"KAU benar-benar lelaki kasar Mas. Lihat akibat ulahmu. Tanpa penutup, sisa minumanku di dalam gelas itu jadi bebas dimasuki lalat." Suara keluhan Rahaya mampu mengalihkan Leo .
Lalaki itu segera menoleh ke arah gelas di atas nakas kecil di samping tempat tidur Rahaya.
Benar saja. Seekor lalat nampak terperangkap di dalam air. "Kau membuat minuman itu jadi tidak pantas lagi untuk diminum." Rahaya tersenyum pahit.
"Apa pun yang dirasa sudah tak pantas lagi, maka tempat yang layak untuknya hanyalah tempat sampah, bukankah begitu tuan Leo yang terhormat?" Rahaya tergelak mendengar kalimatnya sendiri.
Sedikit pun Rahaya tak ingin memberi kesempatan pada Leo untuk balas bicara. Masih belum cukup rasanya mengeluarkan uneg-uneg yang selama ini tertahan di hatinya.
"Meskipun sebenarnya minuman itu masih sangat kubutuhkan untuk mengurangi dahaga. Tapi sepert biasa, kau dengan kejam selalu saja tega mengotorinya."