KIANO mulai gelisah menunggu Leonardo yang tak kunjung kembali. Dengan perlahan dia berjalan menuju ruang rawat Rahaya.
"Ki!" Rahaya bergumam saat matanya mulai bisa membuka dan pandangan mereka bertemu.
"Istirahat saja dulu Ra, jangan banyak bergerak." Kiano memberi isyarat supaya untuk sementara menghemat energi dan emosinya. Dengan patuh Rahaya kembali mengatupkan mata.
Lelaki itu mendesah pelan saat dia membolak-balik rekam medis Rahaya dan memeriksanya berkali-kali.
"Keguguran, gegar otak ringan dan amnesia? Dia mengingatku dengan jelas, bagaimana mungkin laporan ini mengatakan kalau dia mengalami amnesia?" omel Kiano dengan kesal.
Kembali dia menarik nafas pelan. Kiano bukanlah tipe yang bisa bersabar. Dia mungkin memiliki kemampuan analisa yang cepat tapi bukan tipe seorang penganalisis yang sabar dalam banyak aspek.
"Jenis amnesia yang dialami Rahaya adalah amnesia sebagian." Dokter yang menangani Rahaya menjelaskan kondisi pasiennya kepada Kiano.