"Tolong antarkan saya ke tempat pakaian jadi. Saya ingin membeli beberapa pakaian yang bisa di kenakan untuk sehari-hari." Meskipun Clarissa sekarang ini datang sebagai pembeli seolah ratu yang memang harus di layani dengan sangat baik dan penuh hormat, namun ia justru menambahkan kata tolong pada ucapannya barusan dan menggunakan bahasa yang formal saat berbicara dengan Madam Namson karena mengingat usianya yang sangat jauh di bawah Madam Namson.
Mendengar Clarissa yang meskipun telah cukup lama tinggal di luar negeri namun masih memiliki kesopanan yang begitu tinggi terhadap dirinya yang sudah tua, membuat Madam Namson pun terkejut dengannya. "Baiklah, mari ke sebelah sini." Sesuai dengan permintaan Clarissa barusan, Madam Namson pun mengantarkan Clarissa ke sebuah ruangan yang berisi berbagai macam koleksi pakaian jadi untuk wanita yang telah siap untuk di pakai. Begitu sampai pun, Clarissa segera masuk ke dalam ruangan tersebut untuk memilih beberapa pakaian yang Ia rasa cocok dengannya.
Setelah cukup lama memilih dan mencari kesana kemari dengan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya, pada akhirnya Clarissa pun mendapatkan tiga lusin pakaian untuknya, dan beberapa dari pakaian itu untuk di berikan kepada Cintya nantinya sebagai permintaan maafnya karena telah pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu dengan Cintya. Saat hampir selesai memilih pakaian, Arthur yang tampaknya baru saja selesai berbicara dengan seseorang lewat telfon tadi pun, kembali menghampirinya setelah bertanya kepada salah satu pegawai yang bekerja di sana, mengenai di mana Clarissa sekarang ini berada. "Clarissa, apa yang tengah kamu lakukan?" Tanya Arthur yang memandangi beberapa helai pakaian yang tengah di bawa oleh dua orang pegawai Madam Namson yang semenjak tadi terus berdiri di belakang Clarissa.
Saat mendengar Arthur yang memanggil namanya pun, Clarissa yang sebelumnya tengah fokus untuk mencari dua buah pakaian lagi untuknya pun, segera menengok ke sumber suara tersebut. "Ah, rupanya kamu sudah kembali. Aku hanya sedang memilih beberapa pakaian jadi saja mumpung sudah kemari, aku akan segera menyelesaikannya." Jawab Clarissa dengan buru-buru. Meskipun Arthur tidak mengatakan apapun, anehnya Clarissa justru merasa sungkan untuk berlama-lama lagi dalam memilih pakaian dan membuat Arthur jadi semakin lama menunggunya.
Arthur pun tersenyum, ia tidak menyangka jika Clarissa bahkan sampai repot-repot melakukan hal seperti itu, padahal ia datang kemari bersama dengan orang paling kaya di negara ini. Rupanya perjuangan Arthur masih panjang lagi, sampai bisa membuat Clarissa tidak lagi merasa sungkan padanya. "Hei, mulai dari sebelah sini hingga ke sebelah sana, bungkus semua dan berikan notanya kepada asistenku." Meskipun Clarissa tidak memintanya, namun Arthur dengan sendirinya ingin membelikan banyak sekali pakaian untuk Clarissa yang jumlahnya hampir semua dari pakaian yang ada di dalam ruangan tersebut.
Mendengar Arthur yang lagi-lagi bersikap berlebihan untuknya, membuat Clarissa pun jadi semakin merasa tidak enak dan memutuskan untuk menolak kebaikan yang di berikannya. Mereka adalah seorang patner, bukannya kekasih sungguhan, dan di sini yang memiliki status sebagai seorang pemohon adalah dirinya, maka dari itu Clarissa pun berfikir bahwa tidak akan baik ke depannya jika selama mereka menjalin hubungan hanya Arthur lah yang terus memberikannya berbagai macam barang. "Tidak Arthur, aku benar-benar akan membeli beberapa pakaian ini saja, tidak perlu sebanyak itu." Karena memikirkan harga diri Arthur yang begitu tinggi, maka dari itu Clarissa pun memutuskan untuk tidak mengatakan bahwa ia akan membayar pakaian yang baru saja selesai di pilih olehnya dengan menggunakan uang pribadi miliknya sendiri, mengingat di dalam ruangan itu pun juga masih terdapat Madam Namson yang mendengarkan obrolan mereka.
