Chereads / Istri Kedua Tuan Muda / Chapter 18 - Suami Terbaik

Chapter 18 - Suami Terbaik

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam 55 menit. Membuat Fely merasa sangat lelah, hingga setelah sampai di penginapan wanita itu, seketika merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk.

Ia merasa jika, punggungnya terasa amat pegal sekali, maka dari itu ia memilih beristirahat terlebih dahulu sebelum berjalan-jalan bersama dengan suami tercintanya.

"Sayang, aku ingin istirahat dulu. Tubuhku terasa pegal sekali," ucap Fely, sambil menatap suaminya yang sedang menata koper.

"Baiklah sayang, istirahatlah. Karena, setelah ini kita akan bersenang-senang tanpa henti," jawab lelaki itu sambil tersenyum dari kejauhan.

Fely pun langsung membalas senyuman dari suami tercintanya dengan segenap hati, setelah itu langsung memiringkan tubuhnya untuk mendapatkan posisi yang nyaman untuk tidur.

Namun, saat matanya baru saja terpajam, ia merasakan seseorang tengah mengelus rambutnya denga begitu halus. Karena, merasa tak nyaman Fely pun memilih membuka matanya dan melihat siapa yang ada di dekatnya saat ini hingga membuat tidurnya merasa tak nyaman.

"Mas?" ucap Fely. Mata tersontak saat melihat suaminya berada tepat di dekat tubuhnya dengan penuh senyuman dan tangan Arga tetap membelai rambut istrinya.

"Kenapa kamu bangun? Aku hanya ingin membelaimu saat kamu tertidur, karena, saat itu kamu terlihat sangat cantik sekali. Aku beruntung bertemu denganmu Fely," ucap Arga penuh senyuman. Dan gerakan tangan tak pernah ia hentikan.

"Udah ah, kamu nih ngegombal mulu. Aku mau istirahat, gombalnya di tunda dulu," timpal Fely dengan wajah yang masam, namun sebenarnya hatinya begitu bahagia medengar ucapan suaminya.

Meski banya sekali berbedaan, terutama pendapat dan pola hidup. Namun, mereka berdua tetap berusaha saling melengkapi satu sama lain agar selalu tampak kompak dan serasi di pandang dunia. Arga, selalu saja berkata berulangkali pada Fely, bahwa dirinya merasa bersyukur dan tak ada rasa penyesalan sama sekali telah di satukan dalam ikatan cinta bersama dengan wanita ini.

Kekurangan yang ada di dalam diri istirnya tak pernah Arga tuntut, dirinya selalu memahami semuanya bahkan apa pun yang terbaik untuk istrinya akan segera dirinya lakukan.

"Mas, aku lelah." Keluh Fely dengan muka masam.

"Ya, sudahlah sayang, istirahat. Aku hanya ingin duduk di sampingmu saat kamu tertidur lelap," sahut Arga.

"Ya sudah kalau begitu, jangan berisik ya, tau sendiri kalau aku tidur semuanya harus tenang," timapal Fely.

"Iya istri, cantikku," puji Arga.

Namun, ketika Fely beranjak memalingkan kepalanya untuk mendapatkan tempat yang nyaman

*Muachh...

Kecupan yang terdengar begitu jelas, mendarat di pipi Fely. Hingga membuat wanita itu yang sedang terpejam terkejut saat, merasakan ciuman dari suami tercintanya.

"Tetaplah bersamaku sayang, aku tak tau jika tanpamu. Apakah aku bisa sampai di titik ini atau tidak," ucap Fely dalam hati dengan keadaan mata yang terpejam.

Setelah memanjakan istrinya Arga pun memilih keluar untuk menghirup udara segar. Bila terus berada di dalam dirinya akan merasa sangat bosan lagi pula Fely ingin istirahat dengan nyaman.

Arga merasa takjub dengan pemandangan yang berada di Bali, bahkan pantainya terlihat sangat sejuk sekali saat siang hari. Ingin rasanya kesana tetapi, ia tak tega meninggalkan istrinya sendirian.

Vila yang ia pilih tak salah, temapatnya begitu strategis dengan pantai hingga saat berada di vila pun pantai tetap terlihat dengan jelas ke indahannya.

***

Gisell masih kepikiran dengan acara yang akan di hadiri oleh teman-temannya sebenarnya, ia juga ingin ikut party namun, entah kenapa hatinya terasa ragu, dan ia pula merasa tak cocok bila berada di tempat itu.

Namun, jika dirinya tak hadir pasti semua teman-temannya akan memaksa dirinya untuk ikut.

