Clarissa pun benar-benar di pisahkan dengan Arthur. Ia di bawa ke sebuah ruangan sebelah barat, sementara Arthur ke ruangan sebelah timur. Begitu ia dan Madam Namson masuk ke sebuah ruangan, para pekerja Madam Namson pun langsung keluar dan menghampiri mereka berdua secara bersamaan. Di saat itulah Clarissa merasa khawatir, karena dengan di kelilingi oleh orang sebanyak ini, mungkin saja identitasnya akan terbongkar, apalagi tidak ada Arthur di sampingnya sekarang ini.
Melihat Clarissa yang masih bersikap waspada terhadap sekitarnya pun, membuat Madam Namson sebagai pemilik dari butik ini pun, harus memberikan ketenangan bagi pelanggan spesialnya. "Tenang saja, Nona. Anda bisa bersikap nyaman di sini karena Tuan Arthur pun sudah mengatakannya kepada saya, identitas Anda akan aman." Ucap Madam Namson sambil menggandeng Clarissa dengan sangat hangat.
Karena Madam Namson memberinya kepercayaan sampai seperti itu, kini tidak ada lagi alasan bagi Clarissa untuk bersikap waspada terhadap sekitarnya. Clarissa pun memutuskan untuk membuka masker yang semenjak tadi menutupi wajahnya, sehingga kini ia dapat bernafas dengan lega tanpa merasa sesak seperti sebelumnya. Clarissa pun melewati proses pengukuran tubuh dengan tenang karena sudah terbiasa mengalami hal seperti ini. Mulai dari ukuran dada, lengan, pinggang, hingga ke bagian-bagian lainnya pun sudah selesai di ukur. Setelah Arthur pun selesai melewati proses pengukuran, ia pun kembali menemui Clarissa yang kini tengah memilih warna sekaligus kain yang akan di gunakan untuk membuat pakaiannya langsung setelah ini. Madam Namson pun membawakan beberapa contoh kain dengan warna yang berbeda-beda, Arthur pun menyerahkan proses pemilihan kain dengan warnanya itu sepenuhnya kepada Clarissa karena merasa bahwa pilihan Clarissa pasti akan lebih baik dari pada pilihannya.
Setelah cukup lama membiarkan Clarissa bersama dengan Madam Namson, Arthur pun mencoba untuk bertanya padanya. "Apakah sudah selesai? Model pakaian seperti apa yang kamu pilih?" Tanya Arthur sambil menatap Clarissa dengan sungguh-sungguh.
Clarissa pun meminta Madam Namson untuk kembali mengambil sebuah buku berisi berbagai macam model gaun pesta yang sebelumnya Madam Namson tunjukkan padanya. Setelah beberapa lama membolak-balikkan halaman buku untuk mencari kembali model gaun yang sebelumnya Ia pilih, pada akhirnya Clarissa pun menunjuk ke salah satu gambar yang terdapat pada halaman ke 37 album itu. "Aku memilih yang ini. Cantik, bukan?" Kata Clarissa yang menunjukkan kepuasannya terhadap model gaun yang telah ia pilih itu.
Arthur pun mengamati gambar tersebut lebih teliti lagi agar dapat mengetahui seperti apa model gaun yang telah di pilih oleh Clarissa sehingga Clarissa terlihat sangat senang seperti ini saat menunjukan padanya. Namun tak di sangka, rupanya Clarissa memilih gaun dengan model yang cukup terbuka di bagian punggung sekaligus lengannya, dan hal itu membuat Arthur merasa tidak senang. Bagaimana mungkin ada seorang pria yang rela jika keindahan tubuh dari kekasihnya di perlihatkan kepada banyak orang? Itulah hal yang tengah Arthur rasakan sekarang ini. "I-ini memang sangat indah dan cocok untukmu, tapi tidak bisakah kamu memilih model gaun yang lain? Masih ada banyak model gaun yang lainnya yang lebih bagus dari ini." Namun karena tidak ingin Clarissa merasa tidak nyaman dengan ucapannya, maka dari itu Arthur tidak mengatakannya secara terang-terangan.