Tentu saja sebagai pemilik dari butik tersebut, saat mendengar bahwa Arthur lagi-lagi berniat memberinya keuntungan yang sangat besar dengan cara memborong seluruh pakaian jadi buatannya yanh berada di dalam ruangan itu untuk kekasihnya, membuat kedua bola mata Madam Namson yang semula normal itu pun kini berubah menjadi hijau. "Pilihan yang sangat tepat, sekali. Baiklah, saya akan segera meminta para pekerja saya untuk langsung membungkus ini semua kemudian mengirimkannya ke kediaman Anda beserta dengan nota pembayarannya." Jawab Madam Namson dengan cepat yang lagi-lagi mendahului Clarissa, sebelum Arthur benar-benar berubah pikiran karenanya.
Lagi-lagi, meskipun telah berusaha keras untuk menolak pemberian berlebihan dari Arthur, pada akhirnya Clarissa pun tidak memiliki kuasa untuk menolaknya dan selalu kalah dengan Madam Namson yang selalu mendahului ucapannya. Entah berapa banyaknya uang yang telah Arthur habiskan hanya untuk pergi berdua saja dengannya seperti ini tapi anehnya, Clarissa justru merasa takut dengan hal ini jika mungkin saja kedepannya Arthur akan meminta bayaran dari semua uang yang telah ia keluarkan selama bersama dengannya. "Hah .... terserah padamu saja." Tutur Clarissa yang tidak lagi memiliki tenaga untuk mencegah Arthur yang telah bulat dengan keputusannya.
Meskipun sebenarnya Arthur tau bahwa apa yang ia lakukan seperti ini tidak dapat membuat Clarissa jatuh hati dengannya, namun Arthur tetap melakukannya dengan berfikir bahwa setidaknya suatu saat nanti jika mereka berdua benar-benar berpisah dan tidak di takdirkan untuk bersama, namun masih ada kenangan yang ia tinggalkan agar Clarissa dapat selalu mengingatnya lewat pakaian-pakaian tersebut. "Kirim saja bersamaan dengan pakaian yang kami pesan untuk besok." Ujarnya pada Madam Namson.
Madam Namson pun mengangguk dengan sangat senang, dari kedatangan Arthur kali ini, entah sudah berapa banyak rumah sekaligus tanah yang dapat ia beli dari uang pemberian Arthur nantinya pada saat membayar semua pakaian yang telah mereka borong. Karena Arthur dan juga Clarissa menganggap bahwa urusan mereka di butik tersebut telah selesai, maka mereka berdua pun memutuskan untuk kembali pulang. Madam Namson pun melakukan hal yang bahkan di seumur hidupnya tidak pernah ia lakukan, yaitu mengantar para tamunya yang berniat untuk pulang itu sampai di depan butik. Namun mengingat bahwa Arthur dan juga kekasihnya itu merupakan tamu VVIP, maka dari itu Madam Namson pun berfikir bahwa mereka setidaknya layak untuk mendapatkan pelayanan khusus darinya.
****
Saat keluar dari dalam butik, tak lupa Clarissa kembali memakai masker yang sebelumnya sempat Ia lepas. Ia pun berlari ke dalam mobil terlebih dahulu, untuk meminimalisir kemungkinan bahwa akan adanya seseorang yang mungkin mengenalinya nanti. Tak lama setelah Clarissa masuk ke dalam mobil pun, Arthur datang dan duduk di sampingnya untuk menyetir mobil dan mengantarkan Clarissa kembali ke hotel tempat Ia menginap. Kini, hanya ada mereka berdua di dalam mobil tersebut tanpa ada seorang pun yang dapat melihat ataupun mengganggu mereka berdua.