Ia tidak mengajak Clarissa mengobrol dan makam malam bersama dengannya seperti ini, Clarissa pasti sudah tertidur dengan lelap sekarang.
Padahal waktu yang telah mereka habiskan semenjak tadi adalah murni dari keinginan Clarissa dan bukannya paksaan dari Arthur yang membuat Arthur sampai harus meminta maaf karena telah menyita waktunya. "Aku menghabiskan waktu denganmu memang karena keinginanku sendiri, untuk apa kamu meminta maaf soal hal itu?" Jawab Clarissa sambil tersenyum, ia tidak ingin jika Arthur justru merasa bersalah atas hal yang bukan terjadi karena kesalahannya.
Karena sudah sampai seperti ini, Arthur merasa bahwa ia tidak boleh lagi memaksakan kehendaknya dan terus menahan Clarissa untuk tetap berada di sisinya lebih lama lagi. Sekarang sudah hampir larut malam, Clarissa yang telah menempuh perjalanan sangat jauh hari ini tentunya juga membutuhkan waktu istirahat yang cukup sebelum memulai kegiatannya yang padat esok hari. "Baiklah kalau begitu, aku akan pulang sekarang." Setelah selesai membayar biaya makan malam mereka berdua, Arthur pun segera berdiri dari tempat duduknya dan berniat untuk segera berpamitan dengan Clarissa.
Karena Arthur tampaknya juga sudah kelelahan, Clarissa pun tidak bisa lagi membiarkan Arthur lebih lama di sini. "Baiklah kalau begitu, hati-hatilah di jalan. Aku juga akan segera kembali ke kamarku." Jawab Clarissa yang ikut berdiri setelah Arthur beranjak dari kursinya. Setelah itu pun, Arthur menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Clarissa seorang diri. Kemudian setelah Arthur kini tidak terlihat lagi akibat langkahnya yang semakin jauh, Clarissa pun memutuskan untuk kembali ke dalam ruangan kamarnya.
****
Begitu Clarissa membuka pintu ruangan kamarnya dengan menggunakan kunci yang sebelumnya Ia taruh di dalam tasnya, terlihat Cintya yang masih belum tertidur dan kini tengah duduk dengan murung di atas kasurnya yang berada tepat di samping ranjang kasur milik Clarissa. Clarissa pun menghela nafas, meskipun sekarang ini Ia merasa lelah, Clarissa berfikir bahwa sekarang ini adalah waktu yang tepat baginya untuk mengajak Cintya berbicara karena kondisinya yang tidak separah sebelumnya. "Clarissa, ada yang ingin ku bicarakan denganmu." Panggil Clarissa menyebut nama Cintya sambil kembali menutup pintu kamarnya kemudian menguncinya dari dalam.
Melihat Clarissa yang bahkan langsung menghampirinya sebelum melakukan aktivitas yang lain setelah selesai berpergian dari luar, membuat Cintya pun dapat menebak bahwa apa yang ingin di bicarakan oleh Clarissa padanya berhubungan dengan Arthur. "Baiklah." Jawab Clarissa dengan tenang, ia tidak ingin memulai pertengkaran dengan Clarissa hanya karena seorang pria. Lagipula sebelumnya Cintya juga sudah menyiapkan air panas agar Clarissa bisa mandi dengan nyaman setelah ini, maka dari itu Cintya pun berfikir bahwa tidak masalah jika mereka hanya akan berbicara sebentar.
Tanpa basa-basi, begitu berada tepat di depan Cintya pun, Clarissa segera menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan semenjak tadi. "Aku ingin bertanya mengenai satu hal padamu. Sebenarnya apa yang membuatmu terlihat begitu membenci Arthur?" Tanya Clarissa merasa sangat penasaran.
Meskipun sebelumnya Cintya memang sudah bisa menebak bahwa apa yang akan Clarissa bicarakan dengannya pasti adalah hal yang menyangkut Arthur, namun Cintya tetap tidak menyangka dari sekian banyaknya pertanyaan yang bisa Clarissa tanyakan padanya, Clarissa justru lebih memilih untuk menanyakan hal itu. Karena sudah terlanjur seperti ini, maka dari itu Cintya pun berfikir bahwa tidak akan masalah jika dirinya menceritakan sesuatu yang ia ketahui soal Arthur. "Saya hanya merasa tidak setuju jika Anda meneruskan hubungan dengan Tuan Arthur setelah saya mengetahui bagaimana sifat aslinya baru-baru ini dari seseorang." Tutur Cintya dengan jujur.
Mendengar Cintya yang justru membahas mengenai sifat asli Arthur, tentunya membuat Clarissa yang selama ini memandang Arthur sebagai pria yang baik pun merasa terkejut. "Sifat asli Arthur? Katakan dengan jelas apa maksud dari ucapanmu itu dan dari mana kamu mendengar hal itu?" Tanya Clarissa yang sekarang ini merasa semakin penasaran setelah mendengar perkataan Cintya barusan.
Karena sudah terlanjur seperti ini, tidak ada alasan lagi bagi Cintya untuk tetap menyembunyikannya sendiri dan menutupi hal yang ia ketahui tentang Arthur dari Clarissa. Karena meskipun hanyalah kontrak namun Clarissa tetaplah kekasih dari Arthur dan Cintya merasa bahwa setidaknya Clarissa yang berstatus sebagai kekasih dari Arthur sekarang ini berhak untuk mengetahuinya, maka Cintya pun memutuskan untuk menceritakan semuanya. "Saya mendengarnya langsung dari seorang wanita yang juga pernah menjalani hubungan dengan Tuan Arthur. Mereka bahkan sering melakukan hal yang biasa di lakukan oleh sepasang suami istri, dia berkata bahwa Tuan Arthur sering membuatnya terharu dengan barang-barang mewah dan juga sikapnya yang tidak pelit, namun setelah menyerahkan tubuh dan juga hidupnya, pada akhirnya Tuan Arthur pun meninggalkannya. Bukankah hanya dengan di dengar saja, Anda sudah bisa membayangkan betapa kejamnya Tuan Arthur yang asli?" Kata Cintya menceritakannya dengan jujur.