"Duhhh, gua enggak punya baju," dengus Gisell, menatap ke arah lemarinya yang sudah berantakan.

Ia bingung akan mengenkan gaun apa, karena semua teman-temannya pasti mempunyai styel masing-masing dengan serba barang yang brande.

"Gua enggak punya baju, kalau pun gua enggak ikut pasti semua pada maksa! Gua mesti gimana nihhh," bingung Gisell, dengan mulut yang terus saja mengoceh tanpa henti.

Semua baju yang ada di lemarinya sudah berserakan di lantai, hingga kamar Gisell terlihat sangat kumuh sekali. Ia benar-benar bingung tak ada baju yang cocok dengan pesta yang akan dirinya hadiri, semuanya tampak jelek-jelek, bahkan baju yang baru kemarin dirinya beli pun sudah merasa tak cocok untuk ia kenakan lagi.

"Aku ajak Linda shooping aja deh," batin Gisell, dengan segera meraih ponselnya dan segera menghubungi Linda.

Ketika membuka mata Fely di kejutkan dengan sesuatu yang telah di siapkan oleh Arga untuk dirinya.

Bahkan senyuman manis tak pernah lepas dari wajah Fely, aura kebahagia sangat terpancar dengan jelas.

"Kemana Mas Arga?" ucap Fely, celingukan mencari keberdaan suaminya yang tak tau dimana.

Ia pun segera turun dari kasur dan mencari suaminya, pandanganya seketika menjadi penasaran saat melihat pintu, yang menembus langsung pemandangan ke arah pantai terbuka.

"Kok kebuka ya?" batin Fely, dengan kaki perlahan-lahan melangkah.

"Mas, Mas Arga," pangilnya berulangkali, tetapi tak ada jawaban.

Saat melihat keadaan sekitar pun, tak terlihat sosok suaminya berada di sini.

"Hih! Nyebelin kemana sih, dia tuh," dengus Fely. "Masa Cuma ngasih kejutan, habis itu langsung pergi gitu aja" lanjutnya, dengan hati yang dongkol.

Mata Fely, merasa teposana dengan pemandangan laut lepas yang berada di hadapanya, sungguh indah sekali, tetapi semua ini akan jauh lebih indah bila dirinya saksikan bersama dengan Arga.

"Kemana sih Mas Arga, kok dia ngilang gitu aja," batin Fely,

"Hufttt, sudahlah. Mungkin dia ada hal penting, yang negbuat dia ninggalian aku sendirian di villa ini," ucap Fely, dengan nada yang pasrah.

Saat sedang meikmati pemandangan Fely merasakan seseorang tengah memelingkarkan tanganya di perutnya.

"Mana mungkin sih, seorang Arga ninggalin istrinya sendirian di villa," ucap lelaki itu pada telingan Fely.

Saat mendengar suara yang tak asing itu, Fely langsung memalingkan tubuhnya dan menatap lelaki yang berada di belakangnya.

"Kamu dari mana aja sih! Aku panik nyariin kamu mas," keluh Fely.

"Maaf kalau udah bikin kamu panik, tapi dari tadi aku disni kok. Cuma diem aja biar kamu enggak tau," ujar Arga.

"Ihhh, usil banget sih!," dumel Fely. "Istri sendiri selalu aja di jailain," lanjutnya.

"Iya maaf, istriku yang cantik. Udah dong jangan masang wajah yang masam nanti cantiknya bisa hilling," ledek Arga.

"Love you Fely," ucap Arga, sambil memeluk Fely dengan erat dan hangat.

Mereka berdua merasa bila momen ini akan sulit di dapatkan, bila saat di rumah pun selalu ada 2 pembantunya yang terkadang selalu saja mengganggu momennya.

Maka dari itu setiap momen yang ada di Bali akan mereka berdua abadikan sebaik-baik mungkin, agar selalu teringat di hati dan pikiran.

"Mas, aku lapar," ucap Fely, saat posisi sedang dalam dekapan pelukan suaminya.

Arga pun langsung melepaskan pelukan itu dan menatap istrinya, "Kamu lapar?"

"Iya mas, dari tadi aku nyariin kamu mau ngajak kamu makan eh, kamunya malah ngilang," jelas Fely.

"Balas dulu dong, ucapan aku. Baru setelah itu kita makan,"

"Oh, iya deng. Aku lupa," balas Fely dengan cengingisan.

"Ya udah buru. Janga cengir-cengir mulu,"

"Love you to my husband," uca Fely sambil tersenyum, lalu mencium pipi kanan Arga dengan khidmat.