Chereads / SHE / Chapter 8 - DARI DOSA KE DOSA

Chapter 8 - DARI DOSA KE DOSA

SALAHKAH dia, bila dirinya memaknai semua perbuatan terkutuk itu sebagai kenangan indah yang terasa begitu menakjubkan.

Hana Aura ....

Ternyata Hana benar-benar sosok yang begitu memabukkan. Lekuk tubuhnya, desahannya, sentuhan jemarinya, tatapan matanya Semua pesona itu telah melabuhkan pengembaraan jiwa Sandi yang selama ini dahaga akan cinta dan kasih sayang.

Penerimaannya dan semua tuntutannya, membuat rasa percaya diri Sandi muncul kembali. Ia benar-benar merasa dihargai. Hingga kini pun seluruh panca indera Sandi masih bisa merasakan kelembutan wanita bernama Hana Aura itu

Inikah yang dinamakan perselingkuhan? Perbuatannya tak hanya mengotori tubuhnya sendiri. Sandi pun telah mengotori janji pernikahannya dengan Laura Manangsang?

Siapa yang salah ...?

Sandi Lakaran merasa tak sepenuhnya bersalah. Laura istrinya juga memiliki andil atas kesalahan yang terjadi. Laki-laki itu mulai mencari kambing hitam.

'Tapi, mengapa setelah semuanya berakhir, tanpa kata, tanpa pesan, Hana meninggalkannya begitu saja?' Jiwa Sandi yang gelisah mendakwa keadaan.

***

SANDI menikahi Laura begitu ia berhasil menyelesaikan kuliahnya. Mereka bertemu melalui sebuah peristiwa yang cukup unik sebelum pernikahan itu terjadi.

Karena kecelakaan yang dialaminya membuat Sandi Lakaran harus menjalani perawatan yang cukup lama di rumah sakit, dimana Laura bekerja.

Ketelatenan gadis itu dalam memenuhi semua kebutuhan Sandi selama menjalani perawatan, telah membuat hatinya tergugah.

Sandi jatuh cinta pada senyum Laura, setiap kali gadis itu datang menjalankan tugas, memandikan, mengganti pakaian dan menyuapinya.

Sandi tidak mau membuang-buang waktu. Begitu bertemu dengan kedua orang tua Laura, dia pun melamarnya, tanpa keraguan sedikitpun.

Tak ada yang bisa melarang keinginan Sandi ketika itu. Tidak keluarga, sahabat maupun kerabat dekatnya.

Walaupun Laura tipikal wanita yang tak banyak bicara, namun istrinya itu tetap mampu mengimbangi Sandi, sesuai dengan harapannya selama ini.

Rumah tangga yang baru mereka bina senantiasa bergelimang kebahagiaan. Apalagi istrinya pun langsung hamil tanpa perlu menunggu lama.

Namun Sandi kelimpungan saat menghadapi kenyataan yang mencengangkan. Laura melahirkan seorang bayi lelaki di bulan keenam, setelah pernikahan itu.

Jiwa Sandi memberontak. Dia tak terima dengan apa yang terjadi. Namun lelaki itu tak berdaya begitu ingat kengototannya saat memilih Laura.

Mulut Sandi berat untuk mengungkapkan perasaan kecewanya kepada keluarga dan kerabat yang sejak awal terlihat kurang setuju dengan pilihannya.

Rasa cinta membuat Sandi jadi kelu lidah. Dengan perasaan campur-aduk, dia pun berupaya untuk ikhlas menerima kelahiran bayi lelaki mungil yang mereka beri nama Rangga.

Apakah masalahnya selesai? Ternyata tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Kejadian selanjutnya malah semakin runyam. Sikap protektif Laura pada Rangga benar-benar membuat Sandi gila.

Bila sedikit saja kedapatan olehnya Sandi membentak atau melarang bocah lelaki itu, Laura pasti siap pasang badan untuk membela.

Pada awalnya Sandi tak begitu peduli dengan sikap berlebihan yang diperlihatkan Laura. Namun, ketika sikap protektif itu semakin menjadi-jadi. Sandi mulai berfikir.

'Kenapa Laura seolah membuat jarak antara dia dengan putranya sendiri. Apakah ada rahasia yang disembunyikan Laura dari dirinya?

Sandi mulai menelisik masa lalu. Lelaki itu ingat sesuatu. Laura pernah menemuinya dengan wajah begitu kusut.

Sisa tangisan masih membekas di kelopak matanya yang membengkak. Meskipun tetap berusaha untuk tersenyum, tapi Sandi tau, saat itu Laura tidak sedang baik-baik saja.

Laki-laki itu menghitung mundur, meruntut waktu kejadian. Saat peristiwa itu terjadi dia masih menjalani perawatan.