Melihat respon yang di tunjukkan oleh Arthur tidak sesuai dengan bayangannya, membuat Clarissa yang sudah terbiasa dengan model pakaian seperti ini akibat pekerjaannya sebafai seorang model pun, bertanya-tanya dengan maksud sebenarnya dari ucapan Arthur barusan itu. "Memangnya ada apa? Aku cukup nyaman dengan model gaun seperti ini akibat sering memakainya." Tanya Clarissa secara halus.
Untuk sesaat Arthur melupakan sesuatu yang penting, bahwa Clarissa adalah seorang model terkenal yang berasal dari luar negeri, tentu saja memakai gaun dengan model seperti ini bukanlah lagi hal yang tabu baginya. Meskipun begitu, Arthur tetap mencoba untuk menerangkannya secara halus kepada Clarissa. "Aku hanya tidak rela jika besok akan ada banyak pria yang menatapmu dengan tatapan menjijikkan." Cara yang Arthur gunakan bukanlah dengan menentang keputusan Clarissa, tapi dengan membuat Clarissa mengerti akan perasaannya sekarang ini.
Begitu mendengar ucapan Arthur barusan, barulah Clarissa dapat mengerti. Meskipun sebenarnya sangat di sayangkan karena Ia sudah terlanjur merasa suka dengan model pakaian yang sebelumnya sudah ia pilih, namun jika memikirkan perasaan Arthur, Clarissa pun mencoba untuk menurutinya. "Baiklah kalau begitu, Madam, tolong buatkan gaun untukku dengan model yang ini." Clarissa pun mengganti model gaunnya yang sebelumnya terlalu memperlihatkan bagian punggung dan juga lengan, menjadi yang sedikit lebih tertutup di bagian-bagian tertentu.
Tentu saja melihat kebersamaan di antara Arthur dan juga Clarissa seperti sekarang ini, membuat Madam Namson tercengang. Bagaimana tidak? Pria yang terkenal berhati dingin seperti Arthur, bahkan sampai mempermasalahkan model gaun kekasihnya hanya karena hal sepele seperti itu akibat kecemburuannya. Begitu juga sebaliknya, Clarissa yang terkenal sebagai wanita yang memiliki hati baja dan tidak pernah menurut kepada siapapun, justru dengan mudahnya merubah keputusannya hanya dengan satu suara dari Arthur. Pemandangan harmonis seperti ini adalah hal yang langka baginya untuk di lihat. "Baiklah, saya akan menggunakan model ini untuk membuat gaun Anda." Jawab Madam Namson yang pada akhirnya mengikuti pergantian keputusan Clarissa dalam pemilihan model gaun.
Mendengar Clarissa yang langsung mengerti akan maksud dari ucapannya tadi yang secara tidak langsung meminta Clarissa untuk memilih model gaun lainnya, membuat Arthur pun merasa sangat senang. Namun saat Arthur ingin mengucapkan terimakasih atas keputusan Clarissa yang memikirkan perasaannya itu, ada sebuah panggilan masuk dari ponselnya. Arthur pun merogoh ponselnya dari dalam saku, dan ternyata panggilan tersebut berasal dari rekan kerjanya yang tentu berisi tentang hal penting, maka dari itu Arthur merasa bimbang di antara dua pilihan, haruskah ia mengangkat panggilan itu dan meninggalkan Clarissa sebentar, ataukah lebih memilih untuk menikmati waktunya dengan Clarissa saat ini dan mengabaikan panggilan penting tersebut.
Melihat Arthur yang terlihat tengah kebingungan saat ini, membuat Clarissa yang mengerti akan kecemasannya pun memberikan kode lewat tatapannya, seolah mengatakan agar Arthur dapat segera mengangkat panggilan yang terus-menerus membuat ponselnya itu berdering dan berbicara di telfon terlebih dahulu dengan nyaman tanpa mempedulikan dirinya. Begitu menyadari Clarissa yang kini telah memberinya ijin untuk mengangkat panggilan dan meninggalkannya sejenak, membuat Arthur setidaknya dapat merasa lega untuk menjauh sebentar darinya. Setelah itu pun, Arthur segera pergi untuk mengangkat panggilan tersebut. Kini, hanya ada Clarissa dengan Madam Namson berdua saja. Mumpung sudah seperti ini, Clarissa berniat untuk mencari pakaian untuknya pakai selama berada di negaranya ini.