Sandi mengalami kecelakaan saat hendak bertemu dosen pembimbing skripsi yang sedang dikerjakannya.

Dua bulan setelah itu dia berhasil diwisuda dan memutuskan menikahi Laura Manangsang.

Apakah Rangga bukan anak kandungnya?' Pikiran Sandi buntu. Hatinya pilu saat sampai pada kesimpulan itu.

Bila diperhatikan dengan seksama, memang tak sedikitpun roman muka Sandi ada di raut wajah balita kecil bertubuh gempal itu.

Siapa sebenarnya ayah biologis Rangga? Lelaki seperti apa yang saat itu membuat Laura terluka sehingga memutuskan menerima lamarannya?

Apakah Laura tak pernah mencintainya? Apakah Laura hanya menjadikannya sebagai pelarian, dan penutup aib memalukan yang terlanjur dilakukannya?

Sayangnya, Sandi tak berani membahas rahasia masa lalu Laura yang telah membuat istrinya melahirkan di bulan keenam setelah pernikahan dilangsungkan.

Dua tahun setelah itu, Laura hamil kembali. Liliana, lahir dengan fisik yang cantik. kulitnya putih, seperti papanya. Senyumnya manis seperti mamanya.

Kehadiran Liliana ternyata tidak berpengaruh pada hubungan mereka berdua. Laura tetap saja memperlihatkan sikap protektif yang janggal pada Rangga.

Begitu melahirkan anak mereka yang ketiga, sikap Laura malah berubah total. Sandi benar-benar merasa asing dengan istri sendiri.

Tak ada lagi gelak canda tawa serta keberduaan yang penuh kemesraan di antara mereka. Sikap laura cuek dan ketus. Setiap saat kerjanya hanya mengeluh saja.

Apa yang membuat Laura berubah sedrastis itu? Sandi pun tak tahu. Setiap ditanya, Laura selalu memberikan jawaban yang tidak memuaskan.

Alasan takut hamil dan merasa sakit saat melahirkan kerap kali dikemukakan Laura ketika Sandi mendekat hendak menyebadaninya.

Waktunya yang habis tersita dengan semua kesibukan kerja dan mengasuh anak-anak adalah alasan lain, bila Sandi ingin mengajaknya menghabiskan waktu berdua.

Bentuk tubuh yang kian melebar tak terkendali, juga dipakai Laura saat Sandi minta ditemani untuk menghadiri undangan mitra atau sekedar datang ke sebuah acara pernikahan.

Kejenuhan dan rasa diabaikan membuatnya mulai mencari pelarian. Sandi berusaha menghabiskan waktu luang dengan aktif bermedsos.

Pengalaman dan pergaulan yang didapatnya di dunia maya, membuat Sandi kian paham seluk-beluk dunia kepenulisan onlen.

Untuk meningkatkan kapasitas dirinya, Sandi mencoba melamar sebagai Editor di salah satu platform terbaik dan memiliki jangkauan pembaca yang luas.

Jam terbang dan sedikit pengetahuan tentang teknik kepenulisan membuat dia kian piawai menjalani kesibukan barunya itu. Sandi Lakaran jadi keasyikan menggeluti dunia kepenulisan onlen.

Kegiatan itu sama sekali tidak mempengaruhi jalannya perusahaan. Toh, Sandi memiliki beberapa karyawan kepercayaan yang digajinya untuk membantu kelancaran kerja harian di kantor miliknya itu.

***

MENJELANG sore hari, para penulis yang mengikuti acara workshop, mulai terlihat berdatangan. Halaman belakang vila yang dipilih menjadi lokasi acara pun, sudah nampak ramai dengan suara canda tawa mereka.

Sebuah saung besar dan artistik, berdiri di atas hamparan rerumputan hijau. Saung itu pun sarat dengan para peserta yang memilih duduk di sana. Mereka bercakap-cakap dengan santai sambil menjulurkan kaki.

Angin sore mengirimkan semilirnya pada dedaunan pohon ketapang yang rindang, dan pokok kelapa yang tinggi menjulang. Udara yang sejuk makin menambah kenyamanan suasana di tempat itu.

Semakin sore, orang-orang yang berada di pinggir pantai pun terlihat semakin ramai. Mereka berteriak-teriak dengan begitu gembira, saat berlarian menghindari jilatan lidah ombak.

Sepertinya gelombang laut sedang pasang. Para pemain jetsky dan peselancar dengan berani membiarkan dirinya terombang-ambing di puncak gelombang yang terus menerus begulung-gulung.

Suara teriakan dan seruan kagum terdengar saling meningkahi, saat para peselancar itu berhasil mendarat di atas permukaan laut, begitu ombak besar terhempas di pinggir pantai.

~ Happy reading Beib